Takut Data Diretas, Pasukan Khusus Inggris Dilarang Pakai TikTok
Minggu, 05 Maret 2023 - 10:39 WIB
LONDON - Pasukan khusus Inggris , SAS, dilarang menggunakan TikTok dan aplikasi media sosial lainnya di ponsel pintar mereka. Mereka juga diimbau untuk tidak menggunakan aplikasi di ponsel pribadinya.
Peringatan itu dikeluarkan oleh unit Intelijen dan Keamanan Pasukan Khusus.
Itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa aplikasi, terutama TikTok milik China, dapat menyebabkan data rahasia yang dapat diakses oleh mata-mata.
Pakar intelijen khawatir aplikasi tersebut dapat memberikan data kepada negara-negara seperti China dan Rusia yang dapat membantu mengidentifikasi anggota pasukan khusus, lokasi rahasia di Inggris serta luar negeri, dan bahkan membahayakan operasi.
Pasukan Khusus Inggris, yang meliputi Spesial Boat Service dan Special Reconnaissance Regiment, bekerja sama dengan anggota MI5 dan MI6.
Identitas individu adalah rahasia negara dan publikasi mereka secara efektif dilarang di bawah Pemberitahuan DSMA – artinya anggota tidak dapat disebutkan namanya di media.
"Aplikasi adalah salah satu ancaman terbesar yang muncul bagi dinas intelijen yang bermusuhan untuk digunakan untuk menargetkan individu,", kata Kolonel Phil Ingram, seorang mantan perwira intelijen militer.
Peringatan itu dikeluarkan oleh unit Intelijen dan Keamanan Pasukan Khusus.
Itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa aplikasi, terutama TikTok milik China, dapat menyebabkan data rahasia yang dapat diakses oleh mata-mata.
Pakar intelijen khawatir aplikasi tersebut dapat memberikan data kepada negara-negara seperti China dan Rusia yang dapat membantu mengidentifikasi anggota pasukan khusus, lokasi rahasia di Inggris serta luar negeri, dan bahkan membahayakan operasi.
Pasukan Khusus Inggris, yang meliputi Spesial Boat Service dan Special Reconnaissance Regiment, bekerja sama dengan anggota MI5 dan MI6.
Identitas individu adalah rahasia negara dan publikasi mereka secara efektif dilarang di bawah Pemberitahuan DSMA – artinya anggota tidak dapat disebutkan namanya di media.
"Aplikasi adalah salah satu ancaman terbesar yang muncul bagi dinas intelijen yang bermusuhan untuk digunakan untuk menargetkan individu,", kata Kolonel Phil Ingram, seorang mantan perwira intelijen militer.
Lihat Juga :
tulis komentar anda