Rusia Fokus Kembangkan Drone Militer dan Peperangan Elektronik
Senin, 24 April 2023 - 15:06 WIB
“Pemimpin terkuat dalam pengembangan pesawat tak berawak adalah AS, Israel, dan Turki,” lanjut Litvinenko.
Dia menjelaskan, “Tapi sekarang kita telah menciptakan sistem drone yang cukup kuat, seperti Orlan-10 tingkat menengah dan Orion-30. Kemudian, drone yang lebih berat sudah muncul, misalnya Okhotnik-1.”
“UAV yang paling menarik adalah multiguna drone, misalnya ada drone yang membawa senjata misalnya granat, dan lain sebagainya, sedangkan drone seperti ZALA Lancet atau Geran-2 bekerja pada jenis target khusus, yaitu lebih berat, objek lapis baja, seperti tank, peluncur senjata, kendaraan tempur infanteri dan sejumlah objek lainnya. Dan drone, seperti Orlan-30, menghantam objek, termasuk yang bergerak, dengan senjata berpemandu laser berpresisi tinggi," ujar dia.
Namun, produksi drone saja tidak cukup, menurut pakar militer itu. Operator kendaraan udara tak berawak adalah profesi penting yang membutuhkan perhatian, pelatihan, dan pendidikan, menurut Litvinenko.
“Dapat dikatakan bahwa produksi drone dan pemindahannya ke garis depan, pelatihan personel yang tepat, dan kerja tim yang terkoordinasi dengan baik di lapangan adalah kunci kemenangan,” ungkap pakar tersebut.
"Ketika berbicara tentang strategi pengembangan kendaraan tak berawak, kita harus banyak memperhatikan apa yang disebut 'sistem swarming'," ujar dia.
Sistem drone kerumunan terdiri dari beberapa platform terbang udara tak berawak yang terintegrasi sebagai sistem jaringan tunggal yang dikelola oleh operator.
Idealnya, sistem ini memungkinkan UAV untuk bekerja sama satu sama lain menggunakan protokol otonomi, komputasi, komunikasi, dan AI tingkat lanjut.
Menurut Litvinenko, sistem ini dapat digunakan baik untuk pengintaian maupun penyerangan dan memfasilitasi kemampuan bertahan hidup yang luar biasa.
Dia menjelaskan, “Tapi sekarang kita telah menciptakan sistem drone yang cukup kuat, seperti Orlan-10 tingkat menengah dan Orion-30. Kemudian, drone yang lebih berat sudah muncul, misalnya Okhotnik-1.”
“UAV yang paling menarik adalah multiguna drone, misalnya ada drone yang membawa senjata misalnya granat, dan lain sebagainya, sedangkan drone seperti ZALA Lancet atau Geran-2 bekerja pada jenis target khusus, yaitu lebih berat, objek lapis baja, seperti tank, peluncur senjata, kendaraan tempur infanteri dan sejumlah objek lainnya. Dan drone, seperti Orlan-30, menghantam objek, termasuk yang bergerak, dengan senjata berpemandu laser berpresisi tinggi," ujar dia.
Namun, produksi drone saja tidak cukup, menurut pakar militer itu. Operator kendaraan udara tak berawak adalah profesi penting yang membutuhkan perhatian, pelatihan, dan pendidikan, menurut Litvinenko.
“Dapat dikatakan bahwa produksi drone dan pemindahannya ke garis depan, pelatihan personel yang tepat, dan kerja tim yang terkoordinasi dengan baik di lapangan adalah kunci kemenangan,” ungkap pakar tersebut.
"Ketika berbicara tentang strategi pengembangan kendaraan tak berawak, kita harus banyak memperhatikan apa yang disebut 'sistem swarming'," ujar dia.
Sistem drone kerumunan terdiri dari beberapa platform terbang udara tak berawak yang terintegrasi sebagai sistem jaringan tunggal yang dikelola oleh operator.
Idealnya, sistem ini memungkinkan UAV untuk bekerja sama satu sama lain menggunakan protokol otonomi, komputasi, komunikasi, dan AI tingkat lanjut.
Menurut Litvinenko, sistem ini dapat digunakan baik untuk pengintaian maupun penyerangan dan memfasilitasi kemampuan bertahan hidup yang luar biasa.
Lihat Juga :
tulis komentar anda