Ukraina: Rusia Kehilangan 130 Tank dalam Pertempuran Epik di Vuhledar

Jum'at, 03 Maret 2023 - 09:51 WIB
Ukraina mengeklaim Rusia kehilangan 130 tank dan kendaraan pengangkut personel lapis baja dalam pertempuran epik di Vuhledar. Foto/Ukrainian Armed Forces
KIEV - Ukraina mengeklaim Rusia telah kehilangan 130 tank dan kendaraan pengangkut personel lapis baja dalam pertempuran epik di Vuhledar.

Seorang pejabat pemerintah Presiden Volodymyr Zelensky, yang dikutip New York Times tanpa disebutkan namanya, mengatakan kekalahan besar-besaran pasukan Moskow itu disebabkan oleh kurangnya keahlian.

Pertemuran di kota Vuhledar, Ukraina selatan, berlangsung dalam tiga minggu.

Baca juga: Estonia: Hanya NATO atau Senjata Nuklir yang Bisa Selamatkan Ukraina dari Rusia



"Ini adalah pertempuran tank terbesar dalam perang sejauh ini, dan kemunduran yang menyakitkan bagi Rusia," kata pejabat Ukraina tersebut.

"Banyak dari unit paling elite mereka dibiarkan berantakan dari pertempuran sebelumnya," ujarnya.



Sedangkan personel Rusia yang baru wajib militer kurang pengalaman dan pengetahuan tentang taktik Ukraina menyergap kolom tank.

“Diledakkan oleh ranjau, dipukul dengan artileri atau dilenyapkan oleh rudal anti-tank, kendaraan lapis baja Rusia yang hangus sekarang mengotori ladang pertanian di sekitar Vuhledar, menurut rekaman drone militer Ukraina,” imbuh laporan New York Times,Jumat (3/3/32023).

Militer Rusia belum berkomentar atas klaim Ukraina tentang nasib ratusan tank Moskow dalam pertempuan Vuhledar.

Baca juga: Pentagon Tak Percaya Vladimir Putin Punya Nyali Mengebom Nuklir Ukraina



Vuhledar adalah kota pertambangan batu bara di wilayah Donetsk dan merupakan salah satu target utama serangan Rusia di selatan dan timur Ukraina.

Sebelumnya pada bulan Februari, Moskow dilaporkan kehilangan brigade elite yang terdiri dari 5.000 tentara di dekat kota tersebut.

Sebuah penelitian baru-baru ini dari Center for Strategic and International Studies menghitung jumlah orang Rusia yang terbunuh atau hilang di Ukraina sejak Februari lalu antara 60.000 dan 70.000 orang, yang menjadikannya korban tertinggi dari konflik pasca-Perang Dunia II.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More