Rekonsiliasi, Raja Salman Undang Presiden Iran Kunjungi Arab Saudi
Senin, 20 Maret 2023 - 07:48 WIB
TEHERAN - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi mengirim surat undangan untuk Presiden Iran Ebrahim Raisi agar berkunjung ke Riyadh.
Undangan itu dikirim usai kedua negara sepakat berekonsiliasi setelah tujuh tahun memutuskan hubungan diplomatik.
Raisi mengatakan dengan senang hati menerima undangan Raja Salman.
“Dalam sepucuk surat kepada Presiden Raisi...Raja Arab Saudi menyambut baik kesepakatan antara kedua negara bersaudara [dan] mengundangnya ke Riyadh,” tulis Wakil Kepala Staf Presiden Iran untuk Urusan Politik, Mohammad Jamshidi, di Twitter, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (20/3/2023).
"Raisi menyambut baik undangan tersebut," lanjut Jamshidi.
Kedua negara yang telah lama berseteru itu mengumumkan kesepakatan rekonsiliasi pada 10 Maret. Rekonsiliasi itu ditengahi oleh China.
Riyadh memutuskan hubungan setelah pengunjuk rasa Iran menyerang misi diplomatik Arab Saudi pada tahun 2016 menyusul eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr oleh otoritas Saudi. Eksekusi itu hanya satu dari serangkaian titik nyala antara dua rival lama di kawasan tersebut.
Kesepakatan rekonsiliasi itu akan membuat Iran yang mayoritas Muslim Syiah dan Arab Saudi yang mayoritas Muslim Sunni membuka kembali kedutaan dan misi mereka dalam waktu dua bulan. Selain itu keduanya akan menerapkan kesepakatan kerja sama keamanan dan ekonomi yang ditandatangani lebih dari 20 tahun lalu.
Undangan itu dikirim usai kedua negara sepakat berekonsiliasi setelah tujuh tahun memutuskan hubungan diplomatik.
Raisi mengatakan dengan senang hati menerima undangan Raja Salman.
“Dalam sepucuk surat kepada Presiden Raisi...Raja Arab Saudi menyambut baik kesepakatan antara kedua negara bersaudara [dan] mengundangnya ke Riyadh,” tulis Wakil Kepala Staf Presiden Iran untuk Urusan Politik, Mohammad Jamshidi, di Twitter, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (20/3/2023).
"Raisi menyambut baik undangan tersebut," lanjut Jamshidi.
Kedua negara yang telah lama berseteru itu mengumumkan kesepakatan rekonsiliasi pada 10 Maret. Rekonsiliasi itu ditengahi oleh China.
Riyadh memutuskan hubungan setelah pengunjuk rasa Iran menyerang misi diplomatik Arab Saudi pada tahun 2016 menyusul eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr oleh otoritas Saudi. Eksekusi itu hanya satu dari serangkaian titik nyala antara dua rival lama di kawasan tersebut.
Kesepakatan rekonsiliasi itu akan membuat Iran yang mayoritas Muslim Syiah dan Arab Saudi yang mayoritas Muslim Sunni membuka kembali kedutaan dan misi mereka dalam waktu dua bulan. Selain itu keduanya akan menerapkan kesepakatan kerja sama keamanan dan ekonomi yang ditandatangani lebih dari 20 tahun lalu.
tulis komentar anda