Standar Ganda Swedia: Bakar Al-Qur’an Kebebasan Berekspresi, Bakar Bendera LGBT Ujaran Kebencian
Selasa, 31 Januari 2023 - 22:59 WIB
JAKARTA - Swedia merupakan salah satu negara Nordik di kawasan Eropa Utara. Negara ini berbatasan dengan Norwegia di barat dan utara, Finlandia di timur, serta terhubung dengan Denmark di bagian barat daya.
Belakangan, Swedia tengah menjadi sorotan dunia internasional, khususnya umat Islam. Hal ini lantaran aksi pembakaran salinan kitab suci Al-Qur’an oleh politisi sayap kanan; Rasmus Paludan .
Aksi menjengkelkan Paludan dilakukan di depan gedung Kedutaan Turki di Stockholm pada Jumat, 21 Januari dan di depan masjid Kedutaan Turki di Kopenhagen pada 27 Januari. Tindakan itu memicu kecaman dunia internasional dan kemarahan dari negara-negara Islam serta negara mayoritas muslim.
Mengutip laman Middle East Monitor, Selasa (31/1/2023), pemerintah Swedia di satu sisi mengkritik pembakaran salinan Al-Qur’an oleh Paludan. Namun disisi lain mereka mengizinkan tindakan tersebut dengan dalih kebebasan berekspresi yang menurut mereka menjadi bagian dari demokrasi.
"Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi apa yang legal belum tentu sesuai," kata Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson.
Menurut laman TRT World, Stockholm terkesan menerapkan standar ganda. Mereka menggunakan dalih kebebasan berekspresi saat mengizinkan aktivitas pembakaran Al-Qur’an. Namun dalih itu tidak berlaku pada perilaku ofensif terhadap Yahudi.
Sebagai contoh adalah yang terjadi saat pejabat bernama Rebecka Fallenkvist ketika mem-posting materi yang menyinggung penulis Yahudi; Anne Frank. Alih-alih menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi, mereka justru mengambil tindakan tegas dengan menangguhkan jabatan Fallenkvist.
Pada kasus lain, Swedia juga sangat lantang mendukung lesbian, gay, biseksual, dan transgeder (LGBT) yang ditentang dunia Islam. Seperti diketahui, Swedia menjadi salah satu negara yang sangat terbuka untuk kaum LGBT. Bahkan mereka memiliki sejumlah perundang-undangan yang mengatur hal tersebut.
Pendapat mengenai standar ganda serupa juga dilontarkan mantan politisi sayap kanan Belanda bernama Arnoud van Doorn. Pada fenomena akhir-akhir ini terkait pembakaran salinan Al-Qur’an di Swedia dan Belanda, dia melihat adanya standar ganda terhadap muslim.
“Seperti yang Anda ketahui, ada standar ganda terhadap muslim. Jika Anda membakar bendera Israel, itu akan menjadi anti-Semitisme; jika Anda membakar bendera pelangi (LGBT), itu adalah ujaran kebencian. Mereka semua provokatif, itu semua tindak pidana. Tapi jika Anda membakar Al-Qur'an, merusaknya atau mengolok-oloknya dengan cara lain, maka itu adalah kebebasan berekspresi," katanya seperti dikutip Middle East Monitor.
Belakangan, Swedia tengah menjadi sorotan dunia internasional, khususnya umat Islam. Hal ini lantaran aksi pembakaran salinan kitab suci Al-Qur’an oleh politisi sayap kanan; Rasmus Paludan .
Aksi menjengkelkan Paludan dilakukan di depan gedung Kedutaan Turki di Stockholm pada Jumat, 21 Januari dan di depan masjid Kedutaan Turki di Kopenhagen pada 27 Januari. Tindakan itu memicu kecaman dunia internasional dan kemarahan dari negara-negara Islam serta negara mayoritas muslim.
Mengutip laman Middle East Monitor, Selasa (31/1/2023), pemerintah Swedia di satu sisi mengkritik pembakaran salinan Al-Qur’an oleh Paludan. Namun disisi lain mereka mengizinkan tindakan tersebut dengan dalih kebebasan berekspresi yang menurut mereka menjadi bagian dari demokrasi.
"Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi apa yang legal belum tentu sesuai," kata Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson.
Menurut laman TRT World, Stockholm terkesan menerapkan standar ganda. Mereka menggunakan dalih kebebasan berekspresi saat mengizinkan aktivitas pembakaran Al-Qur’an. Namun dalih itu tidak berlaku pada perilaku ofensif terhadap Yahudi.
Sebagai contoh adalah yang terjadi saat pejabat bernama Rebecka Fallenkvist ketika mem-posting materi yang menyinggung penulis Yahudi; Anne Frank. Alih-alih menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi, mereka justru mengambil tindakan tegas dengan menangguhkan jabatan Fallenkvist.
Pada kasus lain, Swedia juga sangat lantang mendukung lesbian, gay, biseksual, dan transgeder (LGBT) yang ditentang dunia Islam. Seperti diketahui, Swedia menjadi salah satu negara yang sangat terbuka untuk kaum LGBT. Bahkan mereka memiliki sejumlah perundang-undangan yang mengatur hal tersebut.
Pendapat mengenai standar ganda serupa juga dilontarkan mantan politisi sayap kanan Belanda bernama Arnoud van Doorn. Pada fenomena akhir-akhir ini terkait pembakaran salinan Al-Qur’an di Swedia dan Belanda, dia melihat adanya standar ganda terhadap muslim.
“Seperti yang Anda ketahui, ada standar ganda terhadap muslim. Jika Anda membakar bendera Israel, itu akan menjadi anti-Semitisme; jika Anda membakar bendera pelangi (LGBT), itu adalah ujaran kebencian. Mereka semua provokatif, itu semua tindak pidana. Tapi jika Anda membakar Al-Qur'an, merusaknya atau mengolok-oloknya dengan cara lain, maka itu adalah kebebasan berekspresi," katanya seperti dikutip Middle East Monitor.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda