Di Thailand, Wanita Selfie Bawah Dada Bakal Dipenjara
A
A
A
BANGKOK - Pemerintah militer Thailand memperingatkan setiap wanita di negara itu untuk tidak selfie bagian bawah dada yang sedang jadi tren. Jika nekat, mereka terancam hukuman penjara hingga lima tahun.
Selfie semacam itu dianggap melanggar Undang-Undang Kejahatan Komputer Negara. Pada tahun 2007, Thailand menerbitkan UU itu untuk melarang setiap materi yang memicu kepanikan publik termasuk materi cabul dan materi lain yang menganggu keamanan negara.
Ancaman penjara hingga lima tahun itu disampaikan pihak Kementerian Budaya Thailand. ”Ketika orang-orang mengambil ’selfies bawah payudara’ tidak ada yang bisa melihat wajah mereka,” kata juru bicara kementerian itu, Anandha Chouchoti kepada Reuters.
”Jadi dengan seperti itu, kita tidak tahu (foto) ini milik siapa dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama,” katanya lagi, yang dilansir Selasa (17/3/2015).
”Kita hanya bisa memperingatkan orang-orang untuk tidak melakukan itu. Tindakan seperti itu tidak pantas,” lanjut Chouchoti.
Kementerian tersebut telah lama dikritik karena terlalu bersemangat untuk menyensor film, musik, televisi, dan beberapa praktik budaya Barat dalam upaya untuk melestarikan nilai-nilai tradisional Thailand.
Selfie semacam itu dianggap melanggar Undang-Undang Kejahatan Komputer Negara. Pada tahun 2007, Thailand menerbitkan UU itu untuk melarang setiap materi yang memicu kepanikan publik termasuk materi cabul dan materi lain yang menganggu keamanan negara.
Ancaman penjara hingga lima tahun itu disampaikan pihak Kementerian Budaya Thailand. ”Ketika orang-orang mengambil ’selfies bawah payudara’ tidak ada yang bisa melihat wajah mereka,” kata juru bicara kementerian itu, Anandha Chouchoti kepada Reuters.
”Jadi dengan seperti itu, kita tidak tahu (foto) ini milik siapa dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama,” katanya lagi, yang dilansir Selasa (17/3/2015).
”Kita hanya bisa memperingatkan orang-orang untuk tidak melakukan itu. Tindakan seperti itu tidak pantas,” lanjut Chouchoti.
Kementerian tersebut telah lama dikritik karena terlalu bersemangat untuk menyensor film, musik, televisi, dan beberapa praktik budaya Barat dalam upaya untuk melestarikan nilai-nilai tradisional Thailand.
(mas)