Kremlin Putus Kontak Bos Tentara Bayaran Wagner usai Keluhkan Amunisi
Minggu, 12 Maret 2023 - 03:12 WIB
BAKHMUT - Pemimpin organisasi tentara bayaran Wagner Group Rusia mengeklaim bahwa Kremlin telah memutuskan kontak dengannya.
Itu terjadi setelah dia mengeluh kekurangan amunisi ketika perang dengan tentara Ukraina berkecamuk di Bakhmut.
Yevgeny Prigozhin, bos Wagner yang dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan dalam pesan di saluran Telegramnya bahwa semua kontak langsungnya ke Kremlin telah berhenti merespons.
Pada hari Minggu lalu, Prigozhin mengeluh bahwa pemerintah Rusia tidak memberikan cukup amunisi kepada para tentara bayaran Wagner di Ukraina.
"Agar saya berhenti meminta amunisi, semua hotline ke kantor, ke departemen, dan lain-lain, telah terputus dari saya," kata Prigozhin, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (11/3/2023).
"Tapi yang paling menyebalkan adalah mereka juga memblokir agensi untuk membuat keputusan," imbuh Prigozhin.
Prigozhin selama seminggu terakhir memohon kepada Kremlin untuk memberikan lebih banyak amunisi kepada tentara Wagner, mengeluh tentang "kelaparan peluru".
"Saya mengetuk semua pintu dan membunyikan alarm tentang amunisi dan bala bantuan, serta kebutuhan untuk menutupi sayap kami," katanya dalam sebuah pernyataan sebelumnya yang dirilis hari Senin lalu.
"Jika semua orang terkoordinasi, tanpa ambisi, mengacau dan mengamuk, dan melakukan pekerjaan ini, maka kami akan memblokir angkatan bersenjata Ukraina. Jika tidak, maka semua orang akan kacau," imbuh dia.
Layanan pers Concord pada hari Minggu juga menerbitkan surat dari Prigozhin, di mana dia mengeklaim bahwa amunisi yang dijanjikan kepada pasukannya tidak pernah sampai.
Dia menyalahkan kegagalan logistik ini—tanpa menyebut siapa pun—pada "birokrasi" dan menyebutnya sebagai "pengkhianatan".
Wagner Group dikenal karena mengirim narapidana Rusia ke garis depan dengan imbalan kesempatan untuk dibebaskan. Kelompok tentara bayaran ini telah sangat terlibat dalam invasi Rusia ke Ukraina.
Organisasi tentara bayaran tersebut telah terlibat dalam serangan berlarut-larut untuk merebut kota Bakhmut di Ukraina timur. Itu telah menjadi salah satu pertempuran paling mematikan dalam perang Ukraina.
Itu terjadi setelah dia mengeluh kekurangan amunisi ketika perang dengan tentara Ukraina berkecamuk di Bakhmut.
Yevgeny Prigozhin, bos Wagner yang dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan dalam pesan di saluran Telegramnya bahwa semua kontak langsungnya ke Kremlin telah berhenti merespons.
Pada hari Minggu lalu, Prigozhin mengeluh bahwa pemerintah Rusia tidak memberikan cukup amunisi kepada para tentara bayaran Wagner di Ukraina.
"Agar saya berhenti meminta amunisi, semua hotline ke kantor, ke departemen, dan lain-lain, telah terputus dari saya," kata Prigozhin, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (11/3/2023).
"Tapi yang paling menyebalkan adalah mereka juga memblokir agensi untuk membuat keputusan," imbuh Prigozhin.
Prigozhin selama seminggu terakhir memohon kepada Kremlin untuk memberikan lebih banyak amunisi kepada tentara Wagner, mengeluh tentang "kelaparan peluru".
"Saya mengetuk semua pintu dan membunyikan alarm tentang amunisi dan bala bantuan, serta kebutuhan untuk menutupi sayap kami," katanya dalam sebuah pernyataan sebelumnya yang dirilis hari Senin lalu.
"Jika semua orang terkoordinasi, tanpa ambisi, mengacau dan mengamuk, dan melakukan pekerjaan ini, maka kami akan memblokir angkatan bersenjata Ukraina. Jika tidak, maka semua orang akan kacau," imbuh dia.
Layanan pers Concord pada hari Minggu juga menerbitkan surat dari Prigozhin, di mana dia mengeklaim bahwa amunisi yang dijanjikan kepada pasukannya tidak pernah sampai.
Dia menyalahkan kegagalan logistik ini—tanpa menyebut siapa pun—pada "birokrasi" dan menyebutnya sebagai "pengkhianatan".
Wagner Group dikenal karena mengirim narapidana Rusia ke garis depan dengan imbalan kesempatan untuk dibebaskan. Kelompok tentara bayaran ini telah sangat terlibat dalam invasi Rusia ke Ukraina.
Organisasi tentara bayaran tersebut telah terlibat dalam serangan berlarut-larut untuk merebut kota Bakhmut di Ukraina timur. Itu telah menjadi salah satu pertempuran paling mematikan dalam perang Ukraina.
(min)
tulis komentar anda