Rusia Peringatkan Bencana Radioaktif di Ukraina Akibat Depleted Uranium
Sabtu, 25 Maret 2023 - 00:01 WIB
MOSKOW - Potensi penggunaan amunisi cangkang uranium yang dipasok Barat oleh Ukraina akan berdampak buruk pada ekonomi dan populasi negara itu.
Dampak buruk itu akan berlangsung selama berabad-abad yang akan datang, menurut peringatan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pada Jumat (24/3/2023).
Letnan Jenderal Igor Kirillov yang bertanggung jawab atas Pasukan Pertahanan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia, mengeluarkan kritik pedas terhadap rencana Inggris mendukung Kiev dengan peluru penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium.
Dia mencatat amunisi semacam itu hanya pernah digunakan dalam pertempuran oleh negara-negara NATO, terutama selama Perang Irak, ketika AS menggunakan setidaknya 300 ton depleted uranium.
“Akibatnya, situasi radiasi di kota Fallujah (Irak) jauh lebih buruk daripada di kota Hiroshima dan Nagasaki setelah pemboman nuklir oleh Amerika Serikat,” ungkap Kirillov.
Dia mengingat bahwa Fallujah telah dijuluki sebagai “Chernobyl kedua,” sementara penduduk setempat menderita jumlah kasus kanker yang meroket.
“Barat sangat menyadari konsekuensi penggunaan senjata semacam itu,” ungkap sang jenderal.
“Meskipun itu akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki bagi kesehatan pasukan dan warga sipil Ukraina, negara-negara NATO, khususnya Inggris, menyatakan kesiapan untuk memasok senjata jenis ini ke rezim Kiev,” papar Kirillov.
Dampak buruk itu akan berlangsung selama berabad-abad yang akan datang, menurut peringatan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pada Jumat (24/3/2023).
Letnan Jenderal Igor Kirillov yang bertanggung jawab atas Pasukan Pertahanan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia, mengeluarkan kritik pedas terhadap rencana Inggris mendukung Kiev dengan peluru penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium.
Dia mencatat amunisi semacam itu hanya pernah digunakan dalam pertempuran oleh negara-negara NATO, terutama selama Perang Irak, ketika AS menggunakan setidaknya 300 ton depleted uranium.
“Akibatnya, situasi radiasi di kota Fallujah (Irak) jauh lebih buruk daripada di kota Hiroshima dan Nagasaki setelah pemboman nuklir oleh Amerika Serikat,” ungkap Kirillov.
Dia mengingat bahwa Fallujah telah dijuluki sebagai “Chernobyl kedua,” sementara penduduk setempat menderita jumlah kasus kanker yang meroket.
“Barat sangat menyadari konsekuensi penggunaan senjata semacam itu,” ungkap sang jenderal.
“Meskipun itu akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki bagi kesehatan pasukan dan warga sipil Ukraina, negara-negara NATO, khususnya Inggris, menyatakan kesiapan untuk memasok senjata jenis ini ke rezim Kiev,” papar Kirillov.
tulis komentar anda