3 Fakta di Balik Seruan Pemusnahan Kota Huwara di Palestina
Jum'at, 03 Maret 2023 - 21:23 WIB
JAKARTA - Kota Huwara Palestina tengah menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah ketegangan yang memanas dengan pemukim Israel.
Untuk diketahui, Huwara sendiri merupakan salah satu kota Palestina yang terletak di Tepi Barat. Tercatat, kurang lebih 7.000 warga Palestina diketahui tinggal di wilayah tersebut.
Belakangan, situasi di kota Huwara memanas. Terlebih, pasca muncul seruan terkait pemusnahan salah satu kota di Palestina tersebut.
Berikut tiga fakta dibalik seruan pemusnahan kota Huwara di Palestina.
Mengutip laman Al Jazeera, Jumat (3/3/2023), komentar kontroversial Smotrich dilontarkan pasca pemukim Yahudi mengepung kota Huwara dengan klaim sebagai tindakan balas dendam terhadap serangan warga Palestina.
“Saya pikir Huwara perlu dimusnahkan. Saya pikir negara Israel harus melakukannya,” kata Menteri Keuangan Israel seperti dikutip Al Jazeera.
Sekadar informasi, Smotrich merupakan salah seorang politikus ekstrem kanan di kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Tak hanya menjadi Menkeu Israel, dia juga bertanggung jawab atas administrasi sipil di Tepi Barat yang diduduki.
Mengutip laman Times of Israel, pernyataan Smotrich disampaikan beberapa hari pasca tragedi terbunuhnya dua bersaudara Israel oleh seseorang yang disebut sebagai warga Palestina di dekat Huwara.
Pada lanjutannya, kejadian tersebut menyulut kemarahan pemukim Israel lain dan menimbulkan kerusuhan. Tak sekadar menyerbu, mereka juga membakar rumah serta mobil warga Palestina.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam jumpa pers menyampaikan bahwa komentar Smotrich tersebut adalah sebuah hasutan untuk tindak kekerasan.
“Sama seperti kami mengutuk hasutan Palestina untuk melakukan kekerasan, kami mengutuk pernyataan provokatif ini yang juga merupakan hasutan untuk melakukan kekerasan,” tambahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (3/3/2023).
Untuk diketahui, Huwara sendiri merupakan salah satu kota Palestina yang terletak di Tepi Barat. Tercatat, kurang lebih 7.000 warga Palestina diketahui tinggal di wilayah tersebut.
Belakangan, situasi di kota Huwara memanas. Terlebih, pasca muncul seruan terkait pemusnahan salah satu kota di Palestina tersebut.
Berikut tiga fakta dibalik seruan pemusnahan kota Huwara di Palestina.
1. Seruan Datang dari Menteri Israel
Seruan terkait pemusnahan kota Huwara di Palestina ternyata datang dari salah seorang Menteri Israel. Dia adalah Bezalel Smotrich yang berstatus sebagai Menteri Keuangan.Mengutip laman Al Jazeera, Jumat (3/3/2023), komentar kontroversial Smotrich dilontarkan pasca pemukim Yahudi mengepung kota Huwara dengan klaim sebagai tindakan balas dendam terhadap serangan warga Palestina.
“Saya pikir Huwara perlu dimusnahkan. Saya pikir negara Israel harus melakukannya,” kata Menteri Keuangan Israel seperti dikutip Al Jazeera.
Sekadar informasi, Smotrich merupakan salah seorang politikus ekstrem kanan di kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Tak hanya menjadi Menkeu Israel, dia juga bertanggung jawab atas administrasi sipil di Tepi Barat yang diduduki.
2. Penyebab Munculnya Komentar Kontroversial
Komentar kontroversial yang disampaikan Menteri Israel terkait pemusnahan kota Huwara memang terbilang cukup mengejutkan.Mengutip laman Times of Israel, pernyataan Smotrich disampaikan beberapa hari pasca tragedi terbunuhnya dua bersaudara Israel oleh seseorang yang disebut sebagai warga Palestina di dekat Huwara.
Pada lanjutannya, kejadian tersebut menyulut kemarahan pemukim Israel lain dan menimbulkan kerusuhan. Tak sekadar menyerbu, mereka juga membakar rumah serta mobil warga Palestina.
3. Mendapat Kecaman dari Berbagai Pihak
Komentar terkait penghancuran kota Huwara di Palestina ini memicu banyak kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya adalah sekutu dekat Israel, yakni Amerika Serikat.Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam jumpa pers menyampaikan bahwa komentar Smotrich tersebut adalah sebuah hasutan untuk tindak kekerasan.
“Sama seperti kami mengutuk hasutan Palestina untuk melakukan kekerasan, kami mengutuk pernyataan provokatif ini yang juga merupakan hasutan untuk melakukan kekerasan,” tambahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (3/3/2023).
(ian)
tulis komentar anda