Kemarahan Warnai Setahun Tragedi Feri Sewol
A
A
A
ANSAN - Kemarahan keluarga korban mewarnai peringatan setahun tragedi karamnya kapal feri Sewol di Korea Selatan (Korsel), Kamis (16/4/2015). Kemarahan keluarga korban itu membuat upacara mengenang setahun tragedi feri Sewol nyaris dibatalkan.
Reaksi keluarga korban itu sekaligus sebagai protes keras terhadap respons Pemerintah Korsel atas musibah itu. Sebuah kelompok yang mewakili keluarga korban mengatakan, bahwa Pemerintah Korsel telah membiarkan mereka terpukul lagi dengan tidak mengumumkan evakuasi kapal.
Padahal evakuasi atau pengangkatan kapal itu mereka harapkan untuk menemukan jenazah sembilan korban yang masih hilang. Pemimpin kelompok itu mengutip pernyataan Presiden Korsel, Park Geun-hye yang memutuskan untuk tidak menghadiri peringatan setahun tragedi kapal feri Sewol tanpa alasan yang jelas.
Presiden Park hari ini diinformasikan mengunjungi pelabuhan barat daya Jindo, yang menjadi “kamar mayat darurat” ketika kapal itu karam 16 April tahun lalu.
”Kami ingin mengatakan betapa kecewanya kita bahwa pemerintah dan presiden telah membuat keluarga (korban) tidak mungkin untuk terus mendapat pelayanan dalam peringatan ini,” kata pemimpin kelompok itu, Yoo Gyoung-geun, seperti dilansir Reuters.
”Mereka harus mengambil tanggung jawab,” kesal Yoo terhadap Pemerintah Korsel. Kapal dengan berat 6.800 ton itu karam ketika membawa ratusan orang yang sebagian besar para siswa dari Incheon menuju Jeju. Kapten dan kru kapal telah dinyatakan besalah dalam musibah itu, karena dianggap lalai.
Reaksi keluarga korban itu sekaligus sebagai protes keras terhadap respons Pemerintah Korsel atas musibah itu. Sebuah kelompok yang mewakili keluarga korban mengatakan, bahwa Pemerintah Korsel telah membiarkan mereka terpukul lagi dengan tidak mengumumkan evakuasi kapal.
Padahal evakuasi atau pengangkatan kapal itu mereka harapkan untuk menemukan jenazah sembilan korban yang masih hilang. Pemimpin kelompok itu mengutip pernyataan Presiden Korsel, Park Geun-hye yang memutuskan untuk tidak menghadiri peringatan setahun tragedi kapal feri Sewol tanpa alasan yang jelas.
Presiden Park hari ini diinformasikan mengunjungi pelabuhan barat daya Jindo, yang menjadi “kamar mayat darurat” ketika kapal itu karam 16 April tahun lalu.
”Kami ingin mengatakan betapa kecewanya kita bahwa pemerintah dan presiden telah membuat keluarga (korban) tidak mungkin untuk terus mendapat pelayanan dalam peringatan ini,” kata pemimpin kelompok itu, Yoo Gyoung-geun, seperti dilansir Reuters.
”Mereka harus mengambil tanggung jawab,” kesal Yoo terhadap Pemerintah Korsel. Kapal dengan berat 6.800 ton itu karam ketika membawa ratusan orang yang sebagian besar para siswa dari Incheon menuju Jeju. Kapten dan kru kapal telah dinyatakan besalah dalam musibah itu, karena dianggap lalai.
(mas)