Rusia Habisi Eks Tentara Pasukan Khusus AS di Bakhmut, Ini Sosoknya

Kamis, 18 Mei 2023 - 07:30 WIB
Nicholas Maimer, mantan personel pasukan khusus AS yang tewas akibat serangan pasukan Rusia di Bakhmut, Ukraina timur. Foto/Facebook via Newsweek
BAKHMUT - Serangan pasukan Rusia telah menewaskan seorang mantan tentara pasukan khusus Amerika Serikat (AS) di Bakhmut, Donetsk. Dia berada di kota yang diperebutkan itu untuk melatih para tentara Ukraina .

Mantan personel Green Berets Angkatan Darat Amerika yang terbunuh itu bernama Nicholas Maimer. Kematiannya telah dikonfirmasi seorang teman dan anggota keluarganya.

Maimer, seorang pensiunan sersan staf Angkatan Darat AS asal Boise, Idaho, berada di sebuah gedung di kota Donetsk yang hancur dan runtuh di bawah tembakan artileri. Demikian disampaikan sesama mantan tentara Angkatan Darat AS, pensiunan Letnan Kolonel Perry Blackburn, kepada CNN.



Bakhmut telah menjadi medan tempur paling mematikan antara tentara Rusia dan Ukraina selama berbulan-bulan, menimbulkan banyak korban di kedua sisi.



Gambar jasad Maimer juga telah ditampilkan dalam video yang diunggah kepala tentara bayaran Wagner Group Rusia, Yevgeny Prigozhin, di media sosial.

"Dari apa yang saya pahami, dia memberi mereka pelatihan langsung di area itu sehingga mereka dapat terus melakukan pertarungan, dan dia tertangkap di belakang garis musuh," kata Blackburn, pendiri AFGfree—organisasi nirlaba kemanusiaan yang mana Maimer telah bekerja di Ukraina—kepada The Idaho Statesman.

"Ini hanya waktu yang gila, gila sekarang," kata Blackburn. "Dan kemudian Nick meninggal di sana, itu sangat brutal."

"Dalam 45 tahun, dia banyak hidup," kata paman Maimer, Paul Maimer, tentang keponakannya kepada The Statesman, yang dilansir Kamis (18/5/2023).

"Dia pergi ke sana sebagai seorang kemanusiaan yang mencoba berbuat baik untuk dunia ini," imbuh dia.

Dalam pernyataan yang di-posting ke Twitter, AFGfree menggambarkan Maimer sebagai pria yang rendah hati dan penyayang, yang berjiwa kemanusiaan.

"Disinformasi Rusia telah menampilkan Nick dalam sudut pandang yang kami yakini dia tidak boleh digambarkan," kata AFGfree, menyebut Maimer sebagai "Brother in Aid".

"Semoga dia beristirahat dalam damai sebagai veteran Amerika Serikat dan pahlawan Ukraina," imbuh organisasi tersebut.

Menurut CNN, Maimer pensiun pada akhir 2018 setelah lebih dari 20 tahun dinas militer. Selama berseragam, dia mendapatkan beberapa penghargaan, termasuk Special Forces Tab dan Army Commendation Medal.

Maimer telah pindah ke Spanyol untuk mengajar bahasa Inggris tepat sebelum perang Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022.

Dalam sebuah video yang di-posting ke Facebook pada 25 Mei 2022, Maimer mengatakan dia telah berada di Ukraina selama sekitar tiga minggu, dan bahwa dia pertama kali terhubung dengan Mozart Group, sebuah kelompok tentara bayaran Barat yang beroperasi di Ukraina.

Maimer menggambarkan Mozart Group sebagai organisasi tidak profesional, mengatakan dia telah berpisah dengan kelompok tentara bayaran Barat.

"Saya sendirian selama sekitar satu minggu," katanya dalam video tersebut, sebelum dia mulai bekerja dengan Blackburn dalam apa yang dia katakan sebagai proyek untuk mengembangkan program pelatihan untuk Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina.

"Saya hanya, semacam, menjangkau untuk memberi tahu semua orang bahwa saya baik-baik saja, dan semuanya berjalan dengan baik," kata Maimer dalam videonya di bulan Mei.

"Sangat jelas bagi semua orang bahwa ini adalah invasi yang tidak dapat dibenarkan," katanya kepada The Statesman pada tahun 2022.

"Jadi, saya merasa kompas moral saya mengarahkan saya ke sana."

Laporan yang belum dikonfirmasi sebelumnya tentang kematian sukarelawan AS di Ukraina timur muncul pada hari Selasa setelah akun media sosial yang terkait dengan tentara bayaran Wagner Group memposting rekaman pendiri organisasi, Yevgeny Prigozhin, tampaknya dari sebuah lokasi di Bakhmut.

Dalam sebuah video yang dibagikan secara luas oleh saluran Telegram pro-Kremlin, Prigozhin mengangkat apa yang dia katakan sebagai dokumen identitas AS, di mana video tersebut kemudian dipotong menjadi rekaman grafis dari apa yang tampak seperti mayat, yang menurut Prigozhin adalah jasad Maimer.

Bos Wagner kemudian mengatakan dia akan menyerahkan jenazahnya ke AS karena Maimer telah mati dalam pertempuran yang layak, menurut lembaga think tank Institute for the Study of War (ISW) yang berbasis di Washington, D.C.

Rekaman itu juga menyoroti promosi terus-menerus dari kebrutalan dan pemuliaan perang oleh pasukan paramiliter. "Dan sombong atas kematian seorang Amerika," kata ISW dalam penilaiannya.

Mengacu pada video tersebut, Blackburn mengatakan kepada CNN: "Tidak mengejutkan saya bahwa mereka akan melakukannya, itu benar-benar membuat saya marah."

Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Newsweek bahwa pihaknya mengetahui laporan tentang kematian seorang warga AS di Bakhmut, menambahkan mereka sedang mencari informasi tambahan.

"Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga dari semua yang nyawanya hilang akibat perang Rusia yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan melawan Ukraina," kata departemen tersebut melalui seorang juru bicaranya.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More