Zelensky Bandingkan Bakhmut dengan Hiroshima yang Dibom Nuklir AS
Senin, 22 Mei 2023 - 07:09 WIB
HIROSHIMA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kehancuran kota Bakhmut akibat pertempuran berbulan-bulan mengingatkan pada dampak pengeboman nuklir Amerika Serikat (AS) di Hiroshima .
Itu disampaikannya kepada wartawan pada hari Minggu saat menghadiri KTT G7 yang diselenggarakan di Hiroshima, Jepang.
“Foto-foto Hiroshima mengingatkan saya pada Bakhmut,” kata Zelensky, seperti dikutip France24, Senin (22/5/2023).
Dia meletakkan karangan bunga di tugu peringatan para korban bom atom di Hiroshima selama kunjungannya.
“Benar-benar kehancuran total. Tidak ada apa-apa, tidak ada orang,” katanya, seraya menambahkan bahwa semua bangunan hancur di kota yang diklaim telah direbut total oleh Rusia selama akhir pekan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi perebutan Bakhmut pada Sabtu malam.
Pada hari Minggu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ucapan selamat kepada para tentara bayaran Wagner Group dan prajurit reguler Angkatan Darat Rusia karena berhasil merebut kota itu.
Namun Kiev terus menyangkal kehilangan kendali atas Bakhmut.
Zelensky sendiri mengirimkan isyarat beragam tentang situasi di lapangan.
Pada Minggu pagi, dia mengatakan kota itu “hanya ada di hati kami” ketika ditanya apakah Ukraina masih menguasai Bakhmut.
Belakangan, dia menyangkal kota itu diduduki oleh Rusia.
Pemimpin Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa tidak ada tentara Ukraina yang tersisa di Bakhmut—yang oleh Rusia disebut sebagai Artyomovsk.
Pengeboman nuklir AS di Hiroshima menewaskan antara 70.000 hingga 80.000 warga sipil atau sekitar 30% dari populasi kota saat itu, menurut berbagai perkiraan.
Sekitar 70.000 orang lainnya terluka. Ledakan bom nuklir itu juga menewaskan sekitar 20.000 personel militer Jepang.
Bom nuklir "Litte Boy" yang meledak sekitar 580 meter di atas kota di atas Klinik Bedah Shima menghancurkan segalanya dalam radius sekitar 1,6 kilometer. Itu juga menyebabkan kebakaran besar yang melanda 11 kilometer persegi. Menurut pejabat Jepang, hampir 70% bangunan kota hancur.
Bakhmut, kota tambang garam di Donbas, telah menjadi tempat pertempuran sengit selama sekitar delapan bulan antara pasukan Rusia dengan Ukraina.
Pada 2017, total populasi Bakhmut berjumlah lebih dari 71.000 orang. Sebagian besar penduduk dievakuasi sebelum pertempuran dimulai atau sebelum pertempuran.
Namun, menurut Komite Palang Merah Internasional, sekitar 10.000 orang masih tinggal di kota itu pada akhir Maret.
Kiev juga menyatakan bahwa pertempuran untuk Bakhmut merenggut nyawa sekitar 4.000 warga sipil. Rusia tidak mengomentari perkiraan ini.
Itu disampaikannya kepada wartawan pada hari Minggu saat menghadiri KTT G7 yang diselenggarakan di Hiroshima, Jepang.
“Foto-foto Hiroshima mengingatkan saya pada Bakhmut,” kata Zelensky, seperti dikutip France24, Senin (22/5/2023).
Dia meletakkan karangan bunga di tugu peringatan para korban bom atom di Hiroshima selama kunjungannya.
“Benar-benar kehancuran total. Tidak ada apa-apa, tidak ada orang,” katanya, seraya menambahkan bahwa semua bangunan hancur di kota yang diklaim telah direbut total oleh Rusia selama akhir pekan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi perebutan Bakhmut pada Sabtu malam.
Pada hari Minggu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ucapan selamat kepada para tentara bayaran Wagner Group dan prajurit reguler Angkatan Darat Rusia karena berhasil merebut kota itu.
Namun Kiev terus menyangkal kehilangan kendali atas Bakhmut.
Zelensky sendiri mengirimkan isyarat beragam tentang situasi di lapangan.
Pada Minggu pagi, dia mengatakan kota itu “hanya ada di hati kami” ketika ditanya apakah Ukraina masih menguasai Bakhmut.
Belakangan, dia menyangkal kota itu diduduki oleh Rusia.
Pemimpin Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa tidak ada tentara Ukraina yang tersisa di Bakhmut—yang oleh Rusia disebut sebagai Artyomovsk.
Pengeboman nuklir AS di Hiroshima menewaskan antara 70.000 hingga 80.000 warga sipil atau sekitar 30% dari populasi kota saat itu, menurut berbagai perkiraan.
Sekitar 70.000 orang lainnya terluka. Ledakan bom nuklir itu juga menewaskan sekitar 20.000 personel militer Jepang.
Bom nuklir "Litte Boy" yang meledak sekitar 580 meter di atas kota di atas Klinik Bedah Shima menghancurkan segalanya dalam radius sekitar 1,6 kilometer. Itu juga menyebabkan kebakaran besar yang melanda 11 kilometer persegi. Menurut pejabat Jepang, hampir 70% bangunan kota hancur.
Bakhmut, kota tambang garam di Donbas, telah menjadi tempat pertempuran sengit selama sekitar delapan bulan antara pasukan Rusia dengan Ukraina.
Pada 2017, total populasi Bakhmut berjumlah lebih dari 71.000 orang. Sebagian besar penduduk dievakuasi sebelum pertempuran dimulai atau sebelum pertempuran.
Namun, menurut Komite Palang Merah Internasional, sekitar 10.000 orang masih tinggal di kota itu pada akhir Maret.
Kiev juga menyatakan bahwa pertempuran untuk Bakhmut merenggut nyawa sekitar 4.000 warga sipil. Rusia tidak mengomentari perkiraan ini.
(mas)
tulis komentar anda