Covid-19 di Bolivia: Lebih dari 400 Mayat Tergeletak di Jalan dan Rumah
Kamis, 23 Juli 2020 - 05:01 WIB
LA PAZ - Polisi di Bolivia telah menemukan lebih dari 400 mayat yang ditemukan tergeletak di jalan-jalan, kendaraan dan rumah-rumah di beberapa kota terbesar di negara itu selama periode lima hari. Sebanyak 85 persen dari jasad-jasad tersebut dinyatakan sebagai kasus positif Covid-19 dan kasus dengan gejala Covid-19.
Sebanyak 191 jasad dikumpulkan di wilayah metropolitan Cochabamba dari 15 hingga 20 Juli 2020. Dari jumlah itu, 141 di antaranya ditemukan di La Paz.
Direktur Polisi Nasional, Coronel Ivan Rojas, mengatakan kepada wartawan bahwa petugas pemerintah juga menemukan 68 mayat di Santa Cruz.
"Sekitar 85 persen dari jasad-jasad itu adalah kasus positif untuk Covid-19 dan kasus dengan gejala Covid-19," kata Rojas, merujuk pada penyakit pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 , sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Kamis (23/7/2020).
"Sisanya meninggal karena penyebab lain, yang berarti kematian karena penyakit atau sebab kekerasan," ujarnya. (Baca: Ahli Virus China Melarikan diri ke AS, Klaim Beijing Menutup-nutupi Corona )
Menurut kantor epidemiologi nasional, wilayah barat Cochabamba dan La Paz mengalami peningkatan yang sangat cepat dalam kasus infeksi virus corona.
Pada hari Selasa, para pejabat mengatakan Bolivia telah mencatat 60.991 kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi dan 2.218 kematian akibat Covid-19.
Lembaga Investigasi Forensik Bolivia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa antara 1 April dan 19 Juli 2020, lebih dari 3.000 mayat yang ditemukan di luar rumah sakit diduga sebagai korban Covid-19.
Sementara itu, di Cochabamba, orang-orang telah antre untuk membeli zat pemutih seperti klorin dioksida setelah senat menyetujui penggunaannya minggu lalu untuk mengobati virus corona. Padahal, Kementerian Kesehatan sudah memperingatkan bahaya penggunaan zat tersebut.
Sebanyak 191 jasad dikumpulkan di wilayah metropolitan Cochabamba dari 15 hingga 20 Juli 2020. Dari jumlah itu, 141 di antaranya ditemukan di La Paz.
Direktur Polisi Nasional, Coronel Ivan Rojas, mengatakan kepada wartawan bahwa petugas pemerintah juga menemukan 68 mayat di Santa Cruz.
"Sekitar 85 persen dari jasad-jasad itu adalah kasus positif untuk Covid-19 dan kasus dengan gejala Covid-19," kata Rojas, merujuk pada penyakit pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 , sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Kamis (23/7/2020).
"Sisanya meninggal karena penyebab lain, yang berarti kematian karena penyakit atau sebab kekerasan," ujarnya. (Baca: Ahli Virus China Melarikan diri ke AS, Klaim Beijing Menutup-nutupi Corona )
Menurut kantor epidemiologi nasional, wilayah barat Cochabamba dan La Paz mengalami peningkatan yang sangat cepat dalam kasus infeksi virus corona.
Pada hari Selasa, para pejabat mengatakan Bolivia telah mencatat 60.991 kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi dan 2.218 kematian akibat Covid-19.
Lembaga Investigasi Forensik Bolivia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa antara 1 April dan 19 Juli 2020, lebih dari 3.000 mayat yang ditemukan di luar rumah sakit diduga sebagai korban Covid-19.
Sementara itu, di Cochabamba, orang-orang telah antre untuk membeli zat pemutih seperti klorin dioksida setelah senat menyetujui penggunaannya minggu lalu untuk mengobati virus corona. Padahal, Kementerian Kesehatan sudah memperingatkan bahaya penggunaan zat tersebut.
tulis komentar anda