Ketegangan dengan China Meningkat, Taiwan Perkenalkan Senjata Baru
Selasa, 14 Maret 2023 - 21:50 WIB
TAICHUNG - Taiwan memperkenalkan pesawat tak berawak atau drone portabel pertamanya pada Selasa (14/3/2023). Kendaraan udara tak berawak mirip dengan model Amerika Serikat (AS) yang digunakan dalam perang Ukraina melawan Rusia itu diperkenalkan saat China meningkatkan tekanan militer di pulau itu.
Taiwan yang berpenduduk 23,5 juta orang hidup di bawah ancaman konstan invasi China, yang mengklaim pulau demokrasi yang memerintah sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya yang akan direbut suatu hari nanti, jika perlu dengan paksa.
Serangan pedang Beijing telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di bawah Presiden Xi Jinping, dan invasi Rusia ke Ukraina telah memperdalam ketakutan di Taiwan bahwa China mungkin akan melakukan hal yang sama.
Di tengah ketegangan itu, Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan (NCSIST) yang dikelola militer Taiwan memamerkan drone amunisi barunya. Drone ini mirip dengan Switchblade 300 buatan AS yang saat ini digunakan oleh tentara Ukraina.
Menurut NCSIST, drone sekali pakai dengan ukuran kecil yang dapat dibawa dalam ransel itu dapat bertahan di udara selama 15 menit.
“Karena ringan dan portabel, ini seperti granat besar yang bisa terbang,” kata Chi Li-pin, kepala divisi Riset Sistem Penerbangan NCSIST.
“Ini efektif dalam menyerang target di dekat pantai kami,” tambahnya, mencatat jarak terbang maksimumnya adalah 10 km seperti dikutip dari Channel News Asia.
Chi juga mengungkapkan Taiwan sedang mengembangkan drone serang "bunuh diri" generasi berikutnya, termasuk versi yang lebih besar yang dapat digunakan dalam serangan jarak jauh.
Taiwan yang berpenduduk 23,5 juta orang hidup di bawah ancaman konstan invasi China, yang mengklaim pulau demokrasi yang memerintah sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya yang akan direbut suatu hari nanti, jika perlu dengan paksa.
Serangan pedang Beijing telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di bawah Presiden Xi Jinping, dan invasi Rusia ke Ukraina telah memperdalam ketakutan di Taiwan bahwa China mungkin akan melakukan hal yang sama.
Di tengah ketegangan itu, Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan (NCSIST) yang dikelola militer Taiwan memamerkan drone amunisi barunya. Drone ini mirip dengan Switchblade 300 buatan AS yang saat ini digunakan oleh tentara Ukraina.
Menurut NCSIST, drone sekali pakai dengan ukuran kecil yang dapat dibawa dalam ransel itu dapat bertahan di udara selama 15 menit.
“Karena ringan dan portabel, ini seperti granat besar yang bisa terbang,” kata Chi Li-pin, kepala divisi Riset Sistem Penerbangan NCSIST.
“Ini efektif dalam menyerang target di dekat pantai kami,” tambahnya, mencatat jarak terbang maksimumnya adalah 10 km seperti dikutip dari Channel News Asia.
Chi juga mengungkapkan Taiwan sedang mengembangkan drone serang "bunuh diri" generasi berikutnya, termasuk versi yang lebih besar yang dapat digunakan dalam serangan jarak jauh.
tulis komentar anda