Alasan AS Tembak Balon China dengan Rudal Rp6 Miliar dan Jet Tempur Rp3,2 Triliun
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) telah menembak jatuh balon mata-mata China pada Sabtu pekan lalu dengan aset tempur yang sangat mahal.
Balon ditembak oleh rudal AIM-9X Sidewinder seharga USD400.000 (lebih dari Rp6 miliar) dari jet tempur siluman F-22 Raptor seharga USD216 juta (lebih dari Rp3,2 triliun).
Laporan media-media Amerika menyebut total ada empat jet tempur yang dikerahkan untuk misi menembak jatuh balon mata-mata China yang terbang di atas daratan AS. Empat jet tempur itu adalah dua pesawat F-22 dan dua pesawat F-15.
Yang menjalankan eksekusi adalah salah satu dari dua jet tempur F-22 Raptor menggunakan misil AIM-9x Sidewinder A2A.
Pada hari Jumat, 3 Februari 2023, China mengakui bahwa balon raksasa yang melayang di atas negara bagian Montana, AS, adalah milik mereka, tetapi mengeklaim bahwa itu adalah balon cuaca dan bukan balon mata-mata.
Kemudian pada hari Jumat yang sama, balon kedua terlihat di atas Amerika Latin. Butuh China 3 hari lagi untuk mengakui bahwa itu milik mereka.
Balon cuaca adalah hal biasa—ribuan balon diluncurkan setiap hari di seluruh dunia untuk mengumpulkan informasi tentang suhu, angin, dan kelembapan di bagian atas atmosfer.
Balon cuaca tidak terlalu besar—mengembang dari diameter 6 kaki (1,8 meter) hingga 20 kaki (6 meter) saat naik di ketinggian. Muatan mereka juga kecil, terdiri dari sebuah kotak kecil dengan beberapa sensor.
Sedangkan balon China yang ditembak jatuh oleh Angkatan Udara AS tidak hanya jauh lebih besar dengan lebar sekitar 90 kaki (27,5 meter), tetapi juga memiliki muatan yang sangat besar yang mencakup panel surya besar, dan bahkan baling-baling untuk mengontrol pergerakannya.
Balon ditembak oleh rudal AIM-9X Sidewinder seharga USD400.000 (lebih dari Rp6 miliar) dari jet tempur siluman F-22 Raptor seharga USD216 juta (lebih dari Rp3,2 triliun).
Laporan media-media Amerika menyebut total ada empat jet tempur yang dikerahkan untuk misi menembak jatuh balon mata-mata China yang terbang di atas daratan AS. Empat jet tempur itu adalah dua pesawat F-22 dan dua pesawat F-15.
Yang menjalankan eksekusi adalah salah satu dari dua jet tempur F-22 Raptor menggunakan misil AIM-9x Sidewinder A2A.
Pada hari Jumat, 3 Februari 2023, China mengakui bahwa balon raksasa yang melayang di atas negara bagian Montana, AS, adalah milik mereka, tetapi mengeklaim bahwa itu adalah balon cuaca dan bukan balon mata-mata.
Kemudian pada hari Jumat yang sama, balon kedua terlihat di atas Amerika Latin. Butuh China 3 hari lagi untuk mengakui bahwa itu milik mereka.
Balon cuaca adalah hal biasa—ribuan balon diluncurkan setiap hari di seluruh dunia untuk mengumpulkan informasi tentang suhu, angin, dan kelembapan di bagian atas atmosfer.
Balon cuaca tidak terlalu besar—mengembang dari diameter 6 kaki (1,8 meter) hingga 20 kaki (6 meter) saat naik di ketinggian. Muatan mereka juga kecil, terdiri dari sebuah kotak kecil dengan beberapa sensor.
Sedangkan balon China yang ditembak jatuh oleh Angkatan Udara AS tidak hanya jauh lebih besar dengan lebar sekitar 90 kaki (27,5 meter), tetapi juga memiliki muatan yang sangat besar yang mencakup panel surya besar, dan bahkan baling-baling untuk mengontrol pergerakannya.