7 Fakta Perang Sudan yang Sudah Renggut 400 Jiwa Lebih

Jum'at, 21 April 2023 - 23:50 WIB
“Kami berkomitmen (untuk menegakkan) gencatan senjata, tetapi pihak lain membom kami dengan semua mesin (militer),” kata Dagalo. “Kami tidak berbicara tentang duduk dengan penjahat,” lanjut komandan RSF itu.

“Kami telah bernegosiasi [dengan panglima militer Abdel Fattah al-Burhan] selama dua tahun tanpa hasil.”

Beberapa pertempuran paling sengit telah difokuskan di sekitar kompleks perumahan markas tentara dan kediaman Jenderal al-Burhan.

Diplomasi

Tiga penerbangan yang membawa 177 tentara Mesir dari Sudan telah tiba di Kairo, dan kelompok terpisah yang terdiri dari 27 personel Angkatan Udara berada dalam perawatan kedutaan Mesir di Sudan, menurut pernyataan militer.

Militer Sudan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ratusan tentara Mesir itu dievakuasi dari kota utara Dongola melalui empat pesawat militer Mesir. Menurut laporan Reuters, ratusan tentara Mesir berada di Sudan untuk berpartisipasi dalam latihan Angkatan Udara gabungan dan terjebak di sana ketika perang saudara antara militer Sudan dan RSF pecah.

Evakuasi Warga Asing

Kekuatan internasional, berjuang untuk mengevakuasi warganya setelah bandara dan beberapa kedutaan perumahan distrik terjebak dalam kekerasan, telah berulang kali mendorong gencatan senjata, namun tidak banyak berpengaruh.

Kementerian Pertahanan Jepang telah memulai persiapan untuk mengevakuasi warganya dari Sudan di tengah pertempuran mematikan. Hal itu diungkapkan seorang juru bicara pemerintah Jepang, Rabu (19/4/2023). “Menteri Luar Negeri Jepang meminta Menteri Pertahanan untuk menggunakan pesawat Pasukan Bela Diri untuk evakuasi,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, seperti dikutip dari Al Arabiya.



Pihak Asing di Balik Perang Sudan

Pengguna media sosial mengedarkan rekaman yang dikaitkan dengan mantan Kepala Intelijen Sudan, Salah Gosh, yang menuduh Uni Emirat Arab (UEA) berada di balik peristiwa baru-baru ini di Sudan.

Menurut rekaman yang dilansir Middle East Monitor, UEA diduga mendirikan “pusat komando” di Abu Dhabi dengan tujuan mengganti tentara dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More