Bos Intel Amerika: Putin Sekarang Bergantung pada Senjata Nuklir Rusia
Kamis, 09 Maret 2023 - 18:47 WIB
WASHINGTON - Komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) memperingatkan semua pihak bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sekarang bergantung pada senjata nuklir menyusul kekalahan signifikan di medan perang Ukraina.
Peringatan itu muncul dalam laporan tahunan Annual Threat Assessment setebal 35 halaman yang dikeluarkan komunitas intelijen AS pada hari Rabu.
Peringatan itu datang ketika Rusia mengintensifkan pertempurannya yang sekarang telah berlangsung selama setahun di Ukraina dan ketika Putin mengancam untuk menarik diri dari perjanjian senjata nuklir utama AS-Rusia; Perjajian New START.
“Sepanjang invasinya ke Ukraina, Moskow terus menunjukkan bahwa ia memandang kemampuan nuklirnya diperlukan untuk menjaga pencegahan dan mencapai tujuannya dalam potensi konflik melawan AS dan NATO dan memandang persenjataan nuklirnya sebagai penjamin utama Federasi Rusia," bunyi laporan itu, yang dikutip CNBC, Kamis (9/3/2023).
Laporan itu menambahkan bahwa Putin akan menjadi lebih bergantung pada senjata nuklir Rusia menyusul kekalahan yang signifikan di medan perang dan rentetan sanksi yang telah melumpuhkan kemampuan Kremlin untuk membiayai mesin perangnya.
“Kerugian besar bagi pasukan daratnya dan pengeluaran besar-besaran amunisi berpemandu presisi selama konflik telah menurunkan kemampuan konvensional berbasis darat dan udara Moskow dan meningkatkan ketergantungannya pada senjata nuklir,” tulis komunitas intelijen Amerika.
Putin, yang negaranya memiliki arsenal senjata nuklir terbesar di dunia, sebelumnya telah menggetarkan "pedang nuklir" di belakang kemajuan Ukraina di medan perang.
Sementara itu, Barat menggambarkan ancaman Putin untuk menggunakan senjata nuklir sebagai retorika tidak bertanggung jawab dan sebagai upayanya untuk menegaskan kembali dominasi Rusia di wilayah tersebut.
Peringatan itu muncul dalam laporan tahunan Annual Threat Assessment setebal 35 halaman yang dikeluarkan komunitas intelijen AS pada hari Rabu.
Peringatan itu datang ketika Rusia mengintensifkan pertempurannya yang sekarang telah berlangsung selama setahun di Ukraina dan ketika Putin mengancam untuk menarik diri dari perjanjian senjata nuklir utama AS-Rusia; Perjajian New START.
“Sepanjang invasinya ke Ukraina, Moskow terus menunjukkan bahwa ia memandang kemampuan nuklirnya diperlukan untuk menjaga pencegahan dan mencapai tujuannya dalam potensi konflik melawan AS dan NATO dan memandang persenjataan nuklirnya sebagai penjamin utama Federasi Rusia," bunyi laporan itu, yang dikutip CNBC, Kamis (9/3/2023).
Laporan itu menambahkan bahwa Putin akan menjadi lebih bergantung pada senjata nuklir Rusia menyusul kekalahan yang signifikan di medan perang dan rentetan sanksi yang telah melumpuhkan kemampuan Kremlin untuk membiayai mesin perangnya.
“Kerugian besar bagi pasukan daratnya dan pengeluaran besar-besaran amunisi berpemandu presisi selama konflik telah menurunkan kemampuan konvensional berbasis darat dan udara Moskow dan meningkatkan ketergantungannya pada senjata nuklir,” tulis komunitas intelijen Amerika.
Putin, yang negaranya memiliki arsenal senjata nuklir terbesar di dunia, sebelumnya telah menggetarkan "pedang nuklir" di belakang kemajuan Ukraina di medan perang.
Sementara itu, Barat menggambarkan ancaman Putin untuk menggunakan senjata nuklir sebagai retorika tidak bertanggung jawab dan sebagai upayanya untuk menegaskan kembali dominasi Rusia di wilayah tersebut.
tulis komentar anda