Kelompok HAM Tuding Iran Telah Eksekusi 55 Orang Tahun Ini
Minggu, 29 Januari 2023 - 17:05 WIB
TEHERAN - Pihak berwenang Iran telah mengeksekusi 55 orang pada tahun 2023, Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Norwegia mengatakan pada Jumat (27/1/2023). Disebutkan pula, penggunaan hukuman mati yang melonjak bertujuan untuk menciptakan ketakutan ketika protes mengguncang negara.
Seperti dikutip dari AFP, IHR mengatakan telah mengkonfirmasi setidaknya 55 eksekusi dalam 26 hari pertama tahun ini. “Empat orang telah dieksekusi atas tuduhan terkait protes, sementara mayoritas dari mereka yang digantung - 37 narapidana - dieksekusi karena pelanggaran terkait narkoba,” sebut pernyataan IHR.
“Sedikitnya 107 orang masih berisiko dieksekusi atas demonstrasi setelah dijatuhi hukuman mati atau didakwa dengan kejahatan berat,” lanjut pernyataan itu.
Dengan melonjaknya penggunaan hukuman mati oleh Iran dalam beberapa tahun terakhir, IHR berpendapat bahwa “setiap eksekusi oleh Republik Islam bersifat politis” karena tujuan utamanya “adalah untuk menciptakan ketakutan dan teror masyarakat”.
“Untuk menghentikan mesin eksekusi negara, tidak boleh ada eksekusi yang ditoleransi, baik itu politik maupun non-politik,” kata direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam.
Dia menambahkan bahwa kurangnya reaksi dari komunitas internasional berisiko menurunkan biaya politik untuk mengeksekusi pengunjuk rasa.
Para aktivis menuduh Iran menggunakan hukuman mati sebagai instrumen intimidasi untuk memadamkan protes yang meletus pada September setelah kematian Mahsa Amini, 22, yang ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian negara untuk perempuan.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk mengatakan, persenjataan prosedur kriminal Iran untuk menghukum para demonstran "sama dengan pembunuhan yang disetujui negara."
Pada hari Jumat, Amnesty mengatakan tiga orang yang dijatuhi hukuman mati pada bulan Desember telah mengalami penyiksaan "termasuk cambuk, disetrum, digantung terbalik dan ancaman pembunuhan di bawah todongan senjata".
IHR dan kelompok hak asasi lainnya belum mempublikasikan angka eksekusi di Iran untuk tahun 2022. Tetapi IHR mengatakan pada awal Desember, bahwa lebih dari 500 orang telah digantung saat itu – angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Seperti dikutip dari AFP, IHR mengatakan telah mengkonfirmasi setidaknya 55 eksekusi dalam 26 hari pertama tahun ini. “Empat orang telah dieksekusi atas tuduhan terkait protes, sementara mayoritas dari mereka yang digantung - 37 narapidana - dieksekusi karena pelanggaran terkait narkoba,” sebut pernyataan IHR.
“Sedikitnya 107 orang masih berisiko dieksekusi atas demonstrasi setelah dijatuhi hukuman mati atau didakwa dengan kejahatan berat,” lanjut pernyataan itu.
Dengan melonjaknya penggunaan hukuman mati oleh Iran dalam beberapa tahun terakhir, IHR berpendapat bahwa “setiap eksekusi oleh Republik Islam bersifat politis” karena tujuan utamanya “adalah untuk menciptakan ketakutan dan teror masyarakat”.
“Untuk menghentikan mesin eksekusi negara, tidak boleh ada eksekusi yang ditoleransi, baik itu politik maupun non-politik,” kata direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam.
Dia menambahkan bahwa kurangnya reaksi dari komunitas internasional berisiko menurunkan biaya politik untuk mengeksekusi pengunjuk rasa.
Para aktivis menuduh Iran menggunakan hukuman mati sebagai instrumen intimidasi untuk memadamkan protes yang meletus pada September setelah kematian Mahsa Amini, 22, yang ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian negara untuk perempuan.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk mengatakan, persenjataan prosedur kriminal Iran untuk menghukum para demonstran "sama dengan pembunuhan yang disetujui negara."
Pada hari Jumat, Amnesty mengatakan tiga orang yang dijatuhi hukuman mati pada bulan Desember telah mengalami penyiksaan "termasuk cambuk, disetrum, digantung terbalik dan ancaman pembunuhan di bawah todongan senjata".
IHR dan kelompok hak asasi lainnya belum mempublikasikan angka eksekusi di Iran untuk tahun 2022. Tetapi IHR mengatakan pada awal Desember, bahwa lebih dari 500 orang telah digantung saat itu – angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda