5 Alasan dari Ahli Kenapa Perang Ukraina-Rusia Masih Berlangsung
Kamis, 11 Mei 2023 - 13:48 WIB
MOSKOW - Dunia masih berpikir keras tentang kenapa perang Ukraina melawan Rusia masih berlangsung. Konflik itu pun makin memanas karena banyak negara lain ikut bermain.
Untuk bisa mengetahui hal itu, Christopher Blattman, pakar perang dari Universitas Chicago, menggunakan pendekatan seperti dokter menganalisis penyakit yang diidap pasien. "Saya selalu menganggap kemanusiaan adalah kesehatan terbaik," katanya dilansir dari laman Modern War Institute.
Umumnya, Blattman mengatakan, pemicu perang adalah pemimpin yang ragu, kebencian tanpa batas, ideologi yang keras kepala, kemiskinan ekstrem, ketidakadilan sejarah, dan persediaan senjata yang sangat besar, hingga pemuda yang mudah terdoktrin.
Selain itu, perang juga disebabkan oleh kebijakan yang diambil pemimpin. Berikut merupakan penjelasan motif kenapa perang Rusia dan Ukraina semakin memanas. Itu didasarkan dengan analisis berfokus pada kepemimpinan Presiden Rusia Vladimir Putin.
1. Tidak Bertanggung Jawab
Foto/Reuters
Sebagai seorang yang otoriter, Putin tidak memiliki kepentingan untuk membeli rakyat dan tentaranya. Dia hanya mengutamakan kepentingannya untuk menguasai rezimnya.
Untuk bisa mengetahui hal itu, Christopher Blattman, pakar perang dari Universitas Chicago, menggunakan pendekatan seperti dokter menganalisis penyakit yang diidap pasien. "Saya selalu menganggap kemanusiaan adalah kesehatan terbaik," katanya dilansir dari laman Modern War Institute.
Umumnya, Blattman mengatakan, pemicu perang adalah pemimpin yang ragu, kebencian tanpa batas, ideologi yang keras kepala, kemiskinan ekstrem, ketidakadilan sejarah, dan persediaan senjata yang sangat besar, hingga pemuda yang mudah terdoktrin.
Selain itu, perang juga disebabkan oleh kebijakan yang diambil pemimpin. Berikut merupakan penjelasan motif kenapa perang Rusia dan Ukraina semakin memanas. Itu didasarkan dengan analisis berfokus pada kepemimpinan Presiden Rusia Vladimir Putin.
1. Tidak Bertanggung Jawab
Foto/Reuters
Sebagai seorang yang otoriter, Putin tidak memiliki kepentingan untuk membeli rakyat dan tentaranya. Dia hanya mengutamakan kepentingannya untuk menguasai rezimnya.
tulis komentar anda