Michel Ayoub, Pria Kristen yang Rutin Bangunkan Muslim untuk Sahur Ramadan
Senin, 27 Maret 2023 - 10:33 WIB
Sejak saat itu, peran masharati diturunkan dari generasi ke generasi, hingga diformalkan pada awal abad kesembilan, dan seseorang ditunjuk untuk menjalankan peran tersebut di setiap lingkungan selama bulan Ramadan.
Setelah mengambil peran tersebut, Ayoub menggunakan lagu-lagu terkenal dan tradisional dari budaya Palestina dan Suriah, tetapi juga menggubah sebagian lagu itu sendiri—dengan sukses besar, seperti yang terlihat pada pekan lalu.
Nyanyiannya membawa orang ke balkon, beberapa di antarany melambai ke arahnya, yang lain keluar untuk menjabat tangannya, dan beberapa bergegas mengeluarkan ponsel mereka untuk merekam aksinya—dan berfoto selfie dengannya.
"Di zaman sekarang, saat Anda memiliki ponsel cerdas dan jam alarm, Anda tidak perlu orang seperti Michel untuk membangunkan Anda," kata Suleiman Askeri, penduduk Kota Tua Acre dan seorang aktivis sosial.
"Tapi lihat betapa menyenangkannya bangun dengan suara seperti itu dan dengan atmosfer Kota Tua Acre—dengan gang-gang, batu-batu dan tembok-tembok kuno. Terlihat dan terdengar luar biasa. Anda bisa mendengar gema suaranya dari jauh."
"Sosok masharati sedikit mirip dengan sosok Sinterklas saat Natal—pertunjukan malam hari, doa dan nyanyian khusus. Kehadiran ini memiliki arti tersendiri dalam suasana liburan," katanya.
Ayoub berhenti di dekat beberapa rumah yang pemiliknya dia kenal, memanggil nama penghuninya. "Abu Marwan, bangun!" dia memanggil ke salah satu pemilik rumah di lingkungan itu.
"Yalla, yalla," jawab suara yang kuat dan jelas dari dalam rumah, "Tuhan memberkati Nabi Muhammad."
Setelah melewati semua gang Abboud, Ayoub pindah ke lingkungan Sheikh Abdallah terdekat. Di sana, di pintu masuk salah satu rumah, berdiri Hajjah Umm-Bilal, kepalanya dihiasi dengan penutup tradisional, dan beberapa anggota keluarganya di sampingnya.
"Aku sudah menunggumu selama satu jam, Michel, setiap Ramadan aku harus melihatmu dan mendengarmu," kata wanita berusia 60-an tahun itu.
Setelah mengambil peran tersebut, Ayoub menggunakan lagu-lagu terkenal dan tradisional dari budaya Palestina dan Suriah, tetapi juga menggubah sebagian lagu itu sendiri—dengan sukses besar, seperti yang terlihat pada pekan lalu.
Nyanyiannya membawa orang ke balkon, beberapa di antarany melambai ke arahnya, yang lain keluar untuk menjabat tangannya, dan beberapa bergegas mengeluarkan ponsel mereka untuk merekam aksinya—dan berfoto selfie dengannya.
"Di zaman sekarang, saat Anda memiliki ponsel cerdas dan jam alarm, Anda tidak perlu orang seperti Michel untuk membangunkan Anda," kata Suleiman Askeri, penduduk Kota Tua Acre dan seorang aktivis sosial.
"Tapi lihat betapa menyenangkannya bangun dengan suara seperti itu dan dengan atmosfer Kota Tua Acre—dengan gang-gang, batu-batu dan tembok-tembok kuno. Terlihat dan terdengar luar biasa. Anda bisa mendengar gema suaranya dari jauh."
"Sosok masharati sedikit mirip dengan sosok Sinterklas saat Natal—pertunjukan malam hari, doa dan nyanyian khusus. Kehadiran ini memiliki arti tersendiri dalam suasana liburan," katanya.
Ayoub berhenti di dekat beberapa rumah yang pemiliknya dia kenal, memanggil nama penghuninya. "Abu Marwan, bangun!" dia memanggil ke salah satu pemilik rumah di lingkungan itu.
"Yalla, yalla," jawab suara yang kuat dan jelas dari dalam rumah, "Tuhan memberkati Nabi Muhammad."
Setelah melewati semua gang Abboud, Ayoub pindah ke lingkungan Sheikh Abdallah terdekat. Di sana, di pintu masuk salah satu rumah, berdiri Hajjah Umm-Bilal, kepalanya dihiasi dengan penutup tradisional, dan beberapa anggota keluarganya di sampingnya.
"Aku sudah menunggumu selama satu jam, Michel, setiap Ramadan aku harus melihatmu dan mendengarmu," kata wanita berusia 60-an tahun itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda