Polisi Israel Serang Umat Kristen yang Menuju Gereja Makam Suci Yerusalem
Minggu, 16 April 2023 - 00:30 WIB
YERUSALEM - Polisi Israel dikritik karena taktik tangan besi setelah ratusan umat Kristen Ortodoks dilarang merayakan Sabtu Suci (15/4/2023) di Gereja Makam Suci (Church of the Holy Sepulchre) di Kota Tua Yerusalem.
Beberapa pendeta Ortodoks Koptik diserang di depan Gereja Makam Suci, menurut video yang beredar di situs berita.
Pasukan Israel memblokir perayaan dengan penghalang jalan dan pagar di gerbang Kota Tua, hanya mengizinkan sejumlah kecil umat Kristen dan mereka yang memiliki izin masuk.
“Tentara Israel juga menghalangi lalu lintas di pasar Khan Al-Zeit dan menyerang puluhan umat Kristen yang mencoba melintasi pos pemeriksaan,” ungkap sumber setempat.
Perayaan berumur milenium itu biasanya menarik ribuan umat Kristen ke Gereja Makam Suci, di mana pengikut Kristen percaya Yesus telah dimakamkan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika sebanyak 10.000 jemaah memadati gereja, tahun ini hanya 1.800 orang yang diizinkan masuk, dengan 1.200 orang lainnya di luar gereja.
Pos pemeriksaan tambahan di sekitar Kota Tua Yerusalem juga akan membatasi akses semua orang ke area sekitar gereja.
Kementerian Luar Negeri Palestina menggambarkannya sebagai “serangan terang-terangan terhadap kebebasan beribadah.”
Beberapa pendeta Ortodoks Koptik diserang di depan Gereja Makam Suci, menurut video yang beredar di situs berita.
Pasukan Israel memblokir perayaan dengan penghalang jalan dan pagar di gerbang Kota Tua, hanya mengizinkan sejumlah kecil umat Kristen dan mereka yang memiliki izin masuk.
“Tentara Israel juga menghalangi lalu lintas di pasar Khan Al-Zeit dan menyerang puluhan umat Kristen yang mencoba melintasi pos pemeriksaan,” ungkap sumber setempat.
Perayaan berumur milenium itu biasanya menarik ribuan umat Kristen ke Gereja Makam Suci, di mana pengikut Kristen percaya Yesus telah dimakamkan.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika sebanyak 10.000 jemaah memadati gereja, tahun ini hanya 1.800 orang yang diizinkan masuk, dengan 1.200 orang lainnya di luar gereja.
Pos pemeriksaan tambahan di sekitar Kota Tua Yerusalem juga akan membatasi akses semua orang ke area sekitar gereja.
Kementerian Luar Negeri Palestina menggambarkannya sebagai “serangan terang-terangan terhadap kebebasan beribadah.”
Lihat Juga :
tulis komentar anda