Sekjen NATO: China Belajar dari Perang Putin di Ukraina
Rabu, 01 Februari 2023 - 08:12 WIB
TOKYO - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg mengatakan China mengamati dengan cermat perang Rusia di Ukraina dan mempelajari pelajaran yang dapat memengaruhi keputusannya di masa depan. Ia menekankan peringatan tentang perilaku China termasuk ancamannya terhadap Taiwan.
“Jika Presiden Putin menang di Ukraina, ini akan mengirimkan pesan bahwa rezim otoriter dapat mencapai tujuan mereka melalui kekerasan. Ini berbahaya," kata Stoltenberg pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo.
“Apa yang terjadi di Eropa hari ini bisa terjadi di Asia Timur besok," imbuyhnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (1/2/2023).
Invasi Rusia ke Ukraina telah memicu kekhawatiran di Jepang bahwa China dapat berani melakukan hal serupa kepada Taiwan, sebuah langkah yang menurut Tokyo secara langsung memengaruhi keamanannya sendiri.
Pada konferensi pers itu, Stoltenberg menekankan bahwa NATO dan Jepang sama-sama sepakat bahwa keamanan transatlantik dan Indo-Pasifik sangat terkait satu sama lain.
“Apa yang terjadi di kawasan ini penting bagi NATO," ia menambahkan.
Eropa semakin menyadari meningkatnya ancaman keamanan yang ditimbulkan China di berbagai arena, terutama dalam jangka panjang. Kepala NATO mengulangi peringatan tentang upaya China untuk membangun senjata militer dan nuklirnya, serta apa yang dia gambarkan sebagai perilaku intimidasi terhadap tetangganya dan upaya untuk mengontrol infrastruktur penting sambil menyebarkan disinformasi tentang aliansi tersebut.
“Kami menegaskan kembali bahwa kami akan membawa kerja sama Jepang-NATO ke tingkat yang baru, secara konkret dengan mengembangkan hubungan dunia maya, kata Kishida pada gilirannya.
“Kami menyambut minat dan keterlibatan NATO di Indo Pasifik. Jepang akan mendirikan kantor perwakilan NATO dan mempertimbangkan untuk mengambil bagian dalam berbagai pertemuan NATO secara rutin," tambah Kishida.
Dalam pernyataan bersama yang menguraikan rencana untuk meningkatkan kerja sama antara NATO dan Jepang, Stoltenberg dan Kishida menyoroti kekhawatiran atas peningkatan kerja sama militer Rusia dengan China, termasuk melalui operasi bersama dan latihan di dekat Jepang.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka sangat menentang setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan di Laut China Timur, mendesak penyelesaian damai atas masalah lintas-Selat.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO, yang beranggotakan AS, Kanada, dan Eropa, menyebut China untuk pertama kalinya dalam Konsep Strategis 2022, menjabarkan prioritas aliansi itu untuk dekade mendatang.
Para pemimpin NATO pada pertemuan puncak mereka pada Juni lalu sepakat, yang juga dihadiri oleh mitra Asia-Pasifik seperti Jepang dan Australia, bahwa China menimbulkan tantangan sistemik dan memperingatkan tentang kemitraan strategis yang semakin dalam antara Beijing dan Moskow.
Stoltenberg juga menyuarakan keprihatinan tentang aktivitas nuklir Korea Utara dan uji coba rudal balistiknya. Dia menuding negara itu engirimkan rudal ke kelompok Wagner Rusia untuk digunakan melawan Ukraina.
“Jika Presiden Putin menang di Ukraina, ini akan mengirimkan pesan bahwa rezim otoriter dapat mencapai tujuan mereka melalui kekerasan. Ini berbahaya," kata Stoltenberg pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo.
“Apa yang terjadi di Eropa hari ini bisa terjadi di Asia Timur besok," imbuyhnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (1/2/2023).
Invasi Rusia ke Ukraina telah memicu kekhawatiran di Jepang bahwa China dapat berani melakukan hal serupa kepada Taiwan, sebuah langkah yang menurut Tokyo secara langsung memengaruhi keamanannya sendiri.
Pada konferensi pers itu, Stoltenberg menekankan bahwa NATO dan Jepang sama-sama sepakat bahwa keamanan transatlantik dan Indo-Pasifik sangat terkait satu sama lain.
“Apa yang terjadi di kawasan ini penting bagi NATO," ia menambahkan.
Eropa semakin menyadari meningkatnya ancaman keamanan yang ditimbulkan China di berbagai arena, terutama dalam jangka panjang. Kepala NATO mengulangi peringatan tentang upaya China untuk membangun senjata militer dan nuklirnya, serta apa yang dia gambarkan sebagai perilaku intimidasi terhadap tetangganya dan upaya untuk mengontrol infrastruktur penting sambil menyebarkan disinformasi tentang aliansi tersebut.
“Kami menegaskan kembali bahwa kami akan membawa kerja sama Jepang-NATO ke tingkat yang baru, secara konkret dengan mengembangkan hubungan dunia maya, kata Kishida pada gilirannya.
“Kami menyambut minat dan keterlibatan NATO di Indo Pasifik. Jepang akan mendirikan kantor perwakilan NATO dan mempertimbangkan untuk mengambil bagian dalam berbagai pertemuan NATO secara rutin," tambah Kishida.
Dalam pernyataan bersama yang menguraikan rencana untuk meningkatkan kerja sama antara NATO dan Jepang, Stoltenberg dan Kishida menyoroti kekhawatiran atas peningkatan kerja sama militer Rusia dengan China, termasuk melalui operasi bersama dan latihan di dekat Jepang.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka sangat menentang setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan di Laut China Timur, mendesak penyelesaian damai atas masalah lintas-Selat.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO, yang beranggotakan AS, Kanada, dan Eropa, menyebut China untuk pertama kalinya dalam Konsep Strategis 2022, menjabarkan prioritas aliansi itu untuk dekade mendatang.
Para pemimpin NATO pada pertemuan puncak mereka pada Juni lalu sepakat, yang juga dihadiri oleh mitra Asia-Pasifik seperti Jepang dan Australia, bahwa China menimbulkan tantangan sistemik dan memperingatkan tentang kemitraan strategis yang semakin dalam antara Beijing dan Moskow.
Stoltenberg juga menyuarakan keprihatinan tentang aktivitas nuklir Korea Utara dan uji coba rudal balistiknya. Dia menuding negara itu engirimkan rudal ke kelompok Wagner Rusia untuk digunakan melawan Ukraina.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda