AS Pantau Latihan Militer China di Sekitar Taiwan
Minggu, 09 April 2023 - 10:16 WIB
TAIPEI - Amerika Serikat (AS) memantau latihan militer China di sekitar Taiwan dengan cermat dan nyaman. AS juga percaya diri memiliki sumber daya dan kemampuan yang cukup secara regional untuk memastikan perdamaian dan stabilitas. Hal itu diungkapkan kedutaan de facto AS di Taiwan.
China, yang mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, memulai latihan militer selama tiga hari di sekitar pulau itu pada Sabtu. Itu dilakukan sehari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali dari Amerika Serikat.
Saat berada di Los Angeles, pada apa yang secara resmi disebut sebagai "transit" dalam perjalanan pulang dari Amerika Tengah, Tsai bertemu dengan ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Kevin McCarthy, meskipun Beijing telah memperingatkannya.
"Kami memantau tindakan Beijing dengan cermat," kata juru bicara American Institute di Taiwan, yang berfungsi sebagai kedutaan de facto Amerika Serikat tanpa adanya hubungan diplomatik formal.
"Seperti yang telah kami katakan, tidak ada alasan bagi Beijing untuk mengubah transit ini - yang konsisten dengan praktik dan kebijakan AS yang sudah berlangsung lama - menjadi sesuatu yang bukan atau menggunakannya sebagai dalih untuk bereaksi berlebihan," tambah juru bicara itu seperti dikutip dari Reuters, Minggu (9/4/2023).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saluran komunikasi AS dengan China tetap terbuka dan Amerika Serikat secara konsisten mendesak pengekangan dan tidak mengubah status quo.
"Kami merasa nyaman dan percaya diri bahwa kami memiliki sumber daya dan kemampuan yang cukup di kawasan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas dan untuk memenuhi komitmen keamanan nasional kami," tuturnya.
AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Taipei demi Beijing pada tahun 1979, tetapi terikat oleh undang-undang untuk menyediakan pulau itu sarana buat mempertahankan diri.
China mengatakan Taiwan adalah masalah paling penting dan sensitif dalam hubungannya dengan Amerika Serikat, dan topik tersebut sering menjadi sumber ketegangan China-AS.
China, yang mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, memulai latihan militer selama tiga hari di sekitar pulau itu pada Sabtu. Itu dilakukan sehari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali dari Amerika Serikat.
Saat berada di Los Angeles, pada apa yang secara resmi disebut sebagai "transit" dalam perjalanan pulang dari Amerika Tengah, Tsai bertemu dengan ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Kevin McCarthy, meskipun Beijing telah memperingatkannya.
"Kami memantau tindakan Beijing dengan cermat," kata juru bicara American Institute di Taiwan, yang berfungsi sebagai kedutaan de facto Amerika Serikat tanpa adanya hubungan diplomatik formal.
"Seperti yang telah kami katakan, tidak ada alasan bagi Beijing untuk mengubah transit ini - yang konsisten dengan praktik dan kebijakan AS yang sudah berlangsung lama - menjadi sesuatu yang bukan atau menggunakannya sebagai dalih untuk bereaksi berlebihan," tambah juru bicara itu seperti dikutip dari Reuters, Minggu (9/4/2023).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saluran komunikasi AS dengan China tetap terbuka dan Amerika Serikat secara konsisten mendesak pengekangan dan tidak mengubah status quo.
"Kami merasa nyaman dan percaya diri bahwa kami memiliki sumber daya dan kemampuan yang cukup di kawasan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas dan untuk memenuhi komitmen keamanan nasional kami," tuturnya.
AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Taipei demi Beijing pada tahun 1979, tetapi terikat oleh undang-undang untuk menyediakan pulau itu sarana buat mempertahankan diri.
China mengatakan Taiwan adalah masalah paling penting dan sensitif dalam hubungannya dengan Amerika Serikat, dan topik tersebut sering menjadi sumber ketegangan China-AS.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda