Pemimpin Muslim Chechnya Marah soal Seruan Larangan Tentara Rusia Berjenggot
Sabtu, 21 Januari 2023 - 04:11 WIB
MOSKOW - Pemimpin muslim Chechnya Ramzan Kadyrov marah terkait seruan tentara Rusia dilarang memelihara jenggot. Kadyrov menyebut seruan seperti itu provokasi terhadap serdadu muslim yang berjuang membela Moskow dalam perang di Ukraina .
Seruan itu dilontarkan Deputi Duma Negara Viktor Sobolev. Dia mengatakan perlu ada penindakan terhadap para tentara Rusia yang tidak terawat dan tidak bercukur.
Ada juga laporan bahwa para tentara Rusia yang berperang di Ukraina dipaksa untuk mencukur jenggot mereka muncul di saluran Telegram pro-pemerintah awal pekan ini.
Laporan itu dengan cepat ditepis Denis Pushilin, seorang pejabat Republik Rakyat Donetsk—wilayah yang melepaskan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia tahun lalu. Kepala Abkhaz dari unit sukarelawan "Pyatnashka", Akhra Avidzba, juga menepis laporan tersebut.
Kendati demikian, Sobolev bertahan dengan seruannya dalam wawancara dengan outlet berita RBC.
“Ini adalah persyaratan disiplin militer dasar,” tulis RBC mengutip Sobolev, yang merupakan anggota Komite Pertahanan Duma Negara.
“Seorang prajurit dilihat oleh warga sipil, dia harus terlihat teladan. Jika dia berjalan tanpa pakaian dan tidak dicukur, maka itu tidak memujinya baik sebagai pribadi maupun sebagai tentara,” lanjut Sobolev.
Pernyataan Sobolev dengan cepat direspons Kadyrov, yang menilai komentar politisi Rusia tersebut sebagai Islamofobia.
Seruan itu dilontarkan Deputi Duma Negara Viktor Sobolev. Dia mengatakan perlu ada penindakan terhadap para tentara Rusia yang tidak terawat dan tidak bercukur.
Ada juga laporan bahwa para tentara Rusia yang berperang di Ukraina dipaksa untuk mencukur jenggot mereka muncul di saluran Telegram pro-pemerintah awal pekan ini.
Laporan itu dengan cepat ditepis Denis Pushilin, seorang pejabat Republik Rakyat Donetsk—wilayah yang melepaskan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia tahun lalu. Kepala Abkhaz dari unit sukarelawan "Pyatnashka", Akhra Avidzba, juga menepis laporan tersebut.
Kendati demikian, Sobolev bertahan dengan seruannya dalam wawancara dengan outlet berita RBC.
“Ini adalah persyaratan disiplin militer dasar,” tulis RBC mengutip Sobolev, yang merupakan anggota Komite Pertahanan Duma Negara.
“Seorang prajurit dilihat oleh warga sipil, dia harus terlihat teladan. Jika dia berjalan tanpa pakaian dan tidak dicukur, maka itu tidak memujinya baik sebagai pribadi maupun sebagai tentara,” lanjut Sobolev.
Pernyataan Sobolev dengan cepat direspons Kadyrov, yang menilai komentar politisi Rusia tersebut sebagai Islamofobia.
tulis komentar anda