Banjir di Assam India Tewaskan 84 Orang dan 2,75 Juta Warga Mengungsi
Selasa, 21 Juli 2020 - 08:30 WIB
ASSAM - Banjir di negara bagian Assam, India, menewaskan 84 orang dan lebih dari 2,75 juta orang mengungsi sejak Mei.
Bencana itu juga mengakibatkan sembilan badak tenggelam dan mati dalam waktu 10 hari terakhir. Tim penyelamat menghadapi dua tantangan yakni banjir dan wabah virus corona saat warga desa mengungsi di tempat penampungan.
“Sulit menerapkan social distancing saat orang diperintahkan mengungsi dari banjir,” ujar Sanghamitra Sanyal, anggota tim manajemen banjir daerah.
“Kami menyeru orang untuk menutup mulut dan hidung dengan kain bersih,” kata dia.
Otoritas memperingatkan ketinggian air di sungai Brahmaputra diperkirakan naik 11 cm, dua pekan setelah air meluap dan mengenangi lebih dari 2.500 desa.
Assam yang terkenal untuk perkebunan teh diterjang banjir setiap musim hujan meski telah dilakukan berbagai upaya pengendalian banjir.
Berbagai kelompok hak asasi manusia (HAM) menuduh para pejabat korup mencuri dana yang dialokasikan untuk berbagai proyek penanganan banjir, sehingga kondisi tanggul sungai sangat mudah jebol.
Banjir juga menenggelamkan Taman Nasional Kaziranga, yang menjadi lokasi terbesar di dunia untuk badak cula satu, dengan sekitar 2.500 badak, dari total populasi 3.000 badak.
“Sembilan badak tenggelam dan lebih dari 100 binatang lainnya mati,” ungkap Atul Bora, menteri agrikultur Assam yang merupakan anggota parlemen Kaziranga. (Lihat Infografis: Lawan China, Inggris Bakal Kerahkan Kapal Induk dengan Jet F-35)
Akibat banjir, badak, gajah dan kijang menyelamatkan diri di jalanan dan tempat pemukiman warga. (Lihat Video: Seorang Nenek Renta di Banyuasin Digugat Anaknya Sendiri Perihal Warisan)
Lihat Juga: 7 Negara yang Melegalkan Poliandri, Ada yang Menikahi Anak Sulung Laki-Laki dalam Keluarga
Bencana itu juga mengakibatkan sembilan badak tenggelam dan mati dalam waktu 10 hari terakhir. Tim penyelamat menghadapi dua tantangan yakni banjir dan wabah virus corona saat warga desa mengungsi di tempat penampungan.
“Sulit menerapkan social distancing saat orang diperintahkan mengungsi dari banjir,” ujar Sanghamitra Sanyal, anggota tim manajemen banjir daerah.
“Kami menyeru orang untuk menutup mulut dan hidung dengan kain bersih,” kata dia.
Otoritas memperingatkan ketinggian air di sungai Brahmaputra diperkirakan naik 11 cm, dua pekan setelah air meluap dan mengenangi lebih dari 2.500 desa.
Assam yang terkenal untuk perkebunan teh diterjang banjir setiap musim hujan meski telah dilakukan berbagai upaya pengendalian banjir.
Berbagai kelompok hak asasi manusia (HAM) menuduh para pejabat korup mencuri dana yang dialokasikan untuk berbagai proyek penanganan banjir, sehingga kondisi tanggul sungai sangat mudah jebol.
Banjir juga menenggelamkan Taman Nasional Kaziranga, yang menjadi lokasi terbesar di dunia untuk badak cula satu, dengan sekitar 2.500 badak, dari total populasi 3.000 badak.
“Sembilan badak tenggelam dan lebih dari 100 binatang lainnya mati,” ungkap Atul Bora, menteri agrikultur Assam yang merupakan anggota parlemen Kaziranga. (Lihat Infografis: Lawan China, Inggris Bakal Kerahkan Kapal Induk dengan Jet F-35)
Akibat banjir, badak, gajah dan kijang menyelamatkan diri di jalanan dan tempat pemukiman warga. (Lihat Video: Seorang Nenek Renta di Banyuasin Digugat Anaknya Sendiri Perihal Warisan)
Lihat Juga: 7 Negara yang Melegalkan Poliandri, Ada yang Menikahi Anak Sulung Laki-Laki dalam Keluarga
(sya)
tulis komentar anda