Menhan Rusia Uraikan Pentingnya Merebut Bakhmut dari Ukraina
Rabu, 08 Maret 2023 - 08:19 WIB
MOSKOW - Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu Moskow melanjutkan upayanya menguasai Artyomovsk yang dikenal di Ukraina sebagai Bakhmut.
Dia mencatat kota tersebut merupakan pusat pertahanan penting bagi pasukan Kiev di Donbass.
“Mengontrol (Artyomovsk) akan memungkinkan tindakan ofensif lebih jauh ke dalam pertahanan Angkatan Bersenjata Ukraina,” ujar dia.
Artyomovsk telah menyaksikan beberapa pertempuran paling brutal di tengah kampanye militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Selain menjadi benteng bagi pasukan Ukraina, kota ini merupakan bagian dari garis pertahanan sepanjang 70 kilometer yang dibuat Kiev sejak memulai pertempuran di Donbass pada tahun 2014.
Dalam kampanye selama berbulan-bulan, pasukan Rusia secara sistematis merebut permukiman di sekitar kota dan mengepung Artyomovsk dari utara, selatan, dan timur.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sementara itu, telah berulang kali bersikeras dia tidak akan menyerahkan kota itu, meskipun para pendukung Barat dan penasihat militernya dilaporkan mendesaknya mengurangi kerugian dan mundur.
Shoigu juga melaporkan pada Selasa bahwa pasukan Rusia telah membebaskan permukiman Nikolaevka, Dvurechnoe, Krasnaya Gora, Gryanikovka dan Paraskovievka.
Dia menegaskan, “Strategi Amerika untuk memecah Rusia dengan kekuatan senjata telah gagal.”
“Negara-negara Barat meningkatkan pasokan senjata dan peralatan militer ke Ukraina, memperluas program pelatihan untuk personel tentara Ukraina,” papar Shoigu.
Dia menekankan, “Pada saat yang sama, dukungan rezim Kiev oleh negara-negara NATO tidak mengarah pada keberhasilan pasukan Ukraina di medan perang.”
Menurut dia, kerugian Kiev telah meningkat secara signifikan. Menurut menteri, pada bulan Februari saja korban yang diderita angkatan bersenjata Ukraina meningkat lebih dari 40% dibandingkan dengan bulan Januari dan berjumlah lebih dari 11.000 prajurit.
“Dalam hal ini, ketidakpedulian rezim Kiev terhadap rakyatnya sangat mengejutkan,” tegas Shoigu.
Dia menambahkan Kiev tampaknya tidak peduli berapa banyak orang yang mati demi kepentingan para pendukung Baratnya.
“Prioritas Rusia, di sisi lain, tetap menjaga kehidupan dan kesehatan personel serta warga sipil,” tegas dia.
Dia mencatat kota tersebut merupakan pusat pertahanan penting bagi pasukan Kiev di Donbass.
“Mengontrol (Artyomovsk) akan memungkinkan tindakan ofensif lebih jauh ke dalam pertahanan Angkatan Bersenjata Ukraina,” ujar dia.
Artyomovsk telah menyaksikan beberapa pertempuran paling brutal di tengah kampanye militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Selain menjadi benteng bagi pasukan Ukraina, kota ini merupakan bagian dari garis pertahanan sepanjang 70 kilometer yang dibuat Kiev sejak memulai pertempuran di Donbass pada tahun 2014.
Dalam kampanye selama berbulan-bulan, pasukan Rusia secara sistematis merebut permukiman di sekitar kota dan mengepung Artyomovsk dari utara, selatan, dan timur.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sementara itu, telah berulang kali bersikeras dia tidak akan menyerahkan kota itu, meskipun para pendukung Barat dan penasihat militernya dilaporkan mendesaknya mengurangi kerugian dan mundur.
Shoigu juga melaporkan pada Selasa bahwa pasukan Rusia telah membebaskan permukiman Nikolaevka, Dvurechnoe, Krasnaya Gora, Gryanikovka dan Paraskovievka.
Dia menegaskan, “Strategi Amerika untuk memecah Rusia dengan kekuatan senjata telah gagal.”
“Negara-negara Barat meningkatkan pasokan senjata dan peralatan militer ke Ukraina, memperluas program pelatihan untuk personel tentara Ukraina,” papar Shoigu.
Dia menekankan, “Pada saat yang sama, dukungan rezim Kiev oleh negara-negara NATO tidak mengarah pada keberhasilan pasukan Ukraina di medan perang.”
Menurut dia, kerugian Kiev telah meningkat secara signifikan. Menurut menteri, pada bulan Februari saja korban yang diderita angkatan bersenjata Ukraina meningkat lebih dari 40% dibandingkan dengan bulan Januari dan berjumlah lebih dari 11.000 prajurit.
“Dalam hal ini, ketidakpedulian rezim Kiev terhadap rakyatnya sangat mengejutkan,” tegas Shoigu.
Dia menambahkan Kiev tampaknya tidak peduli berapa banyak orang yang mati demi kepentingan para pendukung Baratnya.
“Prioritas Rusia, di sisi lain, tetap menjaga kehidupan dan kesehatan personel serta warga sipil,” tegas dia.
(sya)
tulis komentar anda