Penyelidik Temukan Rambut di Kapal Pesiar Terkait Ledakan Nord Stream
Minggu, 19 Maret 2023 - 02:02 WIB
BERLIN - Penyelidik Jerman menemukan rambut di pakaian yang tertinggal di kapal pesiar yang diduga terkait dengan serangan di pipa Nord Stream September lalu.
Otoritas Jerman telah mengirimkan bahan-bahan ini untuk analisis DNA, menurut laporan media.
“Sumber tersebut tidak memberikan perincian tentang apakah barang-barang di kapal pesiar itu milik orang-orang pro-Ukraina yang tidak diketahui yang diduga terlibat dalam serangan itu,” ungkap media Jerman.
Pada Senin, laporan mengungkapkan rincian mengenai kapal pesiar yang diduga "terkait" dengan sabotase di jalur pipa Nord Stream.
Satu kapal layar mewah Bavaria Cruiser 50 bernama Andromeda disewa orang tak dikenal, dengan email yang digunakan untuk menyewa mengisyaratkan adanya hubungan dengan Ukraina, menurut laporan itu.
Awal bulan ini, sumber media Jerman lainnya melaporkan penyelidik telah mengidentifikasi kapal yang terlibat dalam sabotase Nord Stream, dengan jejak yang mengarah ke perusahaan milik Ukraina.
“Operasi di laut dilakukan tim beranggotakan enam orang, yang diyakini terdiri dari lima pria dan satu wanita,” ungkap laporan tersebut.
“Investigasi memperoleh sejumlah barang di awal tahun, termasuk kaus pemecah es dan topi Von Lamezan dengan rambut di atasnya,” papar laporan itu, mengutip surat perintah penggeledahan dan daftar barang yang disita selama penggeledahan kapal pesiar.
Bahan-bahan itu dianalisis di laboratorium, menurut surat kabar itu.
Pipa gas Nord Stream dan Nord Stream 2, yang dibangun untuk mengalirkan gas di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman, tidak berfungsi sejak terkena ledakan September lalu.
Operator Nord Stream, Nord Stream AG, mengatakan kerusakan tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak mungkin memperkirakan waktu yang diperlukan untuk perbaikan.
Rusia menganggap ledakan dua pipa tersebut sebagai tindakan terorisme internasional. Belum ada hasil investigasi resmi, tetapi jurnalis AS dan pemenang Hadiah Pulitzer Seymour Hersh menuduh ledakan tersebut diorganisir oleh Amerika Serikat dengan dukungan Norwegia.
Menyusul laporan Hersh, Moskow telah menegaskan kembali seruannya untuk penyelidikan yang tidak memihak dan menyeluruh.
Adapun Denmark, Jerman, dan Swedia menolak memasukkan Rusia dalam penyelidikan mereka.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Otoritas Jerman telah mengirimkan bahan-bahan ini untuk analisis DNA, menurut laporan media.
“Sumber tersebut tidak memberikan perincian tentang apakah barang-barang di kapal pesiar itu milik orang-orang pro-Ukraina yang tidak diketahui yang diduga terlibat dalam serangan itu,” ungkap media Jerman.
Pada Senin, laporan mengungkapkan rincian mengenai kapal pesiar yang diduga "terkait" dengan sabotase di jalur pipa Nord Stream.
Satu kapal layar mewah Bavaria Cruiser 50 bernama Andromeda disewa orang tak dikenal, dengan email yang digunakan untuk menyewa mengisyaratkan adanya hubungan dengan Ukraina, menurut laporan itu.
Awal bulan ini, sumber media Jerman lainnya melaporkan penyelidik telah mengidentifikasi kapal yang terlibat dalam sabotase Nord Stream, dengan jejak yang mengarah ke perusahaan milik Ukraina.
“Operasi di laut dilakukan tim beranggotakan enam orang, yang diyakini terdiri dari lima pria dan satu wanita,” ungkap laporan tersebut.
“Investigasi memperoleh sejumlah barang di awal tahun, termasuk kaus pemecah es dan topi Von Lamezan dengan rambut di atasnya,” papar laporan itu, mengutip surat perintah penggeledahan dan daftar barang yang disita selama penggeledahan kapal pesiar.
Bahan-bahan itu dianalisis di laboratorium, menurut surat kabar itu.
Pipa gas Nord Stream dan Nord Stream 2, yang dibangun untuk mengalirkan gas di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman, tidak berfungsi sejak terkena ledakan September lalu.
Operator Nord Stream, Nord Stream AG, mengatakan kerusakan tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak mungkin memperkirakan waktu yang diperlukan untuk perbaikan.
Rusia menganggap ledakan dua pipa tersebut sebagai tindakan terorisme internasional. Belum ada hasil investigasi resmi, tetapi jurnalis AS dan pemenang Hadiah Pulitzer Seymour Hersh menuduh ledakan tersebut diorganisir oleh Amerika Serikat dengan dukungan Norwegia.
Menyusul laporan Hersh, Moskow telah menegaskan kembali seruannya untuk penyelidikan yang tidak memihak dan menyeluruh.
Adapun Denmark, Jerman, dan Swedia menolak memasukkan Rusia dalam penyelidikan mereka.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(sya)
tulis komentar anda