Berapa Lama Orang Bisa Bertahan di Bawah Reruntuhan Gempa?
Jum'at, 10 Februari 2023 - 09:19 WIB
“Tapi, ada banyak cerita tentang orang yang bertahan hidup melewati batas tujuh hari. Sayangnya, ini biasanya kasus yang jarang dan luar biasa,” imbuhnya seperti dilansir dari Al Arabiya, Jumat (10/2/2023).
Sementara itu Dr. George Chiampas, seorang spesialis pengobatan darurat di sekolah kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, mengatakan orang-orang dengan cedera traumatis, termasuk cedera akibat benturan dan amputasi anggota tubuh, menghadapi jendela kelangsungan hidup yang paling kritis.
"Jika Anda tidak menarik mereka keluar dalam satu jam, di jam emas itu, peluang untuk bertahan hidup sangat rendah," ujarnya.
"Mereka yang memiliki penyakit lain, yang kesehatannya bergantung pada obat-obatan, juga menghadapi peluang yang suram," imbuh Chiampas.
Usia, kondisi fisik dan mental semuanya kritis.
“Anda melihat banyak skenario berbeda di mana kami memiliki beberapa penyelamatan yang sangat ajaib dan orang-orang selamat dalam kondisi yang mengerikan,” kata Dr. Christopher Colwell, spesialis pengobatan darurat di University of California, San Francisco.
“Mereka cenderung orang yang lebih muda dan cukup beruntung menemukan kantong di reruntuhan atau cara untuk mengakses elemen yang dibutuhkan seperti udara dan air,” ia menambahkan.
Setelah gempa bumi dan tsunami Jepang tahun 2011, seorang remaja dan neneknya yang berusia 80 tahun ditemukan dalam keadaan hidup setelah sembilan hari terperangkap di rumah mereka yang rata dengan tanah. Tahun sebelumnya, seorang gadis Haiti berusia 16 tahun diselamatkan dari reruntuhan gempa di Port-Au-Prince setelah 15 hari.
Kondisi mental juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup. Orang-orang yang terjebak di samping mayat, yang tidak memiliki kontak dengan korban atau penyelamat lainnya, mungkin putus asa, Chiampas memberikan catatan.
Sementara itu Dr. George Chiampas, seorang spesialis pengobatan darurat di sekolah kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, mengatakan orang-orang dengan cedera traumatis, termasuk cedera akibat benturan dan amputasi anggota tubuh, menghadapi jendela kelangsungan hidup yang paling kritis.
"Jika Anda tidak menarik mereka keluar dalam satu jam, di jam emas itu, peluang untuk bertahan hidup sangat rendah," ujarnya.
"Mereka yang memiliki penyakit lain, yang kesehatannya bergantung pada obat-obatan, juga menghadapi peluang yang suram," imbuh Chiampas.
Usia, kondisi fisik dan mental semuanya kritis.
“Anda melihat banyak skenario berbeda di mana kami memiliki beberapa penyelamatan yang sangat ajaib dan orang-orang selamat dalam kondisi yang mengerikan,” kata Dr. Christopher Colwell, spesialis pengobatan darurat di University of California, San Francisco.
“Mereka cenderung orang yang lebih muda dan cukup beruntung menemukan kantong di reruntuhan atau cara untuk mengakses elemen yang dibutuhkan seperti udara dan air,” ia menambahkan.
Setelah gempa bumi dan tsunami Jepang tahun 2011, seorang remaja dan neneknya yang berusia 80 tahun ditemukan dalam keadaan hidup setelah sembilan hari terperangkap di rumah mereka yang rata dengan tanah. Tahun sebelumnya, seorang gadis Haiti berusia 16 tahun diselamatkan dari reruntuhan gempa di Port-Au-Prince setelah 15 hari.
Kondisi mental juga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup. Orang-orang yang terjebak di samping mayat, yang tidak memiliki kontak dengan korban atau penyelamat lainnya, mungkin putus asa, Chiampas memberikan catatan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda