4 Alasan Kenapa Banyak Orang Benci kepada Singapura
Selasa, 16 Mei 2023 - 21:30 WIB
SINGAPURA - Banyak orang menyukai Singapura . Singapura sebagai salah satu kota termahal di dunia juga dibenci sebagian orang. Salah satu penyebabnya adalah Singapura sebagai salah kota termahal di dunia.
Namun, kebencian terhadap Singapura justru muncul dari kalangan warga biasa dengan level ekonomi menengah ke atas. Tapi, bagi mereka yang memiliki uang, maka semuanya akan terasa lebih mudah hidup di Singapura.
Berikut 4 alasan kenapa banyak orang membenci Singapura.
1. Inflasi Sangat Tinggi
Foto/Reuters
Singapura merupakan negara dengan biaya hidup yang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah inflasi yang tinggi.
Pada 2022, rata-rata harga makanan lokal meningkat 8,1%. Padahal, pada 2021, kenaikan harga hanya 3,5%. Itu disebabkan karena kenaikan harga bahan bakar minyak yang berimbas kepada kenaikan harga makanan.
2. Dolar Singapura yang Sangat Kuat
Foto/Reuters
Mata uang yang kuat juga menyebabkan Singapura menjadi negara yang dibenci, terutama oleh wisatawan asing atau pun ekspatriat. Maklum, mereka juga masih mengandalkan mata uang asing.
Ketika dolar Amerika cenderung menguat dibandingkan mata uang asing, dolar Singapura justru menunjukkan pertahanan.
3. Biaya Transportasi Tinggi
Foto/Reuters
Singapura tercatat sebagai negara dengan biaya transportasi tertinggi di dunia. Biaya rata-rata bus sekitar 1,60 dolar Singapura atau Rp17.000. Dalam sebulan, warga Singapura bisa menghabiskan uang sekitar 150 dolar Singapura atau Rp1,6 juta untuk transportasi.
Mahalnya biaya transportasi menyebabkan banyak warga Singapura kerap memilih jalan kaki untuk jarak tempuh sekitar 3-4 km. Itu dianggap sebagai olah raga.
Itu tidak lepas karena kontrol pemerintah yang kuat dalam pembatasan jumlah mobil. Pasalnya, memiliki mobil merupakan suatu kemewahan di Singapura. Global Wealth and Lifestyle Report 2022 menyebutkan Singapura sebagai salah satu negara yang paling mahal dalam membeli mobil. Biaya pajak, asuransi, parkir, bahan bakar minyak dan biaya perawatan setiap bulannya sama seperti membesarkan anak.
4. Properti yang Mahal
Foto/Reuters
Dari tahun ke tahun, biaya sewa apartemen di Singapura cenderung meningkat. "Kita terkejut setiap tahun karena biaya sewa apartemen selalu naik," kata Eva Teh, penduduk Singapura, dilansir BBC. Dia mengungkapkan, kenaikan sewa apartemen bisa mencapai 60%.
Menurut konsultan properti Knight Frank, Singapura merupakan negara di mana sewa properti menunjukkan kenaikan paling cepat di dunia, bahkan mengalahkan New York. Kenaikan sewa properti itu dikarenakan penundaan pembangunan apartemen publik oleh Singapura.
Kenaikan sewa properti memang selalu menjadi isu hangat dalam satu dekade terakhir. Itu dikarenakan harga properti juga menunjukkan kenaikan. Meskipun harga apartemen di Singapura terus meningkat, banyak orang asing memilih membeli properti tersebut sebagai investasi. Padahal, pajak pembeli properti bagi orang asing di Singapura sudah ditingkatkan menjadi 60% dari 30%.
Namun, kebencian terhadap Singapura justru muncul dari kalangan warga biasa dengan level ekonomi menengah ke atas. Tapi, bagi mereka yang memiliki uang, maka semuanya akan terasa lebih mudah hidup di Singapura.
Berikut 4 alasan kenapa banyak orang membenci Singapura.
1. Inflasi Sangat Tinggi
Foto/Reuters
Singapura merupakan negara dengan biaya hidup yang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah inflasi yang tinggi.
Pada 2022, rata-rata harga makanan lokal meningkat 8,1%. Padahal, pada 2021, kenaikan harga hanya 3,5%. Itu disebabkan karena kenaikan harga bahan bakar minyak yang berimbas kepada kenaikan harga makanan.
2. Dolar Singapura yang Sangat Kuat
Foto/Reuters
Mata uang yang kuat juga menyebabkan Singapura menjadi negara yang dibenci, terutama oleh wisatawan asing atau pun ekspatriat. Maklum, mereka juga masih mengandalkan mata uang asing.
Ketika dolar Amerika cenderung menguat dibandingkan mata uang asing, dolar Singapura justru menunjukkan pertahanan.
3. Biaya Transportasi Tinggi
Foto/Reuters
Singapura tercatat sebagai negara dengan biaya transportasi tertinggi di dunia. Biaya rata-rata bus sekitar 1,60 dolar Singapura atau Rp17.000. Dalam sebulan, warga Singapura bisa menghabiskan uang sekitar 150 dolar Singapura atau Rp1,6 juta untuk transportasi.
Mahalnya biaya transportasi menyebabkan banyak warga Singapura kerap memilih jalan kaki untuk jarak tempuh sekitar 3-4 km. Itu dianggap sebagai olah raga.
Itu tidak lepas karena kontrol pemerintah yang kuat dalam pembatasan jumlah mobil. Pasalnya, memiliki mobil merupakan suatu kemewahan di Singapura. Global Wealth and Lifestyle Report 2022 menyebutkan Singapura sebagai salah satu negara yang paling mahal dalam membeli mobil. Biaya pajak, asuransi, parkir, bahan bakar minyak dan biaya perawatan setiap bulannya sama seperti membesarkan anak.
4. Properti yang Mahal
Foto/Reuters
Dari tahun ke tahun, biaya sewa apartemen di Singapura cenderung meningkat. "Kita terkejut setiap tahun karena biaya sewa apartemen selalu naik," kata Eva Teh, penduduk Singapura, dilansir BBC. Dia mengungkapkan, kenaikan sewa apartemen bisa mencapai 60%.
Menurut konsultan properti Knight Frank, Singapura merupakan negara di mana sewa properti menunjukkan kenaikan paling cepat di dunia, bahkan mengalahkan New York. Kenaikan sewa properti itu dikarenakan penundaan pembangunan apartemen publik oleh Singapura.
Kenaikan sewa properti memang selalu menjadi isu hangat dalam satu dekade terakhir. Itu dikarenakan harga properti juga menunjukkan kenaikan. Meskipun harga apartemen di Singapura terus meningkat, banyak orang asing memilih membeli properti tersebut sebagai investasi. Padahal, pajak pembeli properti bagi orang asing di Singapura sudah ditingkatkan menjadi 60% dari 30%.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda