Iran Kembangkan Rudal Jarak Jauh, Ancam Bunuh Trump untuk Balas Dendam
Sabtu, 25 Februari 2023 - 11:08 WIB
TEHERAN - Iran mengumumkan telah mengembangkan rudal jelajah jarak jauh yang bisa menjangkau target sejauh 1.650 km.
Dalam pengumuman itu, Teheran juga mengancam akan membunuh mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membalaskan kematian Jenderal Qassem Soleimani.
Ancaman pembunuhan itu disampaikan Amirali Hajizadeh, kepala pasukan kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran kepada stasiun televisi pemerintah yang dikutip Reuters, Sabtu (25/2/2023).
"Kami ingin membunuh Trump," katanya. “Rudal jelajah kami dengan jangkauan 1.650 km telah ditambahkan ke gudang rudal Republik Islam Iran,” ujar Hajizadeh.
Televisi pemerintah telah menyiarkan apa yang dikatakannya sebagai rekaman pertama yang menunjukkan rudal jelajah Paveh yang baru.
Hajizadeh mengatakan Iran tidak berniat untuk membunuh "tentara malang" ketika melancarkan serangan rudal balistik terhadap pasukan pimpinan AS di Irak beberapa hari setelah komandan militer Iran Jenderal Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS pada tahun 2020 di Baghdad.
"Insya Allah, kami ingin membunuh Trump. (Mantan Menteri Luar Negeri Mike) Pompeo...dan komandan militer yang mengeluarkan perintah (untuk membunuh Soleimani) harus dibunuh," kata Hajizadeh dalam wawancara televisi.
Para pemimpin Iran sudah sering bersumpah untuk membalas dendam atas kematian Soleimani.
Dalam pengumuman itu, Teheran juga mengancam akan membunuh mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membalaskan kematian Jenderal Qassem Soleimani.
Ancaman pembunuhan itu disampaikan Amirali Hajizadeh, kepala pasukan kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran kepada stasiun televisi pemerintah yang dikutip Reuters, Sabtu (25/2/2023).
"Kami ingin membunuh Trump," katanya. “Rudal jelajah kami dengan jangkauan 1.650 km telah ditambahkan ke gudang rudal Republik Islam Iran,” ujar Hajizadeh.
Baca Juga
Televisi pemerintah telah menyiarkan apa yang dikatakannya sebagai rekaman pertama yang menunjukkan rudal jelajah Paveh yang baru.
Hajizadeh mengatakan Iran tidak berniat untuk membunuh "tentara malang" ketika melancarkan serangan rudal balistik terhadap pasukan pimpinan AS di Irak beberapa hari setelah komandan militer Iran Jenderal Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS pada tahun 2020 di Baghdad.
"Insya Allah, kami ingin membunuh Trump. (Mantan Menteri Luar Negeri Mike) Pompeo...dan komandan militer yang mengeluarkan perintah (untuk membunuh Soleimani) harus dibunuh," kata Hajizadeh dalam wawancara televisi.
Para pemimpin Iran sudah sering bersumpah untuk membalas dendam atas kematian Soleimani.
tulis komentar anda