Borrell Ingin Angkatan Laut Uni Eropa Patroli di Selat Taiwan
Selasa, 25 April 2023 - 05:03 WIB
BRUSSELS - Angkatan laut Eropa harus "berpatroli" di Selat Taiwan, menurut Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell.
Dia beralasan, langkah itu akan membantu mempertahankan "status quo" di wilayah tersebut. Diplomat itu melontarkan gagasan itu dalam opini yang diterbitkan Journal Du Dimanche pada Sabtu (22/4/2023).
“UE terus memandang China sebagai mitra, pesaing, dan saingan pada saat yang sama, sejalan dengan strateginya yang diadopsi pada tahun 2019,” tulis Borrell.
Blok tersebut harus menegaskan dirinya lebih tegas pada masalah Taiwan, “yang menjadi perhatian kita secara ekonomi, komersial, dan teknologi,” ujar dia.
“Inilah mengapa saya meminta angkatan laut Eropa untuk berpatroli di Selat Taiwan untuk menandakan komitmen Eropa terhadap kebebasan navigasi di wilayah yang sangat penting ini,” papar dia.
“Di Taiwan, posisi kami sederhana dan konsisten. Dalam pandangan kami, hanya ada satu China. Tapi tidak dalam kondisi apapun. Dan tentunya tidak melalui penggunaan kekerasan,” tulis Borrell.
Dia mengklaim, “Sebagian besar orang Taiwan percaya bahwa (mempertahankan) status quo damai adalah solusi yang paling tepat.”
Pejabat UE berjanji mengajukan gagasan melakukan patroli kepada para menteri luar negeri blok tersebut pada Senin, ketika mereka akan bertemu membahas kebijakan Brussel terhadap Beijing.
Pada saat yang sama, dia mengakui patroli harus diatur dengan hati-hati, dan negara-negara UE harus “waspada terhadap provokasi dan penawaran yang berlebihan.”
Proposal tersebut mirip dengan praktik AS yang disebut patroli “kebebasan navigasi” yang melibatkan kapal militer yang secara rutin dikirim ke Selat Taiwan, Laut China Selatan, dan wilayah lainnya.
Patroli tersebut telah lama menjadi masalah dalam hubungan bilateral antara Washington dan Beijing, dengan yang terakhir berargumen praktik tersebut hanya menimbulkan ketegangan daripada membantu membawa “stabilitas” ke perairan yang disengketakan.
Dalam tulisannya, Borrell juga menyentuh salah satu masalah internasional paling kontroversial dalam beberapa bulan terakhir yakni konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Beijing telah mempertahankan sikap netral, mendesak semua pihak menahan diri dan mencari solusi diplomatik untuk permusuhan. Barat menuduh China mendukung Moskow.
“Kami telah mengatakannya berulang kali kepada China: bukan kepentingan Anda untuk mendukung Rusia. Terutama karena dengan mendukungnya Anda hanya akan meningkatkan polarisasi sistem internasional yang Anda klaim ingin Anda lawan,” tulis Borrell, berjanji menegaskan kembali sikap ini pada pertemuan tingkat menteri yang akan datang.
Dia beralasan, langkah itu akan membantu mempertahankan "status quo" di wilayah tersebut. Diplomat itu melontarkan gagasan itu dalam opini yang diterbitkan Journal Du Dimanche pada Sabtu (22/4/2023).
“UE terus memandang China sebagai mitra, pesaing, dan saingan pada saat yang sama, sejalan dengan strateginya yang diadopsi pada tahun 2019,” tulis Borrell.
Blok tersebut harus menegaskan dirinya lebih tegas pada masalah Taiwan, “yang menjadi perhatian kita secara ekonomi, komersial, dan teknologi,” ujar dia.
“Inilah mengapa saya meminta angkatan laut Eropa untuk berpatroli di Selat Taiwan untuk menandakan komitmen Eropa terhadap kebebasan navigasi di wilayah yang sangat penting ini,” papar dia.
“Di Taiwan, posisi kami sederhana dan konsisten. Dalam pandangan kami, hanya ada satu China. Tapi tidak dalam kondisi apapun. Dan tentunya tidak melalui penggunaan kekerasan,” tulis Borrell.
Dia mengklaim, “Sebagian besar orang Taiwan percaya bahwa (mempertahankan) status quo damai adalah solusi yang paling tepat.”
Pejabat UE berjanji mengajukan gagasan melakukan patroli kepada para menteri luar negeri blok tersebut pada Senin, ketika mereka akan bertemu membahas kebijakan Brussel terhadap Beijing.
Pada saat yang sama, dia mengakui patroli harus diatur dengan hati-hati, dan negara-negara UE harus “waspada terhadap provokasi dan penawaran yang berlebihan.”
Proposal tersebut mirip dengan praktik AS yang disebut patroli “kebebasan navigasi” yang melibatkan kapal militer yang secara rutin dikirim ke Selat Taiwan, Laut China Selatan, dan wilayah lainnya.
Patroli tersebut telah lama menjadi masalah dalam hubungan bilateral antara Washington dan Beijing, dengan yang terakhir berargumen praktik tersebut hanya menimbulkan ketegangan daripada membantu membawa “stabilitas” ke perairan yang disengketakan.
Dalam tulisannya, Borrell juga menyentuh salah satu masalah internasional paling kontroversial dalam beberapa bulan terakhir yakni konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
Beijing telah mempertahankan sikap netral, mendesak semua pihak menahan diri dan mencari solusi diplomatik untuk permusuhan. Barat menuduh China mendukung Moskow.
“Kami telah mengatakannya berulang kali kepada China: bukan kepentingan Anda untuk mendukung Rusia. Terutama karena dengan mendukungnya Anda hanya akan meningkatkan polarisasi sistem internasional yang Anda klaim ingin Anda lawan,” tulis Borrell, berjanji menegaskan kembali sikap ini pada pertemuan tingkat menteri yang akan datang.
(sya)
tulis komentar anda