Frustrasi Tak Dilindungi, Armenia Ancam Keluar dari Blok Militer Pimpinan Rusia
Rabu, 24 Mei 2023 - 00:41 WIB
YEREVAN - Armenia mengancam akan keluar dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), blok militer yang dipimpin Rusia . Yerevan frustrasi dengan kurangnya perlindungan dari Moskow sebagai sekutunya.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan negaranya dapat menarik diri dari CSTO.
Yerevan merasa Moskow telah gagal melindungi Armenia dalam menghadapi ancaman militer dari Azerbaijan.
"Saya tidak mengesampingkan bahwa Armenia akan mengambil keputusan untuk mundur dari CSTO, jika blok tersebut gagal untuk menghormati kewajiban perjanjiannya," katanya dalam konferensi pers di Yerevan, seperti dilansir The Moscow Times, Selasa (24/5/2023).
Pernyataan Pashinyan muncul menjelang pembicaraan dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev yang akan diselenggarakan oleh pemimpin Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis di Moskow.
Terkunci dalam konflik teritorial selama puluhan tahun, dua negara Kaukasus itu telah berusaha untuk merundingkan perjanjian damai dengan bantuan Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Keterlibatan diplomatik Barat di Kaukasus telah membuat jengkel pialang kekuasaan regional tradisional; Rusia.
"Kami mulai membahas masalah keamanan dengan mitra Barat kami karena kami melihat sistem keamanan di kawasan itu tidak berfungsi," kata Pashinyan.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan negaranya dapat menarik diri dari CSTO.
Yerevan merasa Moskow telah gagal melindungi Armenia dalam menghadapi ancaman militer dari Azerbaijan.
"Saya tidak mengesampingkan bahwa Armenia akan mengambil keputusan untuk mundur dari CSTO, jika blok tersebut gagal untuk menghormati kewajiban perjanjiannya," katanya dalam konferensi pers di Yerevan, seperti dilansir The Moscow Times, Selasa (24/5/2023).
Pernyataan Pashinyan muncul menjelang pembicaraan dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev yang akan diselenggarakan oleh pemimpin Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis di Moskow.
Terkunci dalam konflik teritorial selama puluhan tahun, dua negara Kaukasus itu telah berusaha untuk merundingkan perjanjian damai dengan bantuan Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Keterlibatan diplomatik Barat di Kaukasus telah membuat jengkel pialang kekuasaan regional tradisional; Rusia.
"Kami mulai membahas masalah keamanan dengan mitra Barat kami karena kami melihat sistem keamanan di kawasan itu tidak berfungsi," kata Pashinyan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda