Vaksin Covid-19 Akan Diproduksi 1 Bulan Lagi

Rabu, 15 Juli 2020 - 06:55 WIB
Foto/Reuters
NEW YORK - Vaksin anti-Covid-19 dalam waktu sebulan ke depan bisa dinikmati. Namun vaksin yang diharapkan bisa menghentikan pandemi tersebut tidak serta-merta bisa dinikmati masyarakat dunia. Pasalnya perusahaan farmasi yang siap memproduksi merupakan pabrik yang menjalin kemitraan dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS).

Demi mengamankan pasokan vaksin Pemerintah AS telah memberikan dana mulai dari ratusan juta dolar AS hingga USD1 miliar kepada Johnson & Johnson, Moderna Inc, AstraZeneca Plc, dan Novovax Inc. AS juga menandatangani kontrak senilai USD450 juta dengan Regeneron Pharmaceuticals Inc untuk jasa terapi bagi pasien Covid-19. (Baca: Rusia Optimis Rampungkan Pengembangan Vaksin Covid-19 pada Akhir 2020)

Langkah ini bagian dari program AS mendanai pengembangan empat calon vaksin Covid-19 melalui Operation Warp Speed Program dan menargetkan jumlah produksi sekitar 300 juta dosis pada 2021.Otoritas terkait AS bahkan akan menyiapkan seluruh bahan mentah yang dibutuhkan, seragam manufaktur, dan perlengkapan lainnya.



Pemerintah AS juga siap menggelontorkan dana lebih untuk perbaikan dan percepatan pengembangan vaksin. Sejauh ini Covid-19 telah menjangkiti lebih dari 3 juta orang di AS dan menewaskan 130.000 orang. "Materialnya akan diproduksi sekitar empat hingga enam pekan ke depan, sedangkan produksi vaksinnya pada akhir musim panas," kata seorang pejabat yang tak mau disebutkan namanya.

Rencananya uji klinis terapi dapat dilakukan dalam hitungan pekan sehingga pembuatan ratusan ribu dosisnya juga dapat dilakukan lebih cepat dan mudah. "Kita mengetahui vaksin sedang dikembangkan secara lebih cepat dalam program pemerintah, tetapi terapi dapat selesai lebih cepat," kata pejabat lokal yang enggan disebutkan namanya.

Pfizer Inc dan BioNTech SE menyatakan dari dua kandidat vaksin Covid-19, ramuan mereka menerima status jalur cepat dari Administrasi Obat-obatan dan Makanan (FDA) AS. Dengan kepercayadirian yang tinggi, saham BioNTech naik sebesar 15%, sedangkan Pfizer 5%. (Baca juga: Penampakan Artis Hana Hanifah saat Minta Maaf karena Diduga Terlibat Prostitusi Online)

FDA biasanya mengeluarkan status jalur cepat untuk mempermudah akses vaksin baru yang memiliki potensi menjanjikan. "Pasar sangat ingin melihat perkembangan positif dalam pengembangan vaksin," kata Cory Kasimov dari JP Morgan.

Kasimov menambahkan bahwa kabar Pfizer dan BioNTech menerima jalur cepat bukanlah sebuah perkembangan yang signifikan atau mengejutkan. Pasalnya status tersebut tidak dapat menentukan bahwa kandidat vaksin yang mereka kembangkan berpotensi menjadi vaksin Covid-19. Semua kandidat yang potensial pasti juga menerima status itu. (Lihat videonya: Banjir Bandang di Kabupaten Luwu Hancurkan Akses Jalan Desa)

Dua kandidat vaksin itu ialah BNT162b1 dan BNT162b2. Keduanya termasuk kandidat vaksin yang maju pesat, baik di AS ataupun Jerman. Awal bulan ini kedua kandidat vaksin diuji coba ke dalam tubuh 24 orang sehat. Mereka diyakini memiliki antibodi yang lebih baik untuk melawan virus Covid-19 bila dibandingkan dengan orang lain. (Muh Shamil)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More