Profil Kfir Brigade, Pasukan Kilat Militer Zionis Israel
Kamis, 13 April 2023 - 13:56 WIB
JAKARTA - Kfir Brigade merupakan unit termuda dan terbesar di Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Unit tersebut dijuluki sebagai pasukan kilat karena berfokus pada peperangan kota dan serangan kilat ke titik pertahanan musuh.
Sejak awal pembentukannya, pasukan Kfir banyak yang ditugaskan untuk melawan kegiatan milisi Palestina. Para prajuritnya biasanya disebar di beberapa titik seperti Tepi Barat dan perbatasan Jalur Gaza.
Kfir Brigade merupakan brigade infanteri termuda dan terbesar dari IDF. Pasukan ini berada di bawah Divisi Lapis Baja "Idan" ke-340 dari Komando Daerah Pusat Israel.
Dalam sejarahnya, Kfir dibentuk pada tahun 1990-an. Pada mulanya pembentukan pasukan ini bertujuan sebagai prajurit tambahan untuk melengkapi pasukan lapis baja.
Namun pada tahun 2005, pasukan ini dilebur ke brigade dinas reguler yang dipimpin oleh Kolonel Eyal Nosovski. Sejak saat itu, Kfir mulai menjadi pasukan yang cukup kuat bagi kelompok milisi Palestina.
Mengutip dari laman resmi IDF, sebagian besar kekuatan Kfir disokong oleh para prajurit yang mempunyai tingkat kebugaran yang tinggi dan memiliki keahlian tempur yang mumpuni.
Keahlian tempur pasukan Kfir didapatkan dari proses pendidikan dan latihan yang cukup panjang. Sebelum memasuki pendidikan, mereka dituntut menyelesaikan 8 bulan pelatihan tempur.
Pada pelatihan empat bulan pertama, mereka dikhususkan untuk pelatihan dasar—di mana para prajurit akan diperkenalkan dengan kebugaran fisik dan berbagai senjata yang akan dibawanya saat bertugas.
Adapun senjata yang digunakan oleh tentara Kfir saat latihan dan aktif bertugas di antaranya adalah senapan serbu M-16, M-4 dan Tavor.
Setelah pelatihan dasar, mereka akan menjalani pelatihan lanjutan selama tiga bulan yang berfokus pada pertempuran perkotaan dan pertempuran sebagai kelompok terpadu.
Untuk meningkatkan komunikasi, mereka juga diharuskan untuk mengikuti kursus bahasa Arab yang memungkinkan mereka berkomunikasi lebih baik dengan orang Palestina saat bertugas.
Dalam tahap pencarian pasukan yang berkualitas, IDF memutuskan bahwa untuk bergabung dengan elite Sayeret Oketz (Unit Khusus K-9 ) atau Sayeret LOTAR (Unit khusus kontra terorisme ) rekrutan harus memilih Kfir sebagai prioritas pertama mereka.
Meski begitu, ada aturan tambahan lain yang menyebutkan bahwa mereka yang tidak lolos seleksi akan tetap bertugas di Kfir Brigade. Sedangkan mereka yang lolos akan dikirim untuk menyelesaikan kursus mengemudi penembak jitu, paramedis, atau pertempuran.
Selama pasukan ini terbentuk, terdapat sejumlah operasi militer yang berhasil. Di antaranya, menangkap pelaku bom bunuh diri, mengungkap markas teroris, serta menyita senjata dan bahan peledak ilegal.
Selain itu, Kfir Brigade juga berperan penting dalam banyak operasi IDF termasuk Operasi Defensive Shield (2002), Operasi Hot Winter (2008) dan Operasi Cast Lead (2009).
Sejak awal pembentukannya, pasukan Kfir banyak yang ditugaskan untuk melawan kegiatan milisi Palestina. Para prajuritnya biasanya disebar di beberapa titik seperti Tepi Barat dan perbatasan Jalur Gaza.
Profil Kfir Brigade Israel
Kfir Brigade merupakan brigade infanteri termuda dan terbesar dari IDF. Pasukan ini berada di bawah Divisi Lapis Baja "Idan" ke-340 dari Komando Daerah Pusat Israel.
Dalam sejarahnya, Kfir dibentuk pada tahun 1990-an. Pada mulanya pembentukan pasukan ini bertujuan sebagai prajurit tambahan untuk melengkapi pasukan lapis baja.
Namun pada tahun 2005, pasukan ini dilebur ke brigade dinas reguler yang dipimpin oleh Kolonel Eyal Nosovski. Sejak saat itu, Kfir mulai menjadi pasukan yang cukup kuat bagi kelompok milisi Palestina.
Mengutip dari laman resmi IDF, sebagian besar kekuatan Kfir disokong oleh para prajurit yang mempunyai tingkat kebugaran yang tinggi dan memiliki keahlian tempur yang mumpuni.
Keahlian tempur pasukan Kfir didapatkan dari proses pendidikan dan latihan yang cukup panjang. Sebelum memasuki pendidikan, mereka dituntut menyelesaikan 8 bulan pelatihan tempur.
Pada pelatihan empat bulan pertama, mereka dikhususkan untuk pelatihan dasar—di mana para prajurit akan diperkenalkan dengan kebugaran fisik dan berbagai senjata yang akan dibawanya saat bertugas.
Adapun senjata yang digunakan oleh tentara Kfir saat latihan dan aktif bertugas di antaranya adalah senapan serbu M-16, M-4 dan Tavor.
Setelah pelatihan dasar, mereka akan menjalani pelatihan lanjutan selama tiga bulan yang berfokus pada pertempuran perkotaan dan pertempuran sebagai kelompok terpadu.
Untuk meningkatkan komunikasi, mereka juga diharuskan untuk mengikuti kursus bahasa Arab yang memungkinkan mereka berkomunikasi lebih baik dengan orang Palestina saat bertugas.
Dalam tahap pencarian pasukan yang berkualitas, IDF memutuskan bahwa untuk bergabung dengan elite Sayeret Oketz (Unit Khusus K-9 ) atau Sayeret LOTAR (Unit khusus kontra terorisme ) rekrutan harus memilih Kfir sebagai prioritas pertama mereka.
Meski begitu, ada aturan tambahan lain yang menyebutkan bahwa mereka yang tidak lolos seleksi akan tetap bertugas di Kfir Brigade. Sedangkan mereka yang lolos akan dikirim untuk menyelesaikan kursus mengemudi penembak jitu, paramedis, atau pertempuran.
Selama pasukan ini terbentuk, terdapat sejumlah operasi militer yang berhasil. Di antaranya, menangkap pelaku bom bunuh diri, mengungkap markas teroris, serta menyita senjata dan bahan peledak ilegal.
Selain itu, Kfir Brigade juga berperan penting dalam banyak operasi IDF termasuk Operasi Defensive Shield (2002), Operasi Hot Winter (2008) dan Operasi Cast Lead (2009).
(mas)
tulis komentar anda