Profil Salome Zourabichvili, Presiden Georgia yang Dukung Demo Rakyat Tolak RUU Agen Asing
Kamis, 09 Maret 2023 - 20:14 WIB
JAKARTA - Presiden Georgia Salome Zurabichvili jadi sorotan media setempat setelah mendukung demo rakyatnya dalam menentang rancangan undang-undang (RUU) terkait agen asing.
Zourabichvili berbicara kepada para pengunjuk rasa di Tbilisi dari New York pada Selasa, 7 Maret 2023.
"Saya berbicara kepada Anda, mereka yang berkumpul malam ini di Rustaveli, tempat saya juga sering berdiri. Tapi sekarang saya berdiri di New York. Itu adalah simbol dari apa yang selalu diperjuangkan Georgia, dan mengapa kami terus berjuang hari ini. Saya bersama Anda, karena Anda mewakili Georgia yang merdeka sekarang,” katanya, seperti dikutip kantor berita TASS.
Demonstrasi masyarakat di Tbilisi ini memprotes RUU kontroversial bergaya Rusia. RUU ini akan mengklasifikasikan kelompok dan media oposisi sebagai "agen asing" bila menerima dana dari luar negeri.
Inisiatif untuk mengabadikan konsep agen asing dalam aturan ini telah menimbulkan kritik serius baik oleh oposisi Georgia maupun politisi Barat.
Zourabichvili mengeklaim bahwa RUU tersebut mungkin atas dasar instruksi dari Moskow, dan menegaskan akan menolak aturan tersebut. Presiden yang telah menjabat sejak 2018 ini juga berjanji akan memveto RUU tersebut jika disahkan.
Zourabichvili menduduki kursi pemerintahan Georgia bersama Perdana Menteri Irakli Garibashvili yang mulai memerintah pada 2021 lalu.
Menurut World Leaders Forum, Salome Zourabichvili lahir pada 18 Maret 1952 di Paris, Prancis. Selain bahasa Georgia, pemimpin perempuan ini juga menguasai bahasa Prancis, Inggris, dan Italia.
Setelah lulus dari Institute of Political Studies di Paris pada 1972, perempuan ini melanjutkan pendidikannya ke Columbia University untuk mendalami Urusan Internasional dan Publik hingga dinyatakan lulus pada 1973.
Karier politiknya sendiri dimulai pada tahun 1974 ketika dia bekerja di layanan diplomatik untuk Kementerian Luar Negeri Prancis di beberapa kedutaan.
Selain itu, Zourabichvili juga menjadi perwakilan Prancis untuk organisasi internasional (PBB, NATO, Western European Union, OSCE).
Pada tahun 2003, dia diangkat menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh atas Prancis untuk Georgia.
Setahun berselang, dia mulai merambah ke Georgia dengan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri hingga tahun 2005. Setelah sukses mendapatkan nama besar di Tbilisi, Zourabichvili mulai mendirikan partai politik "The Way of Georgia" pada tahun 2006.
Sembari membangun kekuatan politik, Zourabichvili sempat menjadi Associate Professor Hubungan Internasional di Institute of Political Studies di Paris, Prancis, periode 2006-2015. Dia juga pernah memimpin kelompok pemantau Dewan Keamanan PBB untuk sanksi terhadap Iran pada tahun 2015.
Sebelum terpilih sebagai Presiden, pada tahun 2016, dia sempat memenangkan pemilu sebagai wakil independen di Parlemen Georgia.
Barulah pada tahun 2018, Salome Zurabichvili berhasil untuk menduduki kursi kepresidenan sekaligus mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden ke-5 Georgia.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Zourabichvili berbicara kepada para pengunjuk rasa di Tbilisi dari New York pada Selasa, 7 Maret 2023.
"Saya berbicara kepada Anda, mereka yang berkumpul malam ini di Rustaveli, tempat saya juga sering berdiri. Tapi sekarang saya berdiri di New York. Itu adalah simbol dari apa yang selalu diperjuangkan Georgia, dan mengapa kami terus berjuang hari ini. Saya bersama Anda, karena Anda mewakili Georgia yang merdeka sekarang,” katanya, seperti dikutip kantor berita TASS.
Demonstrasi masyarakat di Tbilisi ini memprotes RUU kontroversial bergaya Rusia. RUU ini akan mengklasifikasikan kelompok dan media oposisi sebagai "agen asing" bila menerima dana dari luar negeri.
Inisiatif untuk mengabadikan konsep agen asing dalam aturan ini telah menimbulkan kritik serius baik oleh oposisi Georgia maupun politisi Barat.
Zourabichvili mengeklaim bahwa RUU tersebut mungkin atas dasar instruksi dari Moskow, dan menegaskan akan menolak aturan tersebut. Presiden yang telah menjabat sejak 2018 ini juga berjanji akan memveto RUU tersebut jika disahkan.
Zourabichvili menduduki kursi pemerintahan Georgia bersama Perdana Menteri Irakli Garibashvili yang mulai memerintah pada 2021 lalu.
Menurut World Leaders Forum, Salome Zourabichvili lahir pada 18 Maret 1952 di Paris, Prancis. Selain bahasa Georgia, pemimpin perempuan ini juga menguasai bahasa Prancis, Inggris, dan Italia.
Setelah lulus dari Institute of Political Studies di Paris pada 1972, perempuan ini melanjutkan pendidikannya ke Columbia University untuk mendalami Urusan Internasional dan Publik hingga dinyatakan lulus pada 1973.
Karier politiknya sendiri dimulai pada tahun 1974 ketika dia bekerja di layanan diplomatik untuk Kementerian Luar Negeri Prancis di beberapa kedutaan.
Selain itu, Zourabichvili juga menjadi perwakilan Prancis untuk organisasi internasional (PBB, NATO, Western European Union, OSCE).
Pada tahun 2003, dia diangkat menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh atas Prancis untuk Georgia.
Setahun berselang, dia mulai merambah ke Georgia dengan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri hingga tahun 2005. Setelah sukses mendapatkan nama besar di Tbilisi, Zourabichvili mulai mendirikan partai politik "The Way of Georgia" pada tahun 2006.
Sembari membangun kekuatan politik, Zourabichvili sempat menjadi Associate Professor Hubungan Internasional di Institute of Political Studies di Paris, Prancis, periode 2006-2015. Dia juga pernah memimpin kelompok pemantau Dewan Keamanan PBB untuk sanksi terhadap Iran pada tahun 2015.
Sebelum terpilih sebagai Presiden, pada tahun 2016, dia sempat memenangkan pemilu sebagai wakil independen di Parlemen Georgia.
Barulah pada tahun 2018, Salome Zurabichvili berhasil untuk menduduki kursi kepresidenan sekaligus mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden ke-5 Georgia.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(min)
tulis komentar anda