Kremlin: Barat Histeris terhadap Rencana Rusia Kerahkan Senjata Nuklir ke Belarusia
Senin, 10 April 2023 - 07:17 WIB
MOSKOW - Kremlin mengatakan Barat bereaksi histeris terhadap rencana Rusia untuk mengerahkan senjata nuklir ke Belarusia, namun mereka lupa bahwa senjata nuklir Amerika Serikat (AS) sudah menyebar di Eropa.
"Kolektif Barat tidak cenderung untuk mengingat topik senjata nuklir Amerika, yang berbasis di sini di Eropa, di sekitar negara kami, tetapi dalam hal ini mereka cenderung bereaksi histeris terhadap rencana kami untuk membangun fasilitas penyimpanan untuk senjata nuklir taktis di wilayah Belarusia," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Rossiya-1, yang dilansir Anadolu Agency, Senin (10/4/2023).
Peskov lebih lanjut mengomentari diskusi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko selama pertemuan di Moskow pada hari Kamis, mengatakan bahwa senjata nuklir saat ini menjadi topik penting.
“Ya, ini adalah topik yang sangat penting sekarang. Kami melihat reaksi yang sangat tidak terkendali dari kolektif Barat terhadap pengumuman yang dibuat oleh Presiden Putin," kata Peskov.
Putin mengumumkan pada 25 Maret bahwa Rusia akan menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan khusus untuk senjata nuklir taktis di negara Belarusia, yang memicu kecaman internasional yang sengit.
Moskow, kata Putin, akan memulai pelatihan awak pada awal April. Dia, menambahkan bahwa Rusia akan menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuklir taktis di Belarusia pada 1 Juli dan kontrol senjata nuklir tidak akan dialihkan ke Minsk.
NATO mengecam keras keputusan Putin tersebut, menyebutnya sebagai retorika berbahaya dan tidak bertanggungjawab.
"NATO waspada, dan kami memantau situasi dengan cermat. Kami belum melihat adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia yang akan membuat kami menyesuaikan diri," kata aliansi Barat tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Rujukan Rusia untuk pembagian nuklir NATO benar-benar menyesatkan. Sekutu NATO bertindak dengan penuh rasa hormat terhadap komitmen internasional mereka. Rusia telah secara konsisten melanggar komitmen kontrol senjatanya, yang terakhir menangguhkan keikutsertaannya dalam Perjanjian New START," lanjut pernyataan aliansi.
"Kolektif Barat tidak cenderung untuk mengingat topik senjata nuklir Amerika, yang berbasis di sini di Eropa, di sekitar negara kami, tetapi dalam hal ini mereka cenderung bereaksi histeris terhadap rencana kami untuk membangun fasilitas penyimpanan untuk senjata nuklir taktis di wilayah Belarusia," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Rossiya-1, yang dilansir Anadolu Agency, Senin (10/4/2023).
Peskov lebih lanjut mengomentari diskusi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko selama pertemuan di Moskow pada hari Kamis, mengatakan bahwa senjata nuklir saat ini menjadi topik penting.
“Ya, ini adalah topik yang sangat penting sekarang. Kami melihat reaksi yang sangat tidak terkendali dari kolektif Barat terhadap pengumuman yang dibuat oleh Presiden Putin," kata Peskov.
Putin mengumumkan pada 25 Maret bahwa Rusia akan menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan khusus untuk senjata nuklir taktis di negara Belarusia, yang memicu kecaman internasional yang sengit.
Moskow, kata Putin, akan memulai pelatihan awak pada awal April. Dia, menambahkan bahwa Rusia akan menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuklir taktis di Belarusia pada 1 Juli dan kontrol senjata nuklir tidak akan dialihkan ke Minsk.
NATO mengecam keras keputusan Putin tersebut, menyebutnya sebagai retorika berbahaya dan tidak bertanggungjawab.
"NATO waspada, dan kami memantau situasi dengan cermat. Kami belum melihat adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia yang akan membuat kami menyesuaikan diri," kata aliansi Barat tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Rujukan Rusia untuk pembagian nuklir NATO benar-benar menyesatkan. Sekutu NATO bertindak dengan penuh rasa hormat terhadap komitmen internasional mereka. Rusia telah secara konsisten melanggar komitmen kontrol senjatanya, yang terakhir menangguhkan keikutsertaannya dalam Perjanjian New START," lanjut pernyataan aliansi.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda