Dubes AS Minta Maaf Sudah Tuduh Afsel Kirim Senjata ke Rusia
Sabtu, 13 Mei 2023 - 14:20 WIB
JOHANNESBURG - Departemen Hubungan dan Kerja Sama Internasional (DIRCO) Afrika Selatan mengatakan pada Jumat (12/5/2023) malam, bahwa Duta Besar Amerika Serikat (AS), Reuben Brigety meminta maaf kepada pemerintah dan rakyat Afrika Selatan atas komentar yang ia buta satu hari sebelumnya.
Pada Kamis (11/5/2023), Brigety mengatakan kepada wartawan, bahwa AS yakin Afrika Selatan telah memasok senjata ke Rusia, meskipun diklaim netral.
Seperti dikutip dari Anadolu Agency, diplomat itu mengatakan, sebuah kapal kargo Rusia, Lady R, yang berlabuh di pangkalan angkatan laut Simon's Town di Cape Town dari 6-8 Desember telah memuat senjata dan amunisi saat kembali ke Rusia.
Kepresidenan Afrika Selatan mengatakan pada Kamis, bahwa pihaknya memperhatikan pernyataan tersebut dan akan mengadakan penyelidikan independen yang dipimpin oleh seorang pensiunan hakim untuk menyelidiki klaim tersebut.
Kementerian Luar Negeri, atau DIRCO, memanggil Brigety untuk rapat hari Jumat. DIRCO mengatakan pihaknya menyatakan ketidaksenangan pemerintah atas perilaku dan pernyataan duta besar, menuduh Afrika Selatan menjual senjata ke Rusia.
“Menyusul pertemuan hari ini, Duta Besar Reuben Brigety mengakui telah melewati batas dan meminta maaf tanpa pamrih kepada Pemerintah dan rakyat Afrika Selatan,” kata DIRCO dalam sebuah pernyataan.
“Saya berterima kasih atas kesempatan untuk berbicara dengan Menteri Luar Negeri Naledi Pandor malam ini dan mengoreksi kesalahpahaman yang ditinggalkan oleh pernyataan publik saya,” tulis Brigety di Twitter.
“Dalam percakapan kami, saya menegaskan kembali kemitraan yang kuat antara kedua negara kami dan agenda penting yang telah diberikan oleh Presiden kami kepada kami,” lanjutnya.
DIRCO mendesak Kedutaan Besar AS di Pretoria untuk menggunakan saluran diplomatik yang sudah ada untuk menyampaikan keprihatinan atau mencari kejelasan tentang kesalahpahaman yang mungkin timbul dalam hubungan tersebut.
Badan itu mengatakan Afrika Selatan dikenal secara global karena memiliki salah satu proses paling ketat saat menjual senjata ke negara lain.
“Prosesnya dikelola oleh Komite Kontrol Senjata Konvensi Nasional (NCACC), yang dibuat melalui Undang-Undang Parlemen, Undang-Undang Kontrol Senjata Konvensional Nasional 41 tahun 2002 (Undang-Undang NCAC), dan Konstitusi,” katanya.
Menteri Luar Negeri AS Antony J. Blinken berbicara hari Jumat dengan Menteri Hubungan Internasional dan Kerjasama Afrika Selatan Naledi Pandor dan menggarisbawahi pentingnya kemitraan strategis AS-Afrika Selatan. Dia menegaskan kembali kerja sama dalam prioritas bersama, termasuk kesehatan, perdagangan, dan energi, menurut pernyataan juru bicara Amerika Matthew Miller.
Pada Kamis (11/5/2023), Brigety mengatakan kepada wartawan, bahwa AS yakin Afrika Selatan telah memasok senjata ke Rusia, meskipun diklaim netral.
Seperti dikutip dari Anadolu Agency, diplomat itu mengatakan, sebuah kapal kargo Rusia, Lady R, yang berlabuh di pangkalan angkatan laut Simon's Town di Cape Town dari 6-8 Desember telah memuat senjata dan amunisi saat kembali ke Rusia.
Kepresidenan Afrika Selatan mengatakan pada Kamis, bahwa pihaknya memperhatikan pernyataan tersebut dan akan mengadakan penyelidikan independen yang dipimpin oleh seorang pensiunan hakim untuk menyelidiki klaim tersebut.
Kementerian Luar Negeri, atau DIRCO, memanggil Brigety untuk rapat hari Jumat. DIRCO mengatakan pihaknya menyatakan ketidaksenangan pemerintah atas perilaku dan pernyataan duta besar, menuduh Afrika Selatan menjual senjata ke Rusia.
“Menyusul pertemuan hari ini, Duta Besar Reuben Brigety mengakui telah melewati batas dan meminta maaf tanpa pamrih kepada Pemerintah dan rakyat Afrika Selatan,” kata DIRCO dalam sebuah pernyataan.
“Saya berterima kasih atas kesempatan untuk berbicara dengan Menteri Luar Negeri Naledi Pandor malam ini dan mengoreksi kesalahpahaman yang ditinggalkan oleh pernyataan publik saya,” tulis Brigety di Twitter.
“Dalam percakapan kami, saya menegaskan kembali kemitraan yang kuat antara kedua negara kami dan agenda penting yang telah diberikan oleh Presiden kami kepada kami,” lanjutnya.
DIRCO mendesak Kedutaan Besar AS di Pretoria untuk menggunakan saluran diplomatik yang sudah ada untuk menyampaikan keprihatinan atau mencari kejelasan tentang kesalahpahaman yang mungkin timbul dalam hubungan tersebut.
Badan itu mengatakan Afrika Selatan dikenal secara global karena memiliki salah satu proses paling ketat saat menjual senjata ke negara lain.
“Prosesnya dikelola oleh Komite Kontrol Senjata Konvensi Nasional (NCACC), yang dibuat melalui Undang-Undang Parlemen, Undang-Undang Kontrol Senjata Konvensional Nasional 41 tahun 2002 (Undang-Undang NCAC), dan Konstitusi,” katanya.
Menteri Luar Negeri AS Antony J. Blinken berbicara hari Jumat dengan Menteri Hubungan Internasional dan Kerjasama Afrika Selatan Naledi Pandor dan menggarisbawahi pentingnya kemitraan strategis AS-Afrika Selatan. Dia menegaskan kembali kerja sama dalam prioritas bersama, termasuk kesehatan, perdagangan, dan energi, menurut pernyataan juru bicara Amerika Matthew Miller.
(esn)
tulis komentar anda