Kekejaman Pasukan AS di Penjara Abu Ghraib, Ada yang Diikat Telanjang Seperti Anjing
Sabtu, 15 April 2023 - 20:37 WIB
JAKARTA - Penjara Abu Ghraib menjadi salah satu warisan suram Perang Irak . Di penjara itulah terungkap sejumlah hal mengejutkan terkait penyiksaan mengerikan terhadap para tahanan.
Sekitar tahun 2003, pasukan koalisi pimpinan AS menginvasi Irak atas tuduhan rezim Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. Faktanya, tuduhan tersebut tidak terbukti, dan banyak korban jiwa terlanjur berjatuhan akibat invasi.
Dari sekian banyak warisan mengerikan dari momen tersebut, salah satu di antaranya adalah Penjara Abu Ghraib. Sempat populer di era Saddam Hussein, penjara ini kembali dibuka oleh militer AS ketika menginvasi Irak.
Pada tahun 2004, penjara tersebut menjadi sasaran protes dunia internasional pasca-kemunculan laporan dan foto terkait pelecehan, penyiksaan, hingga kematian para tahanan yang dilakukan pasukan AS.
Mengutip laman The New Yorker, Sabtu (15/4/2023), terdapat sejumlah anomali yang terjadi di Penjara Abu Ghraib. Pertama, sebagian besar tahanan yang ditangkap militer AS adalah warga sipil yang tidak diketahui kesalahannya.
Mereka hanya ditangkap secara acak saat penyisiran area dan berakhir di penjara. Suatu hari, muncul laporan setebal 53 halaman yang ditulis oleh Mayor Jenderal Antonio M.Taguba yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk dipublikasikan.
Akan tetapi, tanpa diketahui ternyata laporan tersebut justru bocor. Taguba, selama Oktober-Desember 2003, menemukan banyak pelanggaran kriminal sadis dan terang-terangan di Penjara Abu Ghraib oleh polisi militer dan anggota intelijen Amerika.
Laporan Taguba tersebut mencantumkan beberapa kekejaman seperti menuangkan cairan fosfat ke tahanan, mengguyurkan air dingin ke tahanan yang telanjang, memukul tahanan dengan gagang sapu dan kursi, ditelanjangi dan diikat seperti anjing, hingga ancaman tindak kekerasan seksual kepada tahanan laki-laki.
Sekitar tahun 2003, pasukan koalisi pimpinan AS menginvasi Irak atas tuduhan rezim Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. Faktanya, tuduhan tersebut tidak terbukti, dan banyak korban jiwa terlanjur berjatuhan akibat invasi.
Dari sekian banyak warisan mengerikan dari momen tersebut, salah satu di antaranya adalah Penjara Abu Ghraib. Sempat populer di era Saddam Hussein, penjara ini kembali dibuka oleh militer AS ketika menginvasi Irak.
Pada tahun 2004, penjara tersebut menjadi sasaran protes dunia internasional pasca-kemunculan laporan dan foto terkait pelecehan, penyiksaan, hingga kematian para tahanan yang dilakukan pasukan AS.
Mengutip laman The New Yorker, Sabtu (15/4/2023), terdapat sejumlah anomali yang terjadi di Penjara Abu Ghraib. Pertama, sebagian besar tahanan yang ditangkap militer AS adalah warga sipil yang tidak diketahui kesalahannya.
Mereka hanya ditangkap secara acak saat penyisiran area dan berakhir di penjara. Suatu hari, muncul laporan setebal 53 halaman yang ditulis oleh Mayor Jenderal Antonio M.Taguba yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk dipublikasikan.
Akan tetapi, tanpa diketahui ternyata laporan tersebut justru bocor. Taguba, selama Oktober-Desember 2003, menemukan banyak pelanggaran kriminal sadis dan terang-terangan di Penjara Abu Ghraib oleh polisi militer dan anggota intelijen Amerika.
Laporan Taguba tersebut mencantumkan beberapa kekejaman seperti menuangkan cairan fosfat ke tahanan, mengguyurkan air dingin ke tahanan yang telanjang, memukul tahanan dengan gagang sapu dan kursi, ditelanjangi dan diikat seperti anjing, hingga ancaman tindak kekerasan seksual kepada tahanan laki-laki.
tulis komentar anda