AS Prihatin Kekacauan di Israel, Berharap Para Pemimpin Temukan Jalan Kompromi
Selasa, 28 Maret 2023 - 03:00 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sangat prihatin dengan kisruh politik dan demo tak berkesudahan di Israel . AS juga "sangat mendesak" para pemimpin di sana untuk menemukan kompromi sesegera mungkin.
Hal itu diungkapkan seorang juru bicara Gedung Putih pada Minggu (26/3/2023), setelah terjadinya pemecatan Menteri Pertahanan Israel memicu protes massal.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada akhir pekan lalu, sehari setelah Gallant memutuskan hubungan dengan pemerintah dan mendesak penghentian rencana yang sangat diperebutkan untuk merombak sistem peradilan.
“Kami terus mendesak para pemimpin Israel untuk menemukan kompromi sesegera mungkin. Kami percaya itu adalah jalan terbaik untuk Israel dan semua warganya," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
Sekitar tiga bulan sejak menjabat, koalisi nasionalis-agama Netanyahu telah terjerumus ke dalam krisis karena perpecahan pahit yang diungkapkan oleh rencana perombakan peradilan andalannya. Langkah yang diambil Netanyahu itu mendapat tentangan keras dari berbagai kalangan.
Paket perombakan akan memperketat kontrol politik atas penunjukan yudisial, memberikan kebebasan yang lebih luas kepada eksekutif untuk mengangkat hakim ke Mahkamah Agung.
“Seperti yang baru-baru ini didiskusikan presiden dengan Perdana Menteri Netanyahu, nilai-nilai demokrasi selalu, dan harus tetap, menjadi ciri khas hubungan AS-Israel,” kata Watson.
“Masyarakat demokratis diperkuat oleh checks and balances, dan perubahan mendasar pada sistem demokrasi harus diupayakan dengan basis dukungan rakyat seluas mungkin,” lanjutnya.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Hal itu diungkapkan seorang juru bicara Gedung Putih pada Minggu (26/3/2023), setelah terjadinya pemecatan Menteri Pertahanan Israel memicu protes massal.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada akhir pekan lalu, sehari setelah Gallant memutuskan hubungan dengan pemerintah dan mendesak penghentian rencana yang sangat diperebutkan untuk merombak sistem peradilan.
“Kami terus mendesak para pemimpin Israel untuk menemukan kompromi sesegera mungkin. Kami percaya itu adalah jalan terbaik untuk Israel dan semua warganya," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
Sekitar tiga bulan sejak menjabat, koalisi nasionalis-agama Netanyahu telah terjerumus ke dalam krisis karena perpecahan pahit yang diungkapkan oleh rencana perombakan peradilan andalannya. Langkah yang diambil Netanyahu itu mendapat tentangan keras dari berbagai kalangan.
Paket perombakan akan memperketat kontrol politik atas penunjukan yudisial, memberikan kebebasan yang lebih luas kepada eksekutif untuk mengangkat hakim ke Mahkamah Agung.
“Seperti yang baru-baru ini didiskusikan presiden dengan Perdana Menteri Netanyahu, nilai-nilai demokrasi selalu, dan harus tetap, menjadi ciri khas hubungan AS-Israel,” kata Watson.
“Masyarakat demokratis diperkuat oleh checks and balances, dan perubahan mendasar pada sistem demokrasi harus diupayakan dengan basis dukungan rakyat seluas mungkin,” lanjutnya.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(esn)
tulis komentar anda