Profil Mullah Mohammad Omar, Sosok Pendiri Taliban yang Berani Tantang Uni Soviet dan Amerika
Jum'at, 27 Januari 2023 - 17:15 WIB
JAKARTA - Mullah Mohammad Omar dikenal sebagai sosok penting dalam pendirian Taliban . Dia merupakan pemimpin pertama dari kelompok ekstremis yang saat ini menguasai Afghanistan .
Mengutip laman The Guardian, Jumat (27/1/2023), Mullah Mohammad Omar lahir di Provinsi Kandahar. Sejak kecil, dia sudah ditinggal ayahnya yang meninggal dunia dan membuat Omar harus hidup sebagai kepala keluarga.
Pada perkembangannya, dia menjadi tokoh penting di tempatnya dan menjalankan sebuah sekolah agama. Sejak muda, dia telah banyak bertempur dan sempat terluka beberapa kali.
Luka paling parah diterimanya adalah ketika sebuah roket meledak di sampingnya. Hal tersebut membuatnya harus kehilangan sebelah matanya (bagian kanan).
Saat Uni Soviet melakukan invasi ke Afghanistan pada 1979, Omar bergabung dengan kelompok mujahidin dan langsung mendapat reputasi mentereng. Bersama para siswa agama yang disebut ‘Talib’, dia berjuang melawan invasi Soviet demi negaranya.
Pasca penarikan pasukan Soviet di tahun 1989, Afghanistan beralih ke perang saudara untuk memperebutkan kekuasaan. Sempat bekerja sebagai buruh, dia pada akhirnya ikut beraksi dan merebut kekuasaan di Kandahar.
Pada awal 1994, seorang komandan di daerahnya menculik 2 gadis remaja. Saat itu, Omar merasa berkewajiban untuk menyelamatkan mereka. Akhirnya, dia merekrut sekitar 30 siswa muda atau Talib dan mempersenjatainya untuk menyerang komandan tersebut.
Mengutip laman The Guardian, Jumat (27/1/2023), Mullah Mohammad Omar lahir di Provinsi Kandahar. Sejak kecil, dia sudah ditinggal ayahnya yang meninggal dunia dan membuat Omar harus hidup sebagai kepala keluarga.
Baca Juga
Pada perkembangannya, dia menjadi tokoh penting di tempatnya dan menjalankan sebuah sekolah agama. Sejak muda, dia telah banyak bertempur dan sempat terluka beberapa kali.
Luka paling parah diterimanya adalah ketika sebuah roket meledak di sampingnya. Hal tersebut membuatnya harus kehilangan sebelah matanya (bagian kanan).
Saat Uni Soviet melakukan invasi ke Afghanistan pada 1979, Omar bergabung dengan kelompok mujahidin dan langsung mendapat reputasi mentereng. Bersama para siswa agama yang disebut ‘Talib’, dia berjuang melawan invasi Soviet demi negaranya.
Pasca penarikan pasukan Soviet di tahun 1989, Afghanistan beralih ke perang saudara untuk memperebutkan kekuasaan. Sempat bekerja sebagai buruh, dia pada akhirnya ikut beraksi dan merebut kekuasaan di Kandahar.
Pada awal 1994, seorang komandan di daerahnya menculik 2 gadis remaja. Saat itu, Omar merasa berkewajiban untuk menyelamatkan mereka. Akhirnya, dia merekrut sekitar 30 siswa muda atau Talib dan mempersenjatainya untuk menyerang komandan tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda