Radang Kantung Empedu, Penyebab Raja Salman Masuk RS

Senin, 20 Juli 2020 - 11:33 WIB
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Kerajaan Arab Saudi. Foto/Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
RIYADH - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi dirawat di rumah sakit (RS) pada hari Senin (20/7/2020) untuk menjalani pemeriksaan medis. Pihak Royal Court mengonfirmasi bahwa raja berusia 84 tahun ini menderita radang kantung empedu.

Saudi Press Agency (SPA) melaporkan raja—yang telah memerintah eksportir minyak terbesar di dunia dan sekutu dekat Amerika Serikat (AS) sejak 2015—sedang menjalani pemeriksaan medis. (Baca: BREAKING-Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Dirawat di RS )

"Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud —semoga Tuhan melindunginya—masuk Senin, 29 Dzulhijjah 1441 H, menandai 20 Juli 2020, ke Rumah Sakit Spesialis Raja Faisal di Riyadh untuk menjalani beberapa tes karena peradangan di kantung empedu," bunyi pernyataan Royal Court yang dilansir Saudi Press Agency (SPA).



"Semoga Tuhan melindungi Penjaga Dua Masjid Suci, dan diberi kesehatan dan kesejahteraan," lanjut pernyataan tersebut

Raja Salman , yang diberi gelar Penjaga Dua Masjid Suci, menghabiskan lebih dari 2,5 tahun tahun sebagai Pangeran Mahkota dan Wakil Perdana Menteri dari Juni 2012 sebelum menjadi akhirnya menjadi Raja. Dia juga pernah menjabat sebagai gubernur wilayah Riyadh selama lebih dari 50 tahun.

Penguasa de-facto Arab Saudi adalah Putra Mahkota Mohammad bin Salman, yang dikenal luas dengan inisialnya MBS. Putra Raja Salman ini telah meluncurkan reformasi untuk mengubah ekonomi kerajaan dan mengakhiri "kecanduannya" pada minyak.

Pangeran berusia 34 tahun, yang populer di kalangan pemuda Arab Saudi, telah memenangkan pujian di dalam negeri karena mengurangi pembatasan sosial di kerajaan Muslim konservatif, memberikan lebih banyak hak kepada perempuan dan berjanji untuk mendiversifikasi ekonomi. (Baca juga: Pangeran Arab Saudi Khalid bin Saud Meninggal di Luar Negeri )

Bagi para pendukung raja, keberanian di dalam dan di luar negeri ini merupakan perubahan yang disambut baik setelah puluhan tahun kehati-hatian, stagnasi, dan dithering.

Tetapi kontrol negara atas media dan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat di kerajaan membuatnya sulit untuk mengukur tingkat antusiasme domestik.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More