Sumbangkan Sperma Pakai Nama Palsu, Pria Ini Jadi Ayah 60 Anak

Selasa, 21 Februari 2023 - 12:43 WIB
Seorang pria, menggunakan nama palsu, menyumbangkan sperma kepada para orang tua dari komunitas LGBTQ di Australia. Tindakan ini membuatnya menjadi ayah lebih dari 60 anak. Foto/REUTERS/United Photos/Ilustrasi
SYDNEY - Seorang pria, menggunakan nama palsu, telah menyumbangkan spermanya kepada para orang tua dari komunitas LGBTQ di Australia. Tindakan itu telah membuatnya menjadi ayah lebih dari 60 anak.

Praktik itu terungkap ketika para orang tua dari komunitas LGBTQ (lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer) bertemu di sebuah acara dan melihat anak-anak mereka mirip.

Mereka kemudian mulai menghubungi fasilitas IVF (in vitro fertilization) setempat untuk menyelidiki.

Pria yang belum diungkap identitasnya itu dilaporkan menggunakan empat alias yang berbeda ketika mendonorkan spermanya.



Dr Anne Clark dari Fertility First mengatakan kepada News Corp bahwa pria itu pernah ke kliniknya sekali. Namun, pria tersebut telah menawarkan jasanya melalui beberapa cara tidak resmi, seperti melalui grup Facebook.

"Kami tahu dia mendapat hadiah, liburan--semuanya merupakan tindak pidana," kata Clark, seperti dikutip dari The Independent, Selasa (21/2/2023).

Di Australia, menurut Human Tissue Act (Undang-Undang Jaringan Manusia) adalah ilegal bagi seseorang untuk menjual atau menukar organ dan jaringan kepada orang lain dengan hadiah.

Meskipun demikian, halaman Facebook penuh dengan postingan yang meminta sumbangan informal.

Di Inggris, menurut Otoritas Fertilisasi dan Embriologi Manusia (HFEA), ilegal bagi donor sperma untuk menerima pembayaran atas sumbangan mereka.

Mereka diperbolehkan menerima maksimum £35 untuk setiap kunjungan klinik untuk menutupi pengeluaran mereka. Mereka dapat mengeklaim jumlah yang lebih tinggi jika biaya perjalanan, akomodasi, atau pengasuhan anak mereka melebihi jumlah tersebut.

HFEA juga mengatakan bahwa donasi sperma satu orang dapat digunakan di antara maksimal 10 keluarga.

Tidak ada batasan jumlah anak yang dapat dilahirkan di antara setiap keluarga, dan pendonor dapat memutuskan untuk menurunkan batas donasi mereka kepada keluarga.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More