Peneliti dan Koalisi Sipil Nilai Propaganda Rusia Kuasai Masyarakat Indonesia

Jum'at, 10 Februari 2023 - 17:47 WIB
Para peneliti dan koalisi masyarakat sipil membahas propaganda Rusia terhadap warga Indonesia. Foto/kedubes ukraina
JAKARTA - Para peneliti dan koalisi masyarakat sipil menilai propaganda Rusia yang didukung anggaran dan sumber daya melimpah serta sistem terstruktur membuatnya mampu menguasai masyarakat Indonesia dalam agresi mereka terhadap Ukraina.

Liubov Tsybulska, ahli dalam disinformasi dan perang hibrida dari Ukraina menjelaskan Rusia memiliki anggaran dan sumber daya yang sangat besar untuk membuat propaganda yang menyasar masyarakat global, termasuk Indonesia, untuk mencegah negara lain memberikan dukungan kepada Ukraina.

“Sementara bagi masyarakat Ukraina, tujuan propaganda utama mereka (Rusia) adalah melemahkan keinginan warga Ukraina untuk berperang. Namun upaya tersebut gagal karena bangsa Ukraina berjuang untuk melawan musuh yang ingin menghancurkan negara kami,” tutur dia, Rabu (8/2/2023).

Dia menilai masyarakat Indonesia akibat keterbatasan akses publik terhadap informasi yang akurat tentang situasi di Ukraina terbatas tidak dapat mengetahui upaya Rusia secara sistematis melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang sengaja menargetkan warga sipil Ukraina melalui perkosaan, penyiksaan dan pembunuhan serta menyerang infrastruktur utama untuk menolak layanan dasar.





Pemaparan Liubov didukung oleh Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Indonesia, Ika Ningtyas yang mendapati bagaimana akun media sosial palsu telah berlipat ganda sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, menargetkan orang Indonesia dengan video, meme, dan artikel yang menyajikan informasi palsu untuk melemahkan dukungan terhadap Ukraina.

“Mereka menggunakan konten palsu, termasuk foto yang dipentaskan dan aktor yang berpura-pura menjadi figur publik seperti Presiden Ukraina Zelensky, untuk merusak kepercayaan di Ukraina dan menggambarkan Rusia sebagai negara yang kuat,” papar dia.

Menurut Radityo Dharmaputra, dosen di Departemen Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, untuk mencegah hal tersebut jurnalis Indonesia harus membangun hubungan dengan organisasi media yang berbasis di Eropa Timur.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More