Arab Saudi Seleksi Ketat 1.000 Calon Jamaah Haji

Rabu, 22 Juli 2020 - 06:31 WIB
Pelaksanaan haji tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya karena hanya diikuti sekitar 1.000 jamaah haji. Kondisi ini terjadi ikhitar Saudi Arabia menghadapi pandemi virus corona. Foto: dok/SINDOnews
RIYADH - Pelaksanaan haji tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya karena hanya diikuti sekitar 1.000 jamaah haji. Kondisi ini terjadi ikhitar Saudi Arabia menghadapi pandemi virus corona.

Rencananya, ibadah haji akan dilaksanakan mulai 29 Juli mendatang. Dalam kondisi normal, biasanya sekitar 2,5 juta jamaah haji dari seluruh dunia ikut berpartisipasi dalam ritual tersebut selama beberapa hari yang berpusat di Mekkah. Selain dibatasi, tahun ini, haji akan dilaksanakan dengan standar protokol kesehatan yang sangat ketat.

“Puncak ibadah haji di Gurun Arafah akan dilaksanakan pada Kamis (30/07),” demikian keterangan Mahkamah Agung Saudi dilansir Saudi Press Agency. Pelaksanaan ibadah haji ditentukan oleh posisi bulan sesuai dengan kalender hijriah.



Jamaah haji yang dipilih tentu memiliki ketentuan dan prayarat yang ketat. Usia jamaah haji harus dibawah 65 tahun dan tidak memiliki penyakit kronis. Selain itu, prioritas jamaah haji saat pandemik adalah belum pernah melaksanakan ibadah haji. Sebelumnya, pemerintah Saudi membuka pendaftaran bagi penduduk non-Saudi untuk mendaftarkan diri sebelum 10 Juli melalui situs yang telah ditentukan. (Baca: Arab Saudi Putuskan Ibadah Haji Tahun Ini Tetap Berlangsung)

Bulan lalu, Arab Saudi mengumumkan akan menggelar ibadah haji yang terbatas. Keputusan sulit itu dilakukan karena Saudi fokus pada penanganan infeksi virus korona. Di Saudi memiliki sebanyak 253.300 kasus Covid-19 dan 2.523 kasus kematian yang tertinggi di antara negara Arab.

Para petugas haji mengatakan jamaah haji hanya dibatasi 1.000 orang yang sudah ada di Saudi di mana 70% adalah warga asing dan sisanya adalah warga Saudi. Namun, banyak laporan media menyebutkan 10.000 orang bisa ikut ambil bagian dalam ritual haji tersebut. “Ibadah haji akan terbatas bagi petugas medis dan masukan keamanan yang sudah dinyatakan sembuh dari virus korona,” demikian keterangan Kementerian Haji dan Umrah.

Keputusan Saudi mendapatkan sambutan positif dan negatif dari banyak negara. Banyak kelompok garis keras yang kecewa dengan keputusan tersebut, tapi banyak juga yang menyambutnya karena alasan pandemi. Namun, pilihan Saudi untuk membatasi jamaah haji dinilai keputusan tepat karena tidak ingin beresiko menularkan penyakit virus corona dan demi keselamatan umat Islam. Liga Muslim Dunia berbasis di Saudi dan Organisasi Kerja Sama Islamjuga mendukung keputusan Saudi demi kesehatan dan keselamatan jamaah. (Baca juga: Dua Konsekuensi Pembatalan Haji Sepihak)

Kementerian Haji dan Umrah menyatakan, jamaah haji terpilih yang akan melaksanakan ibadah sakral tahun ini memulai karantina selama tujuh hari pada Minggu (19/7/2020) lalu. “Langkah itu dilakukan sebagai serangkaian protokol kesehatan untuk menjamin kesehatan dan keamanan jamaah haji selama pelaksaan ibadah haji yang digelar saat pandemi virus corona,” demikian keterangan Kementerian Haji dan Umrah, dilansir Arab News.

Jamaah haji tahun ini dipilih dari 160 negara yang saat ini tinggal di Saudi. Jumlah jamaah haji yang dilaksanakan tahun ini menurun drastis untuk menjamin jaga jarak bisa dilaksanakan. Selain itu, jamaah haji juga akan melaksanakan karantina kedua setelah melaksanakan ibadah haji. Persiapan matang itu dilakukan setelah Mahkamah Agung Saudi telah memutuskan Idul Adha akan jatuh pada 31 Juli mendatang sehingga hari Arafah akan digelar pada 30 Juli.

Untuk mengamankan pelaksaan ibadah haji yang terbatas, Direktur Kepolisian Wilayah Mekkah, Mayor Jenderal Eid bin Saad Al-Otaibi, mengungkapkan aparat keamanan membuat pembatas keamanan untuk mencegah warga untuk memasuki kota suci tersebut. “Sejumlah pos pemeriksaan pun dibangun di jalanan menuju Mekkah,” kata Al-Otaibi. (Lihat videonya: Miris, Tak Punya HP, Anak Pemulung Numpang Belajar di Rumah Tetangga)

Aparat kepolisian pun diterjunkan di jalanan Kota Mekkah untuk mencegah para pelanggar yang hendak mengikuti haji. “32 zona pemeriksaan telah didirikan, termasuk petugas yang ikut berpatroli dan memonitor pelanggaran dalam pelaksanaan ibadah haji,” ujar Al-Otaibi. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More