Dikira Teroris, Pria Bersenjata Bunuh Diri di Depan Capitol
A
A
A
WASHINGTON - Seorang pria bersenjata bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri di depan Gedung Capitol Amerika Serikat, Sabtu waktu setempat atau Minggu (12/4/2015) WIB. Aksi pria bersenjata itu sempat dikira teroris dan membuat kompleks Capitol ditutup dua jam.
Petugas keamanan curiga karena pria bersenjata itu mengenakan tas ransel dan membawa koper. Kepala Kepolisian Capitol, Kim Dine, mengatakan, pria itu melepaskan tembakan tunggal terhadap dirinya sendiri.
Penyebab pria bersenjata itu bunuh diri belum diketahui. Lantaran dikira aksi terorisme, seorang ahli penjinak bom dikirim untuk memeriksa koper dan tas ransel milik pria tersebut.
Setelah pemeriksaan itu, polisi memastikan aksi bunuh diri tersebut tidak terkait dengan aksi terorisme. Kompleks Gedung Capitol yang sempat ditutup dua jam akhirnya dibuka kembali untuk umum.
"Tampaknya tidak ada hubungannya dengan terorisme atau hal apapun terkait dengan itu,” kata Dine, seperti dikutip Reuters.
Insiden bunuh diri pria bersenjata yang identitasnya belum dirilis polisi itu terjadi saat beberapa anggota parlemen berada di dalam Kota Washington. Namun, kota itu penuh sesak dengan turis yang mengunjungi Festival Cherry Blossom.
Meski sempat ditutup dua jam, para para pengunjung Washington mengaku tidak terganggu. Robert Bishop, seorang pengembang real estatedari Annapolis, Maryland, yang mengunjungi Washington, mengatakan, pria bersenjata yang bunuh diri sempat menyampaikan beberapa kata terkait masalah sosial.
“Dia mengatakan, terima kasih untuk pajak satu persen,” kata Bishop. Batas waktu bagi warga AS untuk melaporkan pajak mereka sampai hari Rabu. Pria itu bunuh diri di samping air mancur di dekat Gedung Capitol. ”Semua orang mulai merunduk dan mulai berlari,” ujar Bishop.
Petugas keamanan curiga karena pria bersenjata itu mengenakan tas ransel dan membawa koper. Kepala Kepolisian Capitol, Kim Dine, mengatakan, pria itu melepaskan tembakan tunggal terhadap dirinya sendiri.
Penyebab pria bersenjata itu bunuh diri belum diketahui. Lantaran dikira aksi terorisme, seorang ahli penjinak bom dikirim untuk memeriksa koper dan tas ransel milik pria tersebut.
Setelah pemeriksaan itu, polisi memastikan aksi bunuh diri tersebut tidak terkait dengan aksi terorisme. Kompleks Gedung Capitol yang sempat ditutup dua jam akhirnya dibuka kembali untuk umum.
"Tampaknya tidak ada hubungannya dengan terorisme atau hal apapun terkait dengan itu,” kata Dine, seperti dikutip Reuters.
Insiden bunuh diri pria bersenjata yang identitasnya belum dirilis polisi itu terjadi saat beberapa anggota parlemen berada di dalam Kota Washington. Namun, kota itu penuh sesak dengan turis yang mengunjungi Festival Cherry Blossom.
Meski sempat ditutup dua jam, para para pengunjung Washington mengaku tidak terganggu. Robert Bishop, seorang pengembang real estatedari Annapolis, Maryland, yang mengunjungi Washington, mengatakan, pria bersenjata yang bunuh diri sempat menyampaikan beberapa kata terkait masalah sosial.
“Dia mengatakan, terima kasih untuk pajak satu persen,” kata Bishop. Batas waktu bagi warga AS untuk melaporkan pajak mereka sampai hari Rabu. Pria itu bunuh diri di samping air mancur di dekat Gedung Capitol. ”Semua orang mulai merunduk dan mulai berlari,” ujar Bishop.
(mas)