3 Sistem Roket Artileri NATO yang Canggih dan Mematikan
Selasa, 21 Februari 2023 - 14:22 WIB
JAKARTA - North Atlantic Treaty Organization atau NATO merupakan aliansi politik dan militer internasional yang beranggotakan Negara-negara Barat.
Menjadi salah satu organisasi militer Internasional, NATO memiliki banyak persenjataan yang superlengkap, termasuk memiliki sistem roket artileri yang canggih dan mematikan.
Sistem artileri roket telah menjadi salah satu dari beberapa senjata paling mematikan di medan perang. Senjata ini memiliki desain yang dirancang untuk memompa api dalam volume tinggi serta dalam waktu yang singkat.
Berikut tiga sistem roket artileri canggih dan mematikan yang dioperasikan NATO:
1. RM-70
Meskipun dirancang untuk negara-negara Pakta Warsawa selama Perang Dingin, peluncur RM-70 terus dikembangkan dan digunakan di gudang senjata NATO di Eropa Tengah.
Berdasarkan sasis truk Tatra yang ada, peluncur RM-70 dapat berfungsi sebagai alternatif anggaran. Hal ini dikarenakan perusahaan Slovakia telah menawarkan untuk mengubah RM-70 agar dapat memasang paket roket 227mm yang dapat menampung 6 putaran standar NATO.
Roket ini berukuran 122 mm (sama seperti pada artileri Soviet BM-21 Grad), RM-70 adalah peluncur yang tangguh. Namun berbeda dengan Grad, sasis truk panjang 8x8 sangat memungkinkan pengangkutan satu muatan penuh yang berisi 40 roket yang siap meluncur.
2. T-300 Kasirga
T-300 Kasirga Turki merupakan salah satu sistem artileri roket NATO yang benar-benar dapat dianggap sebagai sistem “mematikan” seperti BM-30 Smerch Rusia/Soviet.
Sistem artileri roket ini mencapai 300mm, T-300 adalah salah satu sistem artileri roket yang memiliki jarak jauh di gudang senjata NATO yang mampu menjangkau target hingga 100 km.
Sehingga secara signifikan roket ini memiliki jangkauan yang lebih panjang dari M270 atau roket M30/M31 GMLRS yang hanya mampu menjangkau jarak 70 km saja.
T-300 juga memiliki salah satu hulu ledak roket artileri terbesar yang disediakan oleh NATO. Sebelumnya M31 merupakan artileri yang memiliki berat ledak seberat 90 kg, namun hal ini jauh lebih kecil dari hulu ledak 150 kg milik dari T-300 atau 243 kg Smerch.
3. Larom
LAROM merupakan versi peluncur roket LAR-160 Israel yang bisa dipasang pada truk yang sederhana. Kemampuan untuk menggunakan roket 160mm Israel ini dapat memberikan peningkatan kemampuan yang signifikan dibandingkan peluncur Grad biasa dari Rusia.
Roket asal Israel ini memiliki hulu ledak munisi tandan dan dipasang pada pod untuk memungkinkan pemuatan ulang yang cepat ketika di medang pertempuran.
Menjadi salah satu organisasi militer Internasional, NATO memiliki banyak persenjataan yang superlengkap, termasuk memiliki sistem roket artileri yang canggih dan mematikan.
Sistem artileri roket telah menjadi salah satu dari beberapa senjata paling mematikan di medan perang. Senjata ini memiliki desain yang dirancang untuk memompa api dalam volume tinggi serta dalam waktu yang singkat.
Berikut tiga sistem roket artileri canggih dan mematikan yang dioperasikan NATO:
1. RM-70
Meskipun dirancang untuk negara-negara Pakta Warsawa selama Perang Dingin, peluncur RM-70 terus dikembangkan dan digunakan di gudang senjata NATO di Eropa Tengah.
Berdasarkan sasis truk Tatra yang ada, peluncur RM-70 dapat berfungsi sebagai alternatif anggaran. Hal ini dikarenakan perusahaan Slovakia telah menawarkan untuk mengubah RM-70 agar dapat memasang paket roket 227mm yang dapat menampung 6 putaran standar NATO.
Roket ini berukuran 122 mm (sama seperti pada artileri Soviet BM-21 Grad), RM-70 adalah peluncur yang tangguh. Namun berbeda dengan Grad, sasis truk panjang 8x8 sangat memungkinkan pengangkutan satu muatan penuh yang berisi 40 roket yang siap meluncur.
2. T-300 Kasirga
T-300 Kasirga Turki merupakan salah satu sistem artileri roket NATO yang benar-benar dapat dianggap sebagai sistem “mematikan” seperti BM-30 Smerch Rusia/Soviet.
Sistem artileri roket ini mencapai 300mm, T-300 adalah salah satu sistem artileri roket yang memiliki jarak jauh di gudang senjata NATO yang mampu menjangkau target hingga 100 km.
Sehingga secara signifikan roket ini memiliki jangkauan yang lebih panjang dari M270 atau roket M30/M31 GMLRS yang hanya mampu menjangkau jarak 70 km saja.
T-300 juga memiliki salah satu hulu ledak roket artileri terbesar yang disediakan oleh NATO. Sebelumnya M31 merupakan artileri yang memiliki berat ledak seberat 90 kg, namun hal ini jauh lebih kecil dari hulu ledak 150 kg milik dari T-300 atau 243 kg Smerch.
3. Larom
LAROM merupakan versi peluncur roket LAR-160 Israel yang bisa dipasang pada truk yang sederhana. Kemampuan untuk menggunakan roket 160mm Israel ini dapat memberikan peningkatan kemampuan yang signifikan dibandingkan peluncur Grad biasa dari Rusia.
Roket asal Israel ini memiliki hulu ledak munisi tandan dan dipasang pada pod untuk memungkinkan pemuatan ulang yang cepat ketika di medang pertempuran.
(min)
tulis komentar anda