Bantu Rusia, 300 Tentara Chechnya Dikerahkan ke Medan Perang Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov telah mengerahkan sekitar 300 tentaranya ke garis depan pertempuran di Ukraina . Pengerahan itu untuk membantu pasukan Rusia dalam perangnya yang berlarut-larut.
Dalam pengumuman di saluran Telegramnya, yang dikutip kantor berita TASS, Senin (9/1/2023), Kadyrov mengatakan ratusan tentara tersebut merupakan pasukan dari Garda Nasional Chechnya.
"Hari ini, untuk membantu saudara-saudara mereka di garis depan, sekitar 300 petempur OMON [Unit Mobil Tujuan Khusus] Akhmat-1 dari Direktorat Garda Nasional untuk Republik Chechnya telah dikerahkan dari Bandara Internasional Grozny yang diberi nama Pahlawan Rusia Akhmad-Khadzhi Kadyrov," tulis Kadyrov.
Chehcnya adalah wilayah otonom Rusia. Ia memiliki sejarah yang rumit dan berdarah dengan Moskow. Sebelumnya bagian dari Uni Soviet, Chechnya kemudian menegaskan kemerdekaannya dari Moskow saat blok Soviet runtuh.
Selama perang Chechnya kedua pada 1990-an, Rusia, yang kini berada di bawah kendali Vladimir Putin, menegaskan kembali dominasinya atas wilayah separatis tersebut.
Chechnya telah dijalankan oleh Kadyrov sejak dia didukung oleh Putin pada tahun 2007 setelah ayah Kadyrov, pemimpin saat itu, dibunuh oleh gerilyawan Chechnya pada tahun 2004.
Dalam beberapa minggu setelah invasi 24 Februari oleh Rusia ke Ukraina, Kadyrov mengumumkan bahwa dia telah melakukan perjalanan ke negara yang diinvasi itu untuk membantu pasukan Moskow.
Pemimpin republik Kaukasus itu menyerukan pasukan Ukraina dalam video Telegram di awal perang untuk menyerah atau Anda akan dihabisi.
"Pasukan Chechnya akan menunjukkan kepada Anda bahwa praktik Rusia mengajarkan perang lebih baik daripada teori asing dan rekomendasi penasihat militer," katanya, yang dilansir The Guardian.
Pada bulan Oktober, Kadyrov berpendapat Moskow harus mempertimbangkan pengerahan senjata nuklir low-yield di Ukraina, setelah Rusia menarik pasukannya dari kota timur Lyman.
Dalam pengumuman di saluran Telegramnya, yang dikutip kantor berita TASS, Senin (9/1/2023), Kadyrov mengatakan ratusan tentara tersebut merupakan pasukan dari Garda Nasional Chechnya.
"Hari ini, untuk membantu saudara-saudara mereka di garis depan, sekitar 300 petempur OMON [Unit Mobil Tujuan Khusus] Akhmat-1 dari Direktorat Garda Nasional untuk Republik Chechnya telah dikerahkan dari Bandara Internasional Grozny yang diberi nama Pahlawan Rusia Akhmad-Khadzhi Kadyrov," tulis Kadyrov.
Chehcnya adalah wilayah otonom Rusia. Ia memiliki sejarah yang rumit dan berdarah dengan Moskow. Sebelumnya bagian dari Uni Soviet, Chechnya kemudian menegaskan kemerdekaannya dari Moskow saat blok Soviet runtuh.
Selama perang Chechnya kedua pada 1990-an, Rusia, yang kini berada di bawah kendali Vladimir Putin, menegaskan kembali dominasinya atas wilayah separatis tersebut.
Chechnya telah dijalankan oleh Kadyrov sejak dia didukung oleh Putin pada tahun 2007 setelah ayah Kadyrov, pemimpin saat itu, dibunuh oleh gerilyawan Chechnya pada tahun 2004.
Dalam beberapa minggu setelah invasi 24 Februari oleh Rusia ke Ukraina, Kadyrov mengumumkan bahwa dia telah melakukan perjalanan ke negara yang diinvasi itu untuk membantu pasukan Moskow.
Pemimpin republik Kaukasus itu menyerukan pasukan Ukraina dalam video Telegram di awal perang untuk menyerah atau Anda akan dihabisi.
"Pasukan Chechnya akan menunjukkan kepada Anda bahwa praktik Rusia mengajarkan perang lebih baik daripada teori asing dan rekomendasi penasihat militer," katanya, yang dilansir The Guardian.
Pada bulan Oktober, Kadyrov berpendapat Moskow harus mempertimbangkan pengerahan senjata nuklir low-yield di Ukraina, setelah Rusia menarik pasukannya dari kota timur Lyman.