Biden Sebut Xi Jinping Hadapi Masalah Besar, China Marah

Kamis, 09 Februari 2023 - 18:53 WIB
Beijing marah atas komentar Presiden AS Joe Biden yang sebut Presiden China Xi Jinping menghadapi masalah besar. Foto/REUTERS
BEIJING - Beijing marah dan mengecam komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa Presiden China Xi Jinping menghadapi masalah besar.

Salvo retoris terbaru antara Washington dan Beijing ini terjadi setelah jet tempur siluman F-22 Raptor Amerika menembak jatuh balon China pekan lalu, yang menurut Washington adalah bagian dari armada mata-mata Beijing yang mencakup lima benua.

Pemerintah China pada Kamis (9/2/2023) mengatakan bahwa pihaknya telah menolak tawaran pembicaran telepon dengan kepala pertahanan AS karena keputusan "tidak bertanggung jawab" Washington untuk menembak jatuh sebuah balon yang disebut AS sebagai kendaraan mata-mata.

"Pendekatan yang tidak bertanggung jawab dan sangat keliru oleh AS ini tidak menciptakan suasana yang tepat untuk dialog dan pertukaran antara kedua militer," kata Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.





Ketegangan kedua negara sempat mereda singkat setelah pertemuan G-20 November lalu antara Biden dan Xi Jinping. Namun ketegangan AS-China memanas lagi, di mana Menteri Luar Negeri Antony Blinken pekan lalu membatalkan kunjungan ke Beijing karena balon China terbang di atas daratan Amerika.

AS menuduh balon China di ketinggian sangat tinggi—yang melintasi langsung setidaknya satu situs militer AS yang sensitif—dimaksudkan untuk spionase.

China dengan marah membantah klaim tersebut, dengan alasan itu adalah pesawat pengamat cuaca yang kesasar.

Pada hari Rabu, Washington mengatakan balon itu adalah bagian dari "armada mata-mata", menambahkan bahwa mereka telah terlihat di seluruh dunia selama beberapa tahun dan mendesak sekutu untuk meningkatkan kewaspadaan.

Dalam sebuah wawancara dengan PBS NewsHour pada hari yang sama, Biden membela keputusan untuk menembak jatuh balon China dan menekankan bahwa AS tidak mencari konflik dengan China.

Dia juga mengatakan Xi Jinping memiliki "masalah besar". "Termasuk ekonomi yang tidak berfungsi dengan baik," katanya.

"Bisakah Anda memikirkan pemimpin dunia lain yang bertukar tempat dengan Xi Jinping? Saya tidak bisa memikirkannya," kata Biden.

China membalas pernyataan Biden itu pada Kamis, di mana juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan dalam briefing rutin bahwa Beijing "sangat tidak puas".

"Jenis retorika dari AS ini sangat tidak bertanggung jawab dan bertentangan dengan etiket diplomatik dasar," kata Mao. "Beijing dengan tegas menentang ini."



Beijing juga menggandakan posisinya bahwa balon yang ditembak jatuh oleh AS minggu lalu adalah untuk tujuan sipil, dengan mengatakan klaim bahwa itu adalah bagian dari "armada mata-mata" adalah mewakili "perang informasi" Amerika melawan China.

"AS mengabaikan penjelasan dan komunikasi China yang berulang, reaksi berlebihan, dan penyalahgunaan kekuatan tidak bertanggung jawab," kata Mao.

"Masyarakat internasional dapat melihat dengan sangat jelas apa negara spionase, pemantauan, dan pengawasan terbesar di dunia itu," ujarnya.

Tetapi dalam menghadapi kekhawatiran yang meningkat atas spionase China di langit, Jepang mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan Washington ketika menganalisis objek udara tak dikenal yang terlihat di negara itu dalam beberapa tahun terakhir.

Benda mirip balon misterius terlihat di Jepang utara pada Juni 2020, di mana penduduk setempat mem-posting gambar di media sosial.

Pihak berwenang kemudian mengatakan bahwa mereka bingung dengan objek tersebut, yang dalam gambar close-up oleh warga dan media tampak terdiri dari balon yang dipasang pada tongkat bersilang dengan baling-baling.

Dalam kunjungan ke Washington minggu ini, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan perangkat itu menunjukkan perlunya negara-negara di seluruh aliansi untuk melindungi diri mereka sendiri.

"Balon China di atas Amerika Serikat menegaskan pola perilaku China di mana kita melihat bahwa China selama beberapa tahun terakhir telah banyak berinvestasi dalam kemampuan militer baru," kata Stoltenberg.

"Kami juga telah melihat peningkatan aktivitas intelijen China di Eropa. Mereka menggunakan satelit, mereka menggunakan dunia maya dan, seperti yang telah kita lihat di Amerika Serikat, juga menggunakan balon," katanya.

"Jadi kita hanya harus waspada," imbuh bos NATO tersebut.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More