Eks Jenderal Rusia: Tak Perlu Takut Gunakan Senjata Nuklir, Kami Harus Menang

Kamis, 09 Februari 2023 - 15:13 WIB
Andrey Gurulyov, pensiunan jenderal Rusia, serukan penggunaan senjata nuklir dalam perang di Ukraina demi kemenangan. Foto/REUTERS
MOSKOW - Seorang pensiunan jenderal Rusia menyarankan penggunaan senjata nuklir dalam perangnya di Ukraina . Menurutnya, Moskow tidak perlu takut menggunakannya karena harus menang dalam perang.

Letnan Jenderal (Purn) Andrey Gurulyov, yang saat ini menjadi anggota Parlemen Rusia, membuat seruan itu saat tampil di program "Evening With Vladimir Solovyov" di stasiun televisi pemerintah Rusia, Russia 1.

Bulan lalu, Gurulyov mengatakan bahwa Rusia harus menggunakan senjata atom untuk menyerang Amerika Serikat (AS) sebagai pembalasan atas dukungan militer maupun keuanganny kepada Ukraina. "Orang Amerika tidak akan sadar sampai mereka dipukul dengan nuklir di tengkorak mereka," katanya saat itu.



Pada program yang ditayangkan hari Senin tersebut, televisi pemerintah Rusia meninjau kembali tema nuklir, kali ini mengadvokasi penggunaan senjata tersebut untuk mencapai tujuan perang Kremlin.



"Kita tidak perlu takut pada apa yang tidak perlu ditakuti," kata Gurulyov dalam program televisi tersebut, yang rekaman videonya dibagikan penasihat urusan dalam negeri Ukraina Anton Gerashchenko di Twitter, Rabu, seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (9/2/2023).

“Kami harus menang, itu saja. Kami harus mencapai ini dengan sarana yang kami miliki. Saya ingin mengingatkan Anda bahwa senjata nuklir bukan sekadar bom, itu adalah warisan seluruh rakyat Rusia," paparnya.

"Kami berhak menggunakannya untuk mempertahankan tanah air kami," katanya, sembari menganjurkan mengubah doktrin yang hanya selembar kertas.

"Ini layak untuk membuat keputusan," imbuh dia.

Doktrin Rusia menyerukan penggunaan senjata nuklir terhadap ancaman yang membahayakan keberadaan negara, meskipun hal ini tidak didefinisikan dengan jelas.

Momok senjata nuklir telah membayangi perang sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, dengan retorika tentang kemampuan Rusia menjadi fitur reguler televisi negara Rusia.

Namun, para analis meremehkan prospek Moskow menggunakan senjata nuklir, sebagian karena mereka tidak akan memberikan keuntungan apa pun bagi Putin. Sementara itu, pejabat intelijen AS menganggap ancaman nuklir telah mereda—setidaknya untuk saat ini.

Menurut laporan New York Times, ancaman itu mereda karena medan perang yang lebih stabil, peringatan dari Beijing dan komunikasi yang lebih baik antara Moskow dan Washington.

Namun pekan lalu, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengemukakan gagasan bahwa Moskow dapat menggunakan senjata nuklir jika Ukraina mencoba merebut kembali Crimea, semenanjung yang bergabung dengan Federasi Rusia sejak 2014 melalui referendum. Ukraina dan sekutu Barat-nya tidak mengakui referendum itu dan menganggap Moskow menganeksasi Crimea.

Medevedev, yang saat ini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan kepada seorang jurnalis Rusia dalam sebuah wawancara yang diterbitkan di Telegram bahwa setiap serangan Ukraina di Crimea akan ditanggapi dengan "serangan pembalasan".

"Kremlin siap mengerahkan semua jenis senjata, termasuk nuklir, tergantung pada sifat ancaman," katanya.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More