Biden: Rusia dan China Berusaha Merusak Pemilu AS
Sabtu, 18 Juli 2020 - 14:56 WIB
WASHINGTON - Rusia dan China berusaha merusak demokrasi Amerika Serikat (AS) jelang pemilihan presiden November mendatang. Tudingan itu dilemparkan calon presiden asal Partai Demokrat, Joe Biden, mengutip penjelasan intelijen yang ia terima.
"Rusia masih terlibat dalam upaya untuk mendelegitimasi proses pemilu kita. Itu fakta," kata penantang presiden petahana Donald Trump itu.(Baca: Rusia Bantah Mencoba Curi Data Vaksin Covid-19 dari Seluruh Dunia )
"China dan yang lainnya juga terlibat dalam kegiatan yang dirancang untuk kita kehilangan kepercayaan pada hasilnya," tambahnya seperti dilansir dari AFP, Sabtu (18/7/2020).(Baca: AS Pertimbangkan Berlakukan Larangan Perjalanan Bagi Anggota PKC )
Adalah normal bagi calon presiden dari partai-partai besar untuk memiliki pengarahan intelijen, meskipun tidak jelas kapan Biden mulai menerimanya.
Pada 30 Juni lalu Biden mengatakan ia mungkin meminta pengarahan intelijen, tetapi dia belum ditawari sampai saat itu.
"Pada akhir tahun lalu, pejabat keamanan AS memperingatkan musuh-musuh negara itu akan berusaha untuk ikut campur dalam pemilu 2020. Itu dilakukan untuk melemahkan institusi demokrasi, mempengaruhi sentimen publik dan mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Intelejen AS mendapati bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan umum 2016 untuk mendukung Donald Trump, yang telah menghadapi tuduhan itu dan menyerukan hubungan yang lebih baik dengan Putin.
"Rusia masih terlibat dalam upaya untuk mendelegitimasi proses pemilu kita. Itu fakta," kata penantang presiden petahana Donald Trump itu.(Baca: Rusia Bantah Mencoba Curi Data Vaksin Covid-19 dari Seluruh Dunia )
"China dan yang lainnya juga terlibat dalam kegiatan yang dirancang untuk kita kehilangan kepercayaan pada hasilnya," tambahnya seperti dilansir dari AFP, Sabtu (18/7/2020).(Baca: AS Pertimbangkan Berlakukan Larangan Perjalanan Bagi Anggota PKC )
Adalah normal bagi calon presiden dari partai-partai besar untuk memiliki pengarahan intelijen, meskipun tidak jelas kapan Biden mulai menerimanya.
Pada 30 Juni lalu Biden mengatakan ia mungkin meminta pengarahan intelijen, tetapi dia belum ditawari sampai saat itu.
"Pada akhir tahun lalu, pejabat keamanan AS memperingatkan musuh-musuh negara itu akan berusaha untuk ikut campur dalam pemilu 2020. Itu dilakukan untuk melemahkan institusi demokrasi, mempengaruhi sentimen publik dan mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Intelejen AS mendapati bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan umum 2016 untuk mendukung Donald Trump, yang telah menghadapi tuduhan itu dan menyerukan hubungan yang lebih baik dengan Putin.
(ber)
tulis komentar anda